Kabupaten
Aceh Barat Daya (Abdya) adalah salah satu kabupaten di Nanggroe Aceh Darussalam
yang berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues di sebelah utara, Kabupaten Aceh
Selatan dan Samudera Hindia di Sebelah Selatan, Kabupaten Nagan Raya di sebelah
barat dan Kabupaten Gayo Lues di sebelah timur.
Kabupaten
Aceh Barat Daya mengandalkan sektor pertanian dan perdagangan untuk
kelangsungan perekonomiannya. Hal ini ditunjang dengan posisinya yang dangat
strategis dijalur dagang kawasan barat Aceh, khususnya kota Blangpidie yang
sejak dulu menjadi pusat perdagangan di pantai barat Aceh.
kabupaten
Aceh Barat Daya juga memiliki berbagai potensi pariwisata alam dan budaya
karena posisinya yang berada diantara pantai Samudera Hindia dan Bukit Barisan
yang hijau.
Selain
itu Kabupaten Aceh Barat Daya dapat juga dikembangkan sebagai kawasan
agroindustri, agribisnis dan peternakan terpadu serta sektor lain yang akan
berkembang.
#1 BENDUNGAN KRUENG SUSOH
Irigasi
Teknis Krueng Baru, Kecamatan Lembah Sabil Kritis dan Bendungan Irigasi Teknis
Krueng Susoh (Kuta Tinggi), Blangpidie, Aceh Barat Daya (Abdya) semakin
terancam keselamatannya akibat aktifitas penambangan galin C semakin tidak
terkendali. Masalah yang berdampak
buruk terhadap nasib ribuan petani itu perlu segera ditertibkan
Perlu segera dilakukan penertiban aktifitas
penambangan galin C sepanjang aliran Krueng Baru atau lokasi perbatasan
Kabupaten Adbya dengan Aceh Selatan dan aliran Krueng Susoh, Blangpidie.
Aktifitas penambangan galian C tidak terkendali telah mengakibatkan intake
(mulut tangkapan air) irigasi teknis Krueng Baru menjadi kritis.
#2 Krung Baru
Karena
intake menjadi tinggi akibat terjadinya penurunan permukaan air sungai setelah
galian C ditambang secara terus-menerus di kawasan tidak berapa jauh dari mulut
tangkapan air irigasi yang memasok kebutuhan air untuk ribuan sawah Kecamatan
Lembah Sabil dan Kecamatan Manggeng. Bukan hanya itu, aliran Krueng Baru yang
memasok kebutuhan air sawah arah Kecamatan Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan
juga mengalami nasib yang sama.
Kritisnya
mulut tanggapan Irigasi Krueng Baru mengakibatkan pasokan air sawah kawasan
Lembah Sabil dan Manggeng berkurang drastis akhir-akhir ini. Padahal, areal
sawah yang sedang ditanam padi sangat membutuhkan air. Tidak terkendalinya
penambangan galian C kawasan itu juga membahayakan tiang jembatan yang
membentang tinggi di atas aliran Krueng Baru
Pesona Krueng Baru dari atas jembatan
#3 KRUENG BABAHROT
KruengBabahrot merupakan sungai indah yang memanjang, yang mengalir dari pegunungan
yang hijau, air yang bersih dan sejuk akan terlihat ketika melintasi jembatan
panjang Krueng Babahrot. Panorama alam yang sangat indah dan asri ini menjadi
pesona dan daya taril tersendiri bagi pengunjung-pengunjung yang datang ke
daerah Krueng Babahrot ini denganluas sekitar 8,5 Ha dan juga dilengkapi dengan
fasilitas penunjang pariwisata berupa kantin dan rumah makan
#4 TUGU PERJUANGAN TEUNGKU PEUKAN
Tugu Perjuangan Teungku Peukan
Tugu
Perjuangan Teungku Peukan merupakan Tugu yang terdapat di Kabupaten Aceh Barat
Daya yang dibangun untuk mengenang Tengku Peukan yang tewas tanggal 11
September 1926 dalam sebuah penyerangan ke Biyak/ Tangse Belanda di Blangpidie.
Teungku Peukan merupakan seorang ulama yang berpengaruh dan kharismatik. Beliau
merupakan sosok pejuang perintis kemerdekaan yang pantang menyerah.
Kuburan Teungku Pekan
Terletak tepat di tengah-tengah Kota Blang Pidie, depat Mesjid Jami' Agung Blang Pidie
6.
AIR TERJUN PANTON CUT
Air Terjun Panton Cut merupakan objek
wisata yang ramai dikunjungi masyarakat pada akhir pekan. Air terjun Panton Cut
ini berlokasi di Desa Jeumpa Panton Mue, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh
Barat Daya. Lokasi Wisata ini Luasnya sekitar 35 Ha dan air terjun ini
mempunyai ketinggian kurang lebih 5 meter dari alur sungai pegunungan Panton
Cut. Segarnya udara alam disekitar lokasi tersebut menjadi salah satu tujuan
masyarakat untuk berwisata.
7.
PANTAI CEMARA INDAH
Pantai Cemara Indah merupakan pantai yang
selain pasir pantainya yang indah, disini juga tersedia Taman Rekreasi yang
merupakan salah satu objek wisata rekreasi keluarga. Pantai Cemara indah ini
ramai dikunjungi tidak hanya dari masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya saja,
tetapi juga dari luar daerah, terutama dihari-hari libur dan akhir pekan.
Lokasi wisata ini sedang dalam tahap pembangunan yang nantinya akan menjadi
objek wisata yang terus berkembang. Fasilitas yang tersedia saat ini adalah
warung makan, balai tempat berteduh, bangku taman, tempat permainan anak,
lapangan olah raga dan musholla. Disamping itu pelayanan sarana air bersih,
listrik dan telepon juga tersedia dilokai wisata ini.
8.
PANTAI PUSONG SANGKALAN (PANTAI BALI)
Pantai Pusong Sangkalan berjarak 3 Km dari
Kota Blangpidie, ibukota Kabupaten Aceh Barat Daya. Pantai Pusong Sangkalan
berhadapan dengan Samudera Hindia masih sangat asri bersih, pasirnya yang
bersih dan agak kasar.
Pesona Pantai Pusong Sangkalan
Nama Pusong digunakan karena di Samudare
Hindia dengan jarak 1 Km dari bibir pantai terdapat "Pusong" (Pulau
Gosong). Sangkalan adalah nama wilayah permukiman dimana pantai itu berada.
Selain nama tersebut pantai ini dikenal juga dengan nama PantaiBali.
Nama pantai Bali sebenarnya bukan nama
yang resmi, menurut penduduk setempat banyak yang menyebutnya karena keindahan
pantai tersebut tidak kalah indah dengan keindahan pantai di Bali. Ada juga
yang berpendapat karena ketika pertama kali dibuka sebagai kawasan wisata, banyak
wisata mancanegara yang datang menikmati keindahan pantai dengan bermain
selancar dan berjemur ria dengan menggunakan bikini yang dianggap tabu oleh
masyarakat setempat, mereka tidak ingin Pantai Pusong Sangkalan dijadikan
sebagai kawasan wisata seperti di Bali yang sangat bebas dan merusak tatanan
budaya setempat.
Kalau anda mengunjungi pantai ini di pagi
hari jam 06.00 sampai dengan jam 10.00 WIB kita akan berkesempatan melihat
nelayan tradisional yang sedang "Tarek Pukat" (menjaring ikan
dengan pukat yang ditarik dari laut ke darat). Sebuah tontonan yang menarik
juga melihat dua kelompok nelayan yang menarik masing-masing ujung pukat ke
daratan, Kelompok nelayan yang berjumlah 10 sampai 15 orang ini menarik pukat
sambil mengeluarkan suara-suara teriakan kecil dan melantunkan syair-syair yang
sangat indah.
Ombaknya yang besar sangat menantang untuk
bermain selancar. Air lautnya yang biru sangat indah dan membuat mata betah
berlama-lama memandang lautan lepas yang tak bertepi itu. Kebesaran Tuhan semakin
dashyat ketika senja hari menikmati indahnya sunset.
9.
PULAU PUSONG SANGKALAN
Pesona Pulau Pusong Sangkalan
Sungguh indah Bumi Aceh, mempunyai
berbagai objek alam wisata yang sangat indah, salah satunya adalah Pulau PusongSangkalan. Pulau Pusong Sangkalan adalah pulau kecil seluas 1 Km2 yang dulunya
hanyalah daratan kecil yang gersang dan dikelilingi hamparan karang yang sangat
indah. Hamparan-hamparan karang tersebut dua kali lebih luas dari daratannya
dan bila air sedang surut kita bisa berjalan diatasnya dengan air setinggi
lutut.
Menjelajahi hamparan karang yang sangat
indah membuat kita bisa melupakan waktu, kita bisa melihat ikan-ikan karang
yang beraneka warna dan bentuk, belum lagi kalau kita menyelam, sungguh akan
menemukan taman laut yang sangat luas dan indah serta tentunya masih perawan.
Untuk mencapai pulau tersebut saat ini tidak ada angkutan khusus kesana, kita
bisa menumpang perahu atau menyewa satu perahu motor sekitar RP.
300.000,00/hari.
Sayang sekali obyek wisata yang indah ini
masih belum mendapat perhatian baik dari para pengusaha maupun pemerintah
daerah setempat. Bahkan bisa dikatakan tidak ada pengelolaan dan publikasi
sedikitpun dari Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya. Padahal obyek wisata ini
akan menarik perhatian wisata ini akan menarik perhatian wisatawan lokal bahkan
mancanegara yang tentunya bisa menjadi pendapatan daerah dan juga bisa
memperbaiki ekonomi masyarakat setempat.
Ayoooo kita Intip pulau gosong dari dekat
#10 TARI RATEB MEUSEUKAT
Tari Rateb Meuseukat merupakan salah satu
tarian Aceh yang berasal dari Aceh Barat Daya. Nama Rateb Meuseukat berasal
dari bahasa Arab yaitu rateb asal kata ratib artinya ibadah dan meuseukat asal
kata sakat yang berarti diam.
Tari Rateb Meuseukat ini diciptakan gerak
dan gayanya oleh anak Teungku Abdurrahim alias Habib Seunagan (Nagan Raya),
sedangkan syair atau ratebnya diciptakan oleh Teungku Chik di Kala, seorang
ulama di Seunagan yang hidup pada abad ke XIX. Isi dan kandungan syairnya
terdiri dari sanjungan dan puji-pujian kepada Allah dan sanjungan kepada Nabi.
Dimainkan oleh sejumlah perempuan dengan pakaian adat Aceh, tari ini banyak
berkembang di Meudang Ara Rumoh Baro di Kabupaten Aceh Barat Daya.
Pada mulanya Rateb Meuseukat dimainkan
sesudah selesai mengaji pelajaran agama malam hari dan juga hal ini tidak
terlepas sebagai media dakwah.
Permainannya dilakukan dalam posisi duduk dan
berdiri. Pada akhirnya juga permainan Rateb Meuseukat itu dipertunjukkan juga
pada upacara agama dan hari-hari besar, upacara perkawinan dan lain-lainnya
yang tidak bertentangan dengan agama.
Saat ini, tari ini merupakan tari yang
paling terkenal di Indonesia. Hal ini dikarenakan keindahan, kedinamisan dan
kecepatan gerakannya. Tari ini sangat sering disalahartikan sebagai tari Saman
milik suku Gayo. Padahal antara kedua tari ini terdapat perbedaan sangat jelas.
Perbedaan utama antara tari Rateb Meuseukat dengan Tari Saman ada tiga, yaitu :
1. Tari
Saman menggunakan bahasa Gayo, sedangan tari Rateb Meuseukat menggunakan bahasa
Aceh;
2. Tari
Saman dibawakan oleh laki-laki, sedangkan tari Rateb Meuseukat dibawakan oleh
perempuan;
3. Tari
Saman tidak diiringi oleh alat musik, sedangkan tari Rateb Meuseukat diiringi
oleh alat musik, yaitu rapa'i dan geundrang [edi munawar]