Test Footer 1

Thursday 13 June 2013

Gudang

Perempuan, Mengejar atau Dikejar Cinta?

Emansipasi seringkali dikaitkan dengan urusan cinta. Perempuan sekarang banyak yang mulai berpandangan "terbuka" dalam sebuah hubungan, termasuk mengekspresikan cinta. Tapi, benar nggak sih, perempuan menyatakan cinta lebih dulu termasuk emansipasi? Atau, emansipasi hanya digunakan sebagai kedok agresivitas?

"Aku mungkin masih berpikiran kolot. Tapi, menyatakan cinta lebih dulu masih kuanggap nggak wajar. Ini buatku berhubungan dengan harga diri. Sudah kodratnya laki-laki yang meminta, bukan sebaliknya. Tapi, kalau ada perempuan memilih menyatakan perasaan lebih dulu nggak masalah. Masing-masing punya alasan dan pandangan." (Galih, 21 tahun)

"Aku sendiri nggak akan pernah mau nyatain perasaanku ke calon pasangan. Udah resmi jadi pasangan aja aku masih gengsi bilang sayang. Aku lebih nyaman menunjukkannya lewat tindakan." (Kornet, 27 tahun)

"Memang rasanya aneh, tapi aku akhirnya lebih dulu bilang sayang ke pacarku sekarang. Pertama, aku merasa sudah dekat sekali dengannya. Kedua, keburu pindah kerja ke luar kota, jadi butuh kepastian. Nggak enak kan, ya, kalau digantung." (Yussie, 23 tahun)
Masing-masing permpuan memang punya alasan dan pandangan. Sah saja bila kamu menyatakan terlebih dulu. Ada juga kan, tipe laki-laki yang terlalu takut mengungkapkan isi hatinya. Mereka bisa jadi menunggu respon positif, memastikan perasaanmu dulu, sementara kebanyakan perempuan ingin sebuah kepastian.
Menurut Fuad Nashori, Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, ada dua tipe perempuan, terbuka (ekstrovert) dan tertutup ( introvert)> Perempuan ekstrovert cenderung bisa mengungkapkan perasaannya, terutama lewat tindakan. Tapi, tak jarang juga yang menyatakan dengan gamblang. Berkebalikan dengan perempuan introvert yang cenderung menyimoan sendiri apa yang ia rasakan pada seseorang. Jadi, pilihan menyatakan perasaan atau tidak juga bisa dikaitkan dengan sifat dasar perempuan.

Nah, bagaimana dengan perempuan yang berjuang mati-matian mendapatkan laki-laki? Semasa kuliah, teman saya mencintai laki-laki yang pada waktu itu sedah punya pacar. Karena laki-laki dan pacarnya saat itu termasuk populer di kampus, dia menahan perasaan karena merasa nggak mungkin bisa mendapatkan laki-laki itu.

Tapi usahanya nggak berhenti. Dia masih terus mencari informasi, sampai suatu saat dia mendapat kabar laki-laki itu putus dari kekasihnya. Dia pun bergerak cepat. Awalnya dengan kedok menghibur, lalu dalam 18 hari kedekatan mereka, teman saya memberanikan diri menyatakan perasaannya. Gayung bersambut, laki-laki itu menerima. Celakanya, dia cuman menjadikan teman saya sebagai pelarian sambil terus berusaha kembali ke mantan pacarnya. kalau kamu kira teman saya akan sakit hati dan memilih pergi, kamu salah. Teman saya masih dengan setia mendampingi laki-laki itu, walaupun dia tahu semua usaha yang dilakukan laki-laki itu untuk bisa mendekati mantannya lagi. Dia korbankan semua. Semuanya termasuk nggak diakui sebagai pacar di kampus karena takut hubungan itu diketahui mantannya.

Akhirnya, ketika laki-laki itu nggak mendapat respon positif dari sang mantan, apa yang dilakukannya? Kembali ke teman saya. Sebagian dari kita pasti akan menolaknya mentah-mentah. Dia menyia-nyiakan teman saya lalu kembali lagi ketika butuh tempat bersandar dan karena memang nggak punya kesempatan kembali ke mantannya lagi. Tapi nggak dengan teman saya yang mau menerima laki-laki itu. Dengan segala perjuangannya bersabar hingga meminta dukungan keluarga besar si laki-laki, teman saya berhasil mempertahankan laki-laki yang dia cintai, tapi dengan perasaan laki-laki itu pada teman saya. [edi munawar]
Read More
Gudang

HAMIL DULU, ANTARA PILIHAN, GAYA HIDUP, ATAU "KECELAKAAN"


"Saat SMA, beberapa teman dikeluarkan dari sekolah karena ketahuan hamil," cerita Dika (23 tahun, SPA therapist).  Tujuh tahun lalu masih nggak habis pikir ya, masih asing. tapi zaman sudah beda. Aku sampai lupa berapa banyak temanku yang begitu. Beberapa jadi keluarga normal dan bahagia, tapi bebrapa juga gagal mempertahankan pernikahan yang dasarnya insiden itu." Ya, fenomena hamil lebih dulu, dulu memang sangat tabu dan jadi aib terbesar yang harus dihindari siapa pun. Dan kalau aib terbongkar, sama saja dengan rela mendapat label baru yang akan melekat selamanya, dari nggak bermoral, berbuat zinah, kurang perhatian, dan label lain yang negatif.


Ratri (24 tahun, programmer), saat itu harus putus sekolah karena kehamilannya, padahal tinggal mengikuti UAN sebagai syarat kelulusan SMA. "Aku dulu malu banget dan sempat mengasingkan diri sampai anakku berumur 2 tahun. Dari sana aku belajar banyak hal. Kalau dulu yang ada cuma nafsu, setelah itu aku harus berjuang, dari ikut ujian susulan, kuliah, sampai sekarang bisa bekerja." Ratri memang masih punya semangat yang tinggi untuk maju setelah "musibah" hamil lebih dulu itu datang, apalagi suaminya sangat mendukungnya.


Berbeda dengan teman SMA saya, Mutia (25 tahun, sales marketing). Hamil lebih dulu memang jadi pilihan aar mendapat restu menjalin hubungan dengan sang pacar. Sayang, bukannya restu yang didapat, tapi keluarganya malah makin benci dengan sang pacar. "Aku korbankan semua. Ketika hamil, aku pikir itu anugerah buatku, ternyata sebaliknya. Aku sempat kabur karena dilarang berhubungan lagi dengan pacarku. Setelah kembali ke rumah dan melahirkan, kadang aku masih curi-curi bertemu dengan pacar supaya anakku kenal dengan ayah kandungnya. Tiga tahun kemudian aku hamil lagi dengan orang yang sama karena pertemuan intens kami. Tapi, restu nggak juga kudapat. Sekarang buah cinta kami sudah dua, dan kami merasa seperti keluarga kecil normal lainnya. Terus sama-sama walaupun nggak tinggal satu rumah dan harus bertemu sembunyi-sembunyi," Mutia berbagi kisah.

Kasus lainnya dialami Pipit (27 tahun, tour operation staff), yang sama sekali nggak berpikir akan menikah muda sampai janin ada di perutnya. "Ini kecelakaan. Aku mabuk saat melakukannya, dan aku terpaksa menikah cuma untuk menyelamatkan nama keluargaku. Mungkin memang karena nggak dilakukan dengan perencanaan yang matang dan mentalku belum siap, kami akhirnya berpisah setelah 6 tahun bersama. Jujur, ini seperti impianku sejak dulu, jadi single mother. Aku menikmatinya, sih, walau kadang nggak tega dengan keluargaku yang sering jadi cibiran orang," papar Pipit.

Pandangan orang-orang yang mengalaminya langsung dengan melihat dari luar sudah pasti berbeda. "Tiap orang punya pilihan masing-masing dan kita, menerima atau nggak, wajib menghargai pailihan itu. Memang, hidup normal dan sewajarnya lebih nyaman, tapi banyak orang yang membutuhkan proses belajar itu. Artinya, harus jatuh dulu supaya tahu bagaimana harus bersikap." ujar Anti, mahasiswi pascasarjana psikologi di sebuah unir=versitas swasta. Anti berharap pemikiran orang lebih terbuka terhadap mereka yang mungkin orang terlihat mulai terbiasa dengan fenomenaitu, tapi tetap saja yang namanya hukum sosial itu akan terus ada, contohnya dalam bentuk cibiran, ejekan, sampai omongan dibelakang. Padahal, keluarga yang mengalaminya pasti juga merasakan saat-saat terberat dan butuh dukungan."

Terakhir, kami coba bertanya pada Kinas (26 tahun, ibu rumah tangga), yang juga hamil dulu sebelum resmi menikah dengan tunangannya, mengenai pelajaran apa yang diperolehnya dari kejadian itu. "Sumpah, berhubungan dengan pasangan lebih baik sewajarnya saja supaya nggak durhaka dan meraa sangat bersalah pada orang tua, terutama mama. Aku merasakannya saat proses melahirkan. rasa sakit yang laur biasa bersatu dengan penyesalan karena mengecewakan mama yang melahirkan aku dengan susah payah. Kenikmatan saat berhubungan intim sama sekali nggak ada artinya setelah benar-benar harus menanggung resiko dari nafsu sesaatmu itu."

Buat mereka semua yang pernah merasakan sensasi mengetahui kehamilan tanpa suami, hamil lebih dulu merupakan gaya hidup atau aib, sih? beberapa tertawa ketika mendengar pertanyaan ini, tapi Pipit langsung menyambar dengan jawaban spontan, "Berhubungan intim dengan pacar sih, bagian dari gaya hidup, tapi begitu hamil beneran jadi aib!" Setuju dengan Pipit, atau punya pandangan lain,?. [edi]
Read More
Gudang

Misi kristenisasi di Indonesia : Menyambut impian 2020 sebagai tahun tuaian (masa panen) Kristen

Dari Sepanyol, Portugis hingga VOC
  Oleh: Ustadz Bernard Abdul Jabbar, Mantan Missionaris Kristen 
Riwayat kristenisasi di Indonesia serentang dengan datangnya penjahat kolonial, selama lebih dari tiga abad Indonesia dijajah oleh Spanyol, Portugis, Belanda dan Inggris. Status sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia sekaligus memiliki kekayaan alam yang melimpah menjadikan Indonesia menjadi ladang subur dan target penting bagi misionaris dan kolonialis, ibaratnya Indonesia adalah bunga desa yang banyak dipuja yang menjadi rebutan.
VOC atau perusahaan Belanda  di Hindia Timur yang dibentuk pada tahun1602 merupakan wakil imperialisme di Asia Tenggara.  Latourette dalam “A History of Cristianity” mengakui,” prinsip dan kaidah Kristen dalam kebijakan-kebijakan imperialisme memerankan peranan yang sangat banyak “.  Aqib Suminto dalam Politik Islam Hindia Belanda menuturkan bagaimana pada 1661 VOC melarang umat Islam untuk melaksanakan ibadah Haji, kebijakan ini merupakan realisasi anjuran Bogart, seorang Katholik ekstrim di parlemen Belanda.  Bogart menilai para haji sangat berbahaya secara politis, karena itu melarang perjalanan ibadah haji jauh lebih baik ketimbang menembak mati para haji itu.
Dalam menjalankan misi kristenisasi, VOC meniru cara-cara yang dilakukan Spanyol dan Portugis yaitu cara memaksa, penjajah Belanda memaksa rakyat pribumi untuk menerima ajaran Kristen, sebaliknya jika ada belanda yang masuk Islam maka akan dihentikan  segala pembelanjaannya dan orang itu akan ditangkap dan dikeluarkan dari wilayahnya. Perlindungan kaum imperialis kepada misionaris memiliki posisi penting dimasyarakat,Ketika Indonesia merdeka, orang orang Kristen menduduki jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan dan memiliki pengaruh besar dalam percaturan politik.
Perubahan dalam mukadimah UUD 45 dari ”Ketuhanan yang Maha Esa dengan menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa”, merupakan contoh kuatnya pengaruh Kristen di Indonesia,.  Selanjutnya setiap rancangan undang-undang atau peraturan pemerintah yang dianggap menguntungkan kaum Muslimin selalu ditolak keras oleh kalangan Kristen, misal dalam rencana undang undang peradilan agama1989.  Sebaliknya, yang dianggap dapat menjauhkan kaum Muslimin dari ajaran Islam selalu didukung penuh, seperti dalam perdebatan RUU perkawinan 1973.   Juga berbagai konflik sejak dulu sampai sekarang yang melibatkan pemeluk Islam dan Kristen di Kalimantan , NTT, Poso, Maluku, Irian, Ambon, sebenarnya adalah buah dari aktivitas Kristenisasi yang tak kunjung padam dan dipadamkan.  Lebih lagi ketika mereka mencanangkan untuk menguasai Indonesia menjadi Negara Kristen sebagai batas target tahun2020 dijadikan sebagai tahun tuaian(panenan) untuk menjadikan Indonesia menjadi 50% orang Kristen dan 50% orang  Islam maka mereka mengupayakan pulau Kalimantan menjadi Island Christ (pulau Kristus), Manokrawi menjadi kota Injil, Papua atau Irian menjadi tanah Yesus.  Bahkan dalam Jubelium memperingati 150 tahun Berdirinya HKBP pada hari Minggu tanggal 4 Desember 2011 di gelora senayan, yang juga di hadiri oleh Presiden Susilo Bambang  Yudoyono,  Ephorius(pemimpin) HKBP meminta untuk menjadikan Tapanuli utara sebagai propinsi tersendiri yang akan dipimpin oleh orang suku batak yang Kristen.    
Amanat Agung yang mereka jalankan
Dasar mereka menjalankan misi ini adalah didasari karena perintah agama sebagai mana termaktub dalam surat Matius pasal 28 ayat 19-20 : “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dengan nama Bapak, anak dan Roh kudus.  Dan ajarlah mereka melakukan sesuatuyang telah kuperintahkan kepadamu,.”
Ayat ini dikenal sebagai “AMANAT AGUNG” (The Great Commandment) sebagai perintah yang sangat kuat, walaupun sebenarnya menurut pakar kristologi dari golongan mereka menyatakan ini adalah ayat palsu yang ditambahkan sebagai upaya melegitimasi apa yang mereka lakukan.
Karena itu mereka sangat ngotot menjalankan misi ini, tak mengherankan juga seluruh komponen dikerahkan  merumuskan berbagai strategi cara untuk serta merta mengkristenkan dunia ini.
Seribu jalan kristenisasi  Menuju Negara Kristen Republik Indonesia
Banyak jalan yang ditempuh misionaris guna dapat memuluskan target besar mereka untuk dapat menjadikan Indonesia ini Negara Kristen seperti yang diungkap Media Dakwah (edisi Juni 1990 ) yang memuat bocoran keputusan dewan gereja Indonesia di Jakarta Tanggal 31 September 1979 perihal program jangka panjang kristenisasi  50 tahun di Indonesia yang jatuh pada tahun 2020 nanti dan juga program kristenisasi di Indonesia yang disadur majalah Cresent terbitan Kanada yang intinya bertujuan untuk meningkatkan populasi umat Kristen agar sama dengan umat Islam di Indonesia.  Ini dilakukan dengan mempropagandakan program keluarga berencana kepada kaum Muslimin dengan membatasi jumlah kelahiran dengan slogan “dua anak cukup”, “perempuan laki sama saja” dan mengharamkanya bagi kalangan Kristen, bahkan mereka dianjurkan untuk memperbanyak jumlah anak  bahkan doktrin yang banyak tersebar dikalangan Kristen sendiri adalah barang siapa yang mempraktekkan KB akan menanggung dosa dan melawan doktrin gereja dan barang siapa yang melakukan pembatasan kelahiran dianggap sebagai pembunuh orang Kristen dan telah hilang kemuliaan ini sesuai dengan perintah bible kitab kejadian pasal 1 ayat 27 – 28.  Sejalan dengan perkembangan waktu dan cara ini kemudian dirubah dengan cara halus dengan program “cesarisasi” bagi ibu-ibu muslim yang akan melahirkan  dengan mengupayakan  memperbanyak dokter- dokter sepesialis kebidanan dan kandungan dari golongan mereka,membangun klinik dan rumah sakit bersalin, bekerja sama dengan bidan-bidan untuk merujuk ke rumah bersalin dan klinik mereka dengan imbalan yang menggiurkan.
Sejalan dengan itu pula dibidang pemerintahan jabatan jabatan strategis harus dipegang oleh orang Kristen baik ditingkat Eksekutif ataupun Yudikatif, Gubernur, Bupati, Walikota ataupun jabatan-jabatan strategis lainnya  sehingga mereka dengan mudah mengontrol seluruh jalanya pemerintahan, karena itu peran partai Kristen sangat diperlukan untuk usaha tersebut.  Mereka mendirikan Partai Damai Sejaterah (PDS) yang sampai hari ini gagal mengikuti pemilu 2014 karena tdk masuk dalam klarifikasi partai peserta pemilu.  Partai ini  diketuai oleh seorang pendeta yaitu DR.Ruyandi Hutasoit yang pada tahun 2005 di Surabaya pernah mengatakan, “sudah saatnya umat Kristen harus menguasai struktur dan sistem walaupun kita tidak menguasai massa, tetapi kalau kita kuasai sistem itu, disini kita punya tantangan yang besar dan salah satu yang harus kita garap kuat adalah KPK(komisi Pemberantasan Korupsi) itu sudah jelas banyak orang yang beragama Kristen disitu dan kita punya target juga kita akan bongkar semua, khususnya para tokoh-tokoh pejabat Muslim ini, untuk bisa dibongkar semua kasus korupsinya hingga bisa rusak citra mereka dimata umum, jadi ini sekenario besar dan terselubung yang ….apa namanya harus dirancang secara sistematik ke depan buat kita, terus menyiapkan kader-kader PDS ke semua jajaran terutama di yudikatif itu adalah lembaga yang sangat pontensial dimana banyak SDM Kristen yang punya kekuatan punya kemampuan untuk didalam ini, sudah punya kekuatan yuridis juga melakukan judifikasi terhadap pejabat-pejabat yang sudah keluar dari jalur moral, etika ataupun sistem yang ada.  Nah kita budayakan dan manfaatkan link kita di KPK supaya itu harus terus berlanjut semakin lama semakin hari juga akan menegakan eksistensi orang orang Kristen yang ada dipemerintahan, dengan memberikan negative tinking kepada pejabat-pejabat Muslim.”  Dan lebih lanjut lagi DR Ruyandi Hutasoit mengemukakan : “Sudah saatnya istana Negara, terpampang lukisan Tuhan Yesus, atau lukisan perjamuan kudus, sudah saatnya di istana berkumandang lagu pujian dan penyembahan bagi sang raja disurga, sudah saatnya dari istana Negara dinaikan doa doa syukur ! sudah saatnya di istana merdeka diadakan kebaktian, ibadah, persekutuan doa dari orang-orang Kristen! Ingat ! kita adalah pemenang mari kita bersatu  dan mari kita bergandeng tangan!.”
Dengan ambisi yang begitu besar ini, mereka ingin menguasai beberapa pulau seperti Kalimantan, Papua, dan juga Jawa.  Mereka berusaha untuk memenangkan pilkada atau pilgub ditempat masing-masing dan ini terlihat banyak kekalahan mayoritas Islam disetiap pemilihan kepala daerah seperti di Kalimantan barat dan tengah yang mayoritas muslim, dapat dikalahkan oleh minoritas kristen karena memang Kalimantan adalah target untuk dikuasai dengan menjadikan sebagai pulau Kristus.  Tak menutup kemungkinan pulau pulau lainnya seperti Jawa, Sumatra menjadi sasaran untuk mereka kuasai.
Rencana dan setrategi baru  
Pada tahun 2005 kaum Kristen telah merencanakan manuver baru dalam merealisasikan rencana tuaian 2020 dengan mempergunakan strategi Matius 10 ayat 16 “licik seperti ular santun bagai merpati” dengan menamakan gerakan penuaian jiwa dan transformasi  sebagai proyek kristenisasi terbesar dengan melibatkan semua element baik Kristen protestan ataupun Kristen Khatolik dan di tahun 2020 ditargetkan sebagai tahun keberhasilan sebagaimana disampaikan oleh pendeta DR Jeff Hammond dalam bukunya “Transformasi Indonesa”.  Sejak peristiwa G30S PKI, terjadi masa Koiros (tuaian/panen) di Indonesia sehingga dalam enam tahun ada lebih dari 7 juta orang di pulau Jawa yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dan fokus tahun 2005 sebagai awal tahun tuaian atau masa panen dan tahun 2020 sebagai tahun penggenapan amanat agung.
Masa tuaian (panen)
Masa inilah yang dinantikan oleh umat Kristiani yang selalu memanfaatkan keadaan lemah dari suatu masyarakat, bangsa dan Negara dimanapun mereka berada.  Ketika di Rusia komunis dalam keadaan goyah dan hampir runtuh, begitu pula yang terjadi di Berlin, Jerman, dengan jebolnya tembok Berlin serta juga peperangan yang terus-menerus di Afghanistan, Pakistan, Irak, Iran dan negara -negara Timur Tengah juga Afrika, maka daerah-daerah tersebut menjadi terbuka untuk Injil dan orang orang Kristen dari barat, mereka datang berduyun-duyun ke wilayah tersebut, tak terkecuali mereka datang ke Indonesia disaat bangsa ini dilanda keputusasaan ,penderitaan, krisis kepercayaan kepemimpinan, dan juga berbagai kondisi buruk lainnya.  Mmembuat para misionaris percaya diri bahwa Indonesia menjadi lahan subur untuk siap tuai panenan, hal ini disampaikan oleh pendeta Gembala sidang (GBKP).  Ia mengatakan : “Indonesia adalah ladang yang sedang menguning  yang sangat besar tuaiannya dan Indonesia siap mengalami tansformasi yang besar hal ini bukan suatu kerinduaan yang hampa, namun suatu peryataan iman terhadap janji firman Tuhan dan Indonesia cocok bagi tuaian besar yang Tuhan rencanakan.”
Konsilidasi kaum Kristiani      
Di berbagai belahan dunia kaum Nasrani melakukan berbagai konsolidasi do’a bersama dan puasa nasional dengan mendatangkan para tokoh-tokoh Kristen baik itu pendeta, misionaris, penginjil, zending ataupun sebangsanya dengan tujuan untuk menguatkan iman Kristen.  Konsolidasi ini telah dilakukan pada tanggal 12 sampai 16 Mei tahun 2003 bertempat di gelora Bung Karno Senayan dengan tajuk pemulihan bangsa dengan mendatangkan para pendeta, evengelis dan juga tokoh-tokoh Kristen dunia dan dihadiri tidak kurang dari 80.000 orang Kristen dan 10.000 pemimpin Kristen dari berbagai Negara. Dan acara ini sempat menghebohkan umat Islam Indonesia dengan pemberkatan (pembaptisan) yang dilakukan kepada Gus Dur yang saat itu menjabat Presiden RI di mana dia juga memberikan sambutan, serta menyambut baik gerakan transformasi ini, dan pada tahun 2005 dicanangkan sebagai genderang awal gerakan transformasi dimulai.  Kegiatan ini terus dilakukan setiap tahunnya dan pada tanggal 25 -28 Oktober 2011 yang lalu bertempat di JHCC Sentul Bogor, diadakan acara serupa dengan menghadirkan 4000 para misionaris dan juga pendeta se-Asia yang juga dihadiri dihari terakhir acara 10.000 orang Kristiani untuk diberkati.  Acara ini bertajuk sama dengan acara-acara sebelumnya yaitu konsolidasi dan pemberkatan keselamatan untuk bangsa- bangsa di dunia ini khususnya Indonesia yang menjadi lahan subur garapan mereka. Kerap kali mereka juga mengadakan pertemuan dan diskusi-diskusi tentang keagamaan dan juga lintas agama sebagai upaya untuk melihat sejauh mana kesiapan mereka dan juga tantangan dari umat lainya terhadap program yang mereka lakukan.
Persiapan SDM dan Infrastruktur
Untuk merealisasikan tahun tuaian dan NKRI( Negara Kristen Republik Indonesia) ini mereka melakukan berbagai persiapan-persiapan yang sangat matang ,terencana dan sistematis,termasuk persiapan SDM dan juga infrastruktur seperti Gereja, sekolah tinggi teologi dan lain sebagainya.   Sebagaimana yang dikatakan oleh pendeta Bambang Wijaya dalam bukuya “Transformasi Indonesia,” petani yang bijaksana saat melihat tuaian sudah diambang pintu, ia akan segera mempersiapkan tenaga penuai sebanyak-banyaknya, karena itu ia tidak akan menyia-nyiakan ladangnya, itulah sebabnya tidak mengherankan apaabila Tuhan Yesus Kristus bekata : ”Tuaian memang banyak tapi pekerja sedikit, maka mintalah tuaian pada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan  pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Jika selama ini yang kita dengar hanya pendeta, misionaris, atau orang tertentu saja yang menjalankan misi pengkristenan maka dengan lahirnya gerakan transformasi banyak gereja harus secara aktif menjadikan semua jemaatnya menjadi tenaga penuai atau pengkabar baik.
Termasuk salah satu persiapan sumber daya manusia  adalah dengan membangun dan mengaktifkan serta merekrut  kembali para laskar-laskar Kristus yang selama ini berperan dalam menjaga dan mengamankankan aset-aset yang dimiliki oleh Kristen dan juga mereka selalu terjun didaerah- daerah konflik seperti, Poso, Ambon juga didaerah- daerah perseteruan gereja, seperti di Ciketing Bekasi  dan  gereja Yasmin di Bogor, Tanggerang Lippo  bahkan mereka juga punya andil dalam menurunkan Suharto sebagai presiden RI waktu tahun1998.
Mereka juga mempersiapkan kader-kader gereja yang dipersiapkan dengan matang, handal dan bermental baja yang bisa masuk kemana saja baik di jajaran birokrasi, yudikatif atau pun eksekutif dan disemua lini karena mereka adalah sel tuaian besar abad 21.
Mendirikan Sekolah Tinggi International Harvest (HITS) yang bekerja sama dengan 2000 gereja se Indonesia guna untuk mendirikan sekolah Al- kitab di dalam gereja, dalam brosur yang disebarkan itu ada paket gratis dengan jaminan 2000 gereja lokal untuk mempersiapkan 200.000 pemimpin perintis gereja  yang akan diterjukan kepada umat dalam menyambut tahun tuaian 2020 nanti.
Memperbanyak jumlah gereja sebagai sarana untuk menampung hasil tuaian, dan mereka menyadari bahwa transformasi tidak akan berjalan tanpa mengikuti master plant yang telah direncanakan maka pendirian gereja harus diperbanyak walaupun hanya satu orang yang mengisinya sebagaimana  yang diungkapkan oleh pendeta DR Eddy Leo.Mth. Maka salah satu yang harus juga diperhatikan adalah gereja karena gereja adalah merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari tubuh Kristus.  Dan kita melihat sekarang ini tingkat pertumbuhan yang sangat tajam dari jumlah gereja diberbagai tempat yang meningkat hingga 300%   dibanding dengan pertumbuhan masjid  yang hanya 60% setiap tahunya menurut data Kementrian Agama, walaupun didalam pembangunan gereja yang mereka dirikan banyak timbul masalah dan tidak sesuai dengan aturan hingga pada akhirnya banyak timbul gesekan dimana gereja itu dibangun, seperti pemalsuan KTP, tidak ada IMB, menipu dan membohongi masyarakat dan lain sebagainya.
Mereka juga telah mempersiapkan buku panduan dan aturan dalam melaksanakan tuaian atau pengkristenan yang sudah di terjemahkan kedalam 20 bahasa berjudul ”The Final Sing” yang dikarang oleh pendeta DR. Peter Youngren  asal Kanada yang berisi pelajaran mengenai tuaian akhir zaman dibagikan secara gratis yang pembagianya dalam pengawasan salah satu organisasi Kristen “World Impact Ministries and The Global Harvest Force” dibagikan kepada sekitar 10.000.000 pekerja tuaian dari berbagai Negara yang khusus untuk pelayanan akhir zaman.
Membentuk lembaga atau  organisasi-organisasi, kepemudaan, sosial, bantuan-bantuan kemanusiaan, pendanaan, persekutuan gereja, pendidikan dan lain sebagainya diantaranya adalah:
1. BAMAG (badan musyawarah antar agama).
Suatu lembaga yang didirikan untuk memperluas jangkauan misi antar gereja sehingga di setiap gereja di kota dan wilayah melebur dengan lembaga yang sama, ini adalah elemen kekuatan gabungan Kristen yang mewadahi gereja-gereja di Indonesia.
2. FGBMFI (Full Gospel Business Men’s Fellowship International)
Gabungan dari pengusaha–pengusaha Kristen yang banyak membantu pendanaan untuk misi kristenisasi di Indonesia termasuk perusahaan-perusahaan besar di Indonesia seperti Lippo Group, Ciputra, Intiland, Sumarecon, Sedayu Group dan dipimpim oleh James Riyadi (group Lippo).
3. NCFI (Nation Care For Indonesia)
Badan atau lembaga Kristen yang menaungi advokasi bantuan hukum  dan investigasi bagi mereka yang tersandung masalah hukum yang berkait perseteruan dengan umat lainya.
4. YMCA ( Young Men’s Christian Asociation)
Gabungan para pemuda-pemudi Kristen dari semua elemen pemuda Kristen yang bergerak menangani dan mengurusi setiap kegiatan pemuda Kristen.
5. Yayasan Gideon Internasional
Lembaga yang dibentuk dari kalangan professional yang memfokuskan diri pada bidang percetakan dan penerbitanIinjil untuk dibagikan sebagai amunisi secara gratis ke sekolah, hotel, rumah sakit dan lain sebagainya.
Melihat  kondisi ini apakah impian mereka untuk menjadikan tahun 2020 sebagai tahun tuaian bisa tercapai atau pada akhirnya Negara Kristen Indonesia terwujud?  Maka umat Islam harus waspada dan bersatu mempersiapkan diri dan jangan terkecoh dengan apa yang mereka lakukan di negri ini.   Ummat Islam harus selalu memahami agamanya dengan benar agar tidak terjebak masuk pada perangkap mereka dan selalu waspada untuk menghadang apa yang mereka rencanakan.   wallahua’lam bishawab.  
Allah berfirman “Janganlah kalian terperdaya dengan gerak-gerik mereka  (orang-orang kafir) di negeri kamu.”
[
edi munawar]
Read More
Gudang

Komisi I DPR Mengunjungi ISRAEL

Diam-diam sejumlah anggota komisi I DPR kunjungi Israel, termasuk Tantowi Yahya 


Sejumlah tokoh asal Indonesia melakukan lawatan kontroversial ke Israel. Seperti diketahui, Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik. Kebijakan itu ditempuh Indonesia lantaran menghormati negara Palestina dan tidak mengakui keberadaan Negara Zionis tersebut.
Akan tetapi, anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya secara diam-diam bertemu dengan anggota Parlemen Israel Knesset di Tel Aviv. Kabar itu terbongkar setelah media setempat, Israelhayom.com, Selasa (11/6), mengumumkan pertemuan rahasia tersebut. Kunjungan dilakukan pekan lalu.

“Ini mungkin pertama kalinya delegasi dari negara Asia Tenggara mengunjungi Israel dan bertemu dengan anggota parlemen Israel,” demikian pernyataan Harian Hayom. Bukti kunjungan itu bisa didapatkan dari foto yang beredar dengan latar belakang kantor anggota parlemen Israel.

Tantowi Yahya
Anggota DPR fraksi Golkar Tantowi Yahya mengaku diundang Australian-Jewish Association berkunjung ke Israel selama 4 hari. Tantowi mengungkapkan Ia dan lima orang lain dari media, perguruan tinggi dan lembaga think tank diundang untuk dipertemukan dengan petinggi Israel. 
“Kami bertemu parlemen, pemerintahan, kampus dan media disana,” dalam pesan singkat kepada Republika, Senin (11/6).
Tantowi mengatakan rombongan Indonesia diundang untuk mengetahui proses perdamaian dengan Palestina yang sekarang sedang berlangsung. Anggota komisi I DPR ini menyimpulkan dari dialog yang terjadi  Israel belum berlaku adil terhadap Palestina. “Mana ada perdamaian tanpa keadilan,” ungkapnya.
Kunjungan politikus Partai Golkar itu difasilitasi organisasi pro-Zionis Yahudi Australia yang menyediakan akses perjalanan ke negeri pimpinan Benjamin Netanyahu itu. Kelompok Yahudi Australia itu selalu berusaha mempertahankan hubungan persahabatan dengan Knesset Speaker Yuli Edelstein dari Partai Likud yang bertugas mengurusi diplomasi publik.

Sangat mungkin, kunjungan mantan presenter televisi ke Israel itu bakal menyulut kemarahan rakyat Indonesia. Pasalnya, kunjungan itu sama saja dengan bentuk pengakuan atas eksistensi Israel yang berdiri dengan mengusir rakyat Palestina. [edi]
Read More
Gudang

Wanita Cantik ini, Istri dari Kiper Timnas

Kiper Arema Indonesia, Kurnia Meiga tampil gemilang saat memperkuat timnas melawan Belanda pada laga uji coba, 7 Juni lalu. Meski Skuad Garuda akhirnya kalah dengan skor 0-3, Kurnia sempat membuat frustrasi para penyerang Die Oranje sepanjang babak I.
Bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kurnia mampu mementahkan sejumlah peluang tim tamu. Salah satunya adalah tendangan keras Robin van Persie dari dalam kotakpenalti saat menit-menit terakhir sebelum turun minum.
Indonesia memang akhirnya kebobolan tiga gol di babak kedua. Meski demikian, pujian terhadap penampilan Kurnia Meiga tetap bermunculan.

Ditemui di kediamannya, di Malang, Kurnia mengaku senang mendapat kesempatan berlaga melawan tim sekelas Belanda. Kemampuannya membendung tendangan van Persie menurutnya juga telah membuat rasa percaya dirinya di bawah mistar gawang kian meningkat.

Kurnia mengatakan bahwa dia hanya berusaha tampil lepas saat bertemu Belanda. Meski sadar tim lawan dihuni pemain-pemain kelas dunia, Kurnia tetap menganggapnya tidak berbeda dari lawan-lawan sebelumnya. Tak hanya itu, suntikan semangat dari istri tercinta, Azhiera Adzka Fathir juga ikut menambah ketenangan Kurnia Meiga.

"Istri saya menjadi pendorong bagi saya untuk selalu berusaha tampil maksimal di setiap laga. Kehadirannya juga seakan membawa hoki juga bagi saya," kata Kurnia kepada VIVAbola, Selasa, 11 Juni 2013.

Kurnia memang telah resmi melepas masa lajangnya, Minggu, 12 Mei 2013. Prosesi pernikahannya dengan Azhiera yang berasal dari Jakarta, digelar di kawasan Taman Mini  Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.

Kurnia mengisahkan, perkenalannya dengan wanita yang sempat menjadi model itu terjadi sekitar 2012 lalu. Keduanya secara tak sengaja bertemu di sebuah lapangan futsal. Lewat bantuan Lia--kakak Azhiera--pasangan muda-mudi ini pun kian dekat sampai akhirnya sepakat naik pelaminan.

Setelah menikah, Kurnia lalu memboyong Azhiera ke Malang. Keduanya tinggal di sebuah rumah kos sederhana di kawasan Taman Sulfat Kota Malang. Ini adalah fasilitas yang didapat Kurnia dari Singo Edan.

Meski masih menikmati kemesraannya dengan Azhiera, Kurnia sudah tak sabar dengan kehadiran 'orang ketiga' di antara mereka. Ya, kiper berusia 23 tahun itu ingin segera mendapat momongan. "Saya berharap dalam waktu dekat nanti akan lahir Meiga Yunior,” kata Kurnia tersenyum.

Sementara itu, di mata Azhiera, sejak menikah, sosok Kurnia telah mengalami banyak perubahan. Selain lebih bertanggung jawab, Azhiera juga menganggap Kurnia semakin sayang dan perhatian kepadanya. "Dia sudah berbeda seperti saat masih lajang. Tidak sebebas dulu lagi." [edi]
Read More

Tuesday 11 June 2013

Gudang

Aktivitas yang Menyuburkan Cinta Kasih Pasangan Suami Istri


Pasangan suami-istri haruslah mampu menjaga perasaan cinta dan senantiasa memupuk kasih sayang diantara mereka. Jika hal ini tidak bisa dilakukan bolehjadi hubungan akan menjadi gersang dan mungkin saja ikatan pernikahan bisa terlepas. Na’udzubillahi min dzalik! Ada banyak cara untuk menyuburkan cinta kasih dengan pasangan kita.

1. Mengobrol bersama pasangan
Mengobrol adalah aktivitas yang sederhana dan sangat mudah dilakukan. Jangan menyepelekan obrolan bersama pasangan. Mengobrol bisa mengurangi ketegangan jiwa, dan membuat suasana kelembutan hati. Berbagai tumpukan permasalahan akan terurai dan endapan perasaan yang menggumpal di dada, akan terurai dan melarut dalam suasana obrolan yang nyaman.

Bagi pasangan yang super sibuk, bisa menyepakati waktu tertentu untuk bisa bertemu fisik dan mengobrol bersama pasangan. Mungkin saja tengah malam, mungkin pula menjelang subuh. Suami dan isteri harus menyediakan waktu dan kesempatan yang memadai untuk bisa mengobrol berdua. Tidak cukup melalui telepon, SMS, BBM, email dan teknologi lainnya. Mengobrol dan bertemu langsung adalah sebuah kebutuhan psikologis bagi suami dan isteri. Maka mengobrol harus dijadikan sebagai kebiasaan yang mengasyikkan dan dirindukan.

2. Sentuhan fisik yang ringan dan lembut
Aktivitas memeluk, membelai, menggandeng tangan adalah contoh sentuhan fisik yang sangat dalam maknanya. Tanpa harus berkata-kata, cukup memeluk saja, itu sudah memberikan banyak pesan yang lebih luas daripada kata-kata. Sentuhan fisik termasuk salah satu sarana komunikasi nonverbal yang sangat efektif. Komunikasi tidak selalu dalam bentuk obrolan panjang atau diskusi yang akademik, namun sentuhan telah memberikan berbagai pesan yang sangat dalam.

3. Memberikan perhatian melalui berbagai sarana
Perhatian suami kepada isteri –dan sebaliknya—bisa­ diwujudkan dalam berbagai bentuk dan sarana. Saat suami berkemas hendak berangkat kerja, isteri bisa menunjukkan perhatian dengan memberikan bantuan, atau sekedar mengingatkan, apakah ada perlengkapan yang ketinggalan. Saat isteri berdandan, suami bisa memberikan perhatian dlam bentuk memuji penampilannya atau menyarankan suatu penampilan tertentu yang lebih menarik.
Perhatian juga bisa ditunjukkan melalui teknologi. Misalnya mengirim pertanyaan dan ingatan melalui SMS atau BBM, “Pa, jangan lupa obatnya diminum siang ini jam 13.00”. Atau ungkapan, “Mama jangan lupa makan siang ya, biar tetap sehat dan fit”. Telepon juga merupakan bentuk perhatian. Walaupun terpisah jarak dan waktu karena tugas, tetap ada perhatian melalui bantuan teknologi.

4. Menyampaikan cerita dan informasi
Kebiasaan ringan lainnya yang bisa menguatkan keharmonisan keluarga adalah menyampaikan cerita dan informasi kepada pasangan. Misalnya suami yang akan mendapatkan tugas dari kantor untuk kunjungan ke luar daerah, bisa menceritakan dan menginformasika­n rencana tugas tersebut kepada isteri. Dengan demikian, isteri merasa dilibatkan dalam tugas suami sejak awal, dan membuatnya merasa mendapat kepercayaan serta perhatian.

Demikian pula seorang isteri bisa menyampaikan cerita tentang apa yang dilakukan seharian bersama anak-anak di rumah. Cerita dan informasi ringan seputar aktivitas rutin sehari-hari di tempat kerja, di rumah, di masyarakat, yang disampaikan kepada pasangan, merupakan bagian dari kebiasaan yang menguatkan cinta kasih antara suami dan isteri. Masing-masing merasakan adanya keterbukaan dan kejujuran melalui cerita dan informasi yang mengalir setiap hari. [edi]
Read More
Gudang

Ikhlas Menjadi Makmum


Poin pertama bukti cinta seorang istri terhadap suami adalah dengan ikhlas menjadi makmum. Bahkan ini adalah manifestasi dari cinta kepada Pencipta yang membuat syariat pernikahan. Allah Swt telah menetapkan adanya pemimpin dan pengikut. Demikian juga Allah menetapkan adanya imam dan makmum.

Bila kedudukan dan status sosial istri lebih rendah dibanding suami, tentu tidak ada masalah. Seorang sekretaris dinikahi oleh direktur perusahaannya. Atau seorang perempuan lulusan SMA bersuami seorang sarjana. Suami, dalam kasus ini memiliki posisi lebih superior secara sosial. Tapi bagaimana jika yang terjadi sebaliknya? Wanita pengusaha menikah dengan karyawannya. Atau seorang dosen menikah dengan mahasiswanya.

Ustadz Hepi Andi memberikan beberapa contoh kejadian dalam karyanya Buku Pintar Suami-Istri Mempesona. Di Jakarta Utara, seorang supir memiliki istri pejabat manajer bank skala nasional. Di Depok, seorang laki-laki pengangguran memiliki istri seorang supervisor perusahaan multinasional. Di Jakarta Barat, seorang tamatan SMA mempunyai istri Sarjana lulusan Universitas Indonesia.

Tingkat karier, status sosial, latar belakang keluarga dan jenjang pendidikan adalah salahsatu faktor yang membuat seorang istri terkadang kurang menghormati suaminya. Pada posisi ini, kita diuji untuk ikhlas menjadi makmum.

Pernikahan memang bukan untuk menciptakan persamaan, tetapi bagaimana suami-istri saling toleran terhadap perbedaan. Pada posisi apapun, dan bagaimanapun, seorang suami adalah imam bagi istrinya. Sedangkan istri diuji untuk menjadi makmum yang ikhlas dan baik.
[edi]
Read More
Gudang

Jangan Curhatkan Suami di Facebook

Perempuan memang gemar berbagi, termasuk berbagi isi hati alias curhat. Bahkan, bagi sebagian perempuan  curhat bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, anytime, anywhere, we share.

Karena tabiatnya ini banyak perempuan dan para istri yang kesulitan menyadari bahwa ketika ia mencurhatkan permasalahan keluarganya atau keretakan hubungannya dengan suaminya, yang ditangkap oleh kawan curhatnya justru ia sedang membongkar aib keluarganya,  terutama suaminya. Apalagi jika ia curhat pada orang yang tidak pandai menjaga rahasia dan tidak berjiwa ishlah (mensolusikan masalah). Alih-alih mendapat jalan keluar, yang terjadi malah aib keluarga menjadi rahasia umum. Padahal awalnya ia hanya berniat berbagi, sekedar ingin didengarkan dan dimengerti atau hanya sekedar mencari pembelaan psikologis karena biasanya -menurut perspektifnya- diri nyalah yang menjadi objek penderita dari aib yang terjadi.
Kebiasaan curhat-mencurhat di mana saja ini menjadi semakin mengkhawatirkan ketika kini tersedia berbagai media sosial, entah Facebook (FB), Tweeter, BBM, dll.

Memang kebiasaan ini bukan hanya didominasi kaum hawa, kaum lelaki juga tidak sedikit yang sebentar-bentar menghiasi status FB atau akun tweeternya dengan aneka curhatan yang sama pula tidak hati-hatinya dalam hal menjaga ukhuwah dan kehormatan sesama muslim.

Jika curhat langsung pada orang yang salah saja demikian berbahaya, apalah lagi mencurahkan isi hati terkait keretakan hubungan suami-istri atau aib keluarga lainnya dalam jejaring sosial semacam Facebook atau Tweeter.  Berikut adalah 5 alasan mengapa mencurhatkan konflik keluarga dalam media sosial sangat tidak direkomendasikan:
  1. Aib suami sesungguhnya adalah aib istri. Atau aib keluarga siapapun adalah sebenarnya aib kita juga karena kita adalah bagian dari keluarga kita. Meski jika memang kita yang menjadi korban dari kesalahan yang diperbuat oleh keluarga kita. Kita dengan suami satu dengan lainnya Allah sebutkan sebagai pakaian (QS. Al-Baqarah: 187). Fungsi utama pakaian adalah menutupi aurat yakni hal-hal yang jika terlihat manusia lain pemiliknya akan malu. Meski kita terluka, bukan berarti kewajiban menutupi aurat suami terlepas dari bahu kita. Justru kitalah orang pertama yang harus berbesar hati menutupinya, dan mencari jalan islah terbaik.
  2. Rentan salah paham. Bahasa tulisan lebih banyak memicu salah paham karena masing-masing orang yang membaca akan menafsirkannya dengan komponen-komponen penilaian yang ada dalam benaknya. Jika curhatan kita dibaca oleh orang yang bersangkutan dengan cara pandang yang berbeda tentu masalah akan bertambah runyam. PR kita bertambah, selain menyelesaikan masalah inti, kita pula harus mengklarifikasi kesalahpahaman memaknai status atau tweet kita. Melelahkan bukan?
  3. Jika belum bertemu melakukan tabayun (klarifikasi), belum tentu perspektif kita sama dengan perspektif suami kita. Karena lelaki dan perempuan berbeda dalam memandang permasalahan. Bisa jadi, sesungguhnya suami kitalah yang lebih banyak dirugikan atas konflik yang tengah terjadi. Jadi, jangan buat apa yang belum jelas menjadi tambah kabur dengan curhat-curhat yang hanya memuaskan hati sesaat namun berdampak buruk yang panjang.
  4. Orang dewasa cenderung lebih senang ditegur baik-baik ketimbang disindir-sindir di dalam media sosial. Hal ini lebih menyakitkan karena pihak yang kita sindir merasa tidak dianggap sebagai pribadi yang dewasa.
  5. Media sosial adalah tempat berkumpulny banyak orang yang tidak kita tahu kondisi masing-masing pribadinya. Perjalanan hidup tidak selamanya mulus, terutama tentang muamalah kita dengan manusia lainnya. Mungkin dulu, di ujung daerah yang pernah kita singgahi 10 tahun yang lalu ada seseorang yang pernah kita atau suami kita lukai dan masih menyimpan dendam atau malah menyimpan cinta terpendam kepada kita atau suami kita. Jika mereka mendapati keretakan dalam keluarga kita banyak hal memungkinkan yang dapat mereka lakukan. Status konflik ini juga dapat memicu pihak lain berbuat tidak layak pada kita. Di dunia maya banyak sekali lelaki iseng yang senang menggoda perempuan. Jadi, jangan ambil resiko ini!
  6. Kata-kata bersifat irreversible,  jika sudah kita keluarkan maka tak dapat ditarik kembali. Kata-kata sudah membentuk opini tersendiri ketika pertama kali diterima oleh penerimanya. Meski kata-kata tersebut sudah kita ralat atau kita hapus, namun opini yang sudah ternbentuk dalam benak  sekian banyak orang yang telah membaca status kita sebelumnya tentu tak gampang menghapusnya. Apa lagi catatan yang ada di tangan malaikat atas status kita, entah bagaimana kita menghapusnya.
Jadi, mari belajar untuk tidak reaksioner dan memamah konflik lebih bijak agar konflik menjadi ladang pahala kita dalam kehidupan berkeluarga. Jika terpaksa memerlukan pihak lain untuk berbagi dan mencari jalan keluar, carilah orang yang amanah dan yang berorientasi islah (perbaikan). [edi]
Read More
Gudang

Polwan dilarang berJilbab? "Ada Apa Dengan Institusi Kepolisian Negeri Ini"

Entah apa yang ada di benak beberapa oknum pemerintah/pejabat/penguasa negeri ini, terkait dengan (Simbol-simbol) Islam. Mereka tidak henti-henti menyoalnya, seolah-olah ini masih zaman bahaeula. Ada saja urusan-urusan yang tidak seharusnya dibahas akhirnya jadi masalah besar. Jenggot,  gamis, jidat,  seolah-olah semua harus diwaspadai. Tidak lama kemudian, menyusul  ide nyeleneh, tentang perlunya diadakan sertifikasi kurikulum pesantren dan ulama.
Kini, ketika isu-isu tersebut masih segar diingatan, kembali gagasan ‘gila’ terkait simbol Islam mencuat, yaitu; larangan menggunakan jilbab bagi para Polwan (Polisi Wanita). Yang lebih aneh lagi, alasan yang digunakan adalah untuk menghemat anggaran.
Simak pernyataan Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Agus Rianto. Menurutnya, penambahan jilbab jika diberlakukan akan berdampak umum. Sehingga Polri harus menambah kocek tambahan. “Karena kalau pakaian (jilbab) itu dibagikan berarti anggarannya lain lagi,”ujarnya. (Republika.co.id).
Jelas ini alasan terasa janggal dan terkesan sangat dipaksakan. Persis seperti yang diutarakan oleh Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), “Masa dana untuk jilbab jadi masalah? Alasan yang tidak masuk akal,” kata Hamidah, salah satu anggota Kompolnas, sebagaimana yang dikutip di situs yang sama.
Lagi pula, bukankah semua anggaran itu dari rakyat? Mengapa justru mereka tidak ribut ketika adanya dugaan anggaran-anggaran yang diselewengkan aparat atau yang dikenal dengan ‘rekening gendut’ pada perwira polisi?
Selain alasan yang tidak  rasional itu, sejatinya pelarangan pemakaian jilbab, juga melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Bagaimana pun, setiap individu memiliki hak menjalankan    keyakinan dan ibadah sesuai dengan agamanya. Dan ini dilindungi oleh HAM.
Sepatutnya, pihak kepolisihan menghormati hal ini. Lebih-lebih, kalau melihat mayoritas penduduk negeri ini adalah beragama Islam. Tidak sepatutnya bersikap diskriminatif terhadap Polwan berjilbab. Toh dengan berseragam demikian, tidak mengurangi keprofesionalitasan mereka dalam menjalankan tugas. Hingga kini, belum ada berita negatif, bahwa kinerja Polwan berjilbab jauh di bawah standart.
Di Inggris saja, Polwan diperbolehkan untuk berjilbab, karena menghormati hak azasi. Seharusnya, polisi berkaca; bagaimana mungkin di negara yang mayoritas penduduknya beragama non-Islam, memberikan peluang begitu bebasnya bagi kaum minoritas (Baca: polwan Muslimah) untuk menjalankan kewajibannya, memakai hijab.
Di lain pihak, Indonesia, negeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia, justru bersikap sebaliknya; terkesan membatasi. Aneh rasanya aparat di negeri ini.
Yang lebih subtansial, menutup aurat (Salah satunya dengan menggunakan jilbab), adalah perkara ushul (Mendasar) dalam Islam, bagi seorang muslimah yang sudah baligh. Ini artinya, telah menjadi kewajiban seorang Muslimah untuk menutup seluruh auratnya, kecuali wajah dan telapak tangan, sesuai dengan petunjuk Nabi, melalui sabdanya, yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Baihaqi.
Dengan demikian, itu artinya, pelarangan pemakaian jilbab, tidak hanya melanggar HAM, namun setali tiga uang, juga melanggar kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah, sebagaimana yang para Muslimah yakini.
Jika para pejabat itu paham ini, pasti mereka tahu, bahwa tidak ada alasan melarang pemakaian jilbab, dengan dalih apapun. Apatah lagi bila dasarnya terkesan sangat rapuh dan dibuat-buat. Jangan sampai kasus ini justru mempertegas tentang adanya stigma buruk pemerintah/polisi terhadap (simbol-simbol) Islam.
Jika perlu, cobalah Polri belajar melihat bagaimana para polisi wanita di Yaman, Iraq, Afghanistan, Pakistan,  dalam penggunaan seragam untuk polwannya. Setelah itu renungkanlah, apakah kalian cukup adil memperlakukan aparat wanita kalian yang Muslimah untuk melaksanakan hak menggunakan jilbabnya?
Jika hati nurani kalian mengatakan “Ya memang tidak adil,” dan kalian masih melarangnya juga, maka persoalannya bukan masalah teknis atau anggaran.  Boleh jadi, memang ada usaha untuk menghapus simbol-simbol Islam di institusi kepolisin negeri ini. Kalau begitu, apa bedanya polisi zaman sekarang dengan Orde Baru?.*
Read More
Gudang

Membuat Nyaman Suami

Seorang istri adalah penyejuk bagi suaminya. Namun, terkadang justru kegelisahan seorang suami berasal dari istrinya sendiri. Stres di tempat kerja, tekanan atasan, kerugian bisnis, bersitegang dengan rekan kerja, bisa terobati dirumah oleh seorang istri. Sebaliknya, meski di kantor tidak ada masalah, tetapi bila di rumah istri membebani suami dengan masalah-masalah kecil yang dibuat seolah-olah maslaah besar, stress itu akan lahir dengan sendirinya.
Salah satu ciri istri yang tidak bisa menyenangkan suami adalah mudah marah atau ngambek. Istri yang selalu marah-marah adalah istri yang tidak bisa menyamankan suaminya. Seringkali seorang suami terpaksa melakukan sesuatu diluar kemampuannya, seperti meminjam uang karena harus menuruti permintaan istrinya yang tidak realistis.
Ciri lainnya adalah ketidakmampuan istri untuk membina hubungan harmonis dengan mertua atau saudara ipar. Tidak dipungkiri, terkadang orangtua atau saudara kandung suami tinggal bersama dalam satu rumah. Konflik antara mertua dan istri terkadang juga sulit untuk dihindari. Dalam hal ini, seorang lelaki bingung untuk membela ibunya atau istrinya. Diperlukan kedewasaan dalam bersikap untuk menentukan hal tersebut. Namun, bila istri terus-menerus mengutarakan ketidaksukaan terhadap mertuanya, bahkan dalam tingkat tertentu, ini bisa melahirkan ketidaknyamanan dalam diri suami.
Menyenangkan suami tidak perlu sesuatu yang mewah. Cinta kepada suami bisa diwujudkan dengan cara bagaimana suami bisa terus merasa nyaman dengan kehadiran istri. Salah satunya adalah dengan wajah yang menyenangkan dan penampilan yang rapih.
Senyuman adalah cara sederhana untuk menyenangkan suami. Tidak ada obat kegelisahan dan kelelahan hidup yang paling ampuh bagi suami kecuali senyuman seorang istri yang shalihah.
 “Sebaik-baik perempuan (istri) ialah yang menyenangkanmu jika engkau memandangnya.” (HR Thabrani)
*Diolah dari Buku Pintar Suami – Istri Mempesona karya Hepi Andi Bastoni
Read More