Seorang istri adalah penyejuk bagi suaminya. Namun, terkadang justru kegelisahan seorang suami berasal dari istrinya sendiri. Stres di tempat kerja, tekanan atasan, kerugian bisnis, bersitegang dengan rekan kerja, bisa terobati dirumah oleh seorang istri. Sebaliknya, meski di kantor tidak ada masalah, tetapi bila di rumah istri membebani suami dengan masalah-masalah kecil yang dibuat seolah-olah maslaah besar, stress itu akan lahir dengan sendirinya.
Salah satu ciri istri yang tidak bisa menyenangkan suami adalah mudah marah atau ngambek. Istri yang selalu marah-marah adalah istri yang tidak bisa menyamankan suaminya. Seringkali seorang suami terpaksa melakukan sesuatu diluar kemampuannya, seperti meminjam uang karena harus menuruti permintaan istrinya yang tidak realistis.
Ciri lainnya adalah ketidakmampuan istri untuk membina hubungan harmonis dengan mertua atau saudara ipar. Tidak dipungkiri, terkadang orangtua atau saudara kandung suami tinggal bersama dalam satu rumah. Konflik antara mertua dan istri terkadang juga sulit untuk dihindari. Dalam hal ini, seorang lelaki bingung untuk membela ibunya atau istrinya. Diperlukan kedewasaan dalam bersikap untuk menentukan hal tersebut. Namun, bila istri terus-menerus mengutarakan ketidaksukaan terhadap mertuanya, bahkan dalam tingkat tertentu, ini bisa melahirkan ketidaknyamanan dalam diri suami.
Menyenangkan suami tidak perlu sesuatu yang mewah. Cinta kepada suami bisa diwujudkan dengan cara bagaimana suami bisa terus merasa nyaman dengan kehadiran istri. Salah satunya adalah dengan wajah yang menyenangkan dan penampilan yang rapih.
Senyuman adalah cara sederhana untuk menyenangkan suami. Tidak ada obat kegelisahan dan kelelahan hidup yang paling ampuh bagi suami kecuali senyuman seorang istri yang shalihah.
“Sebaik-baik perempuan (istri) ialah yang menyenangkanmu jika engkau memandangnya.” (HR Thabrani)
*Diolah dari Buku Pintar Suami – Istri Mempesona karya Hepi Andi Bastoni