Test Footer 1

Thursday 30 June 2011

Gudang

Ahmadinejad



Televisi Fox Amerika pernah bertanya pada Presiden Iran Ahmadinejad : ”Saat anda bercermin di pagi hari, apa yang anda katakan pada diri anda?” Ahmadinejad menjawab, ”Saya melihat seseorang di cermin dan berkata padanya , ”Ingatlah, anda tidak lebih dari seorang pelayan kecil. Di depanmu hari ini ada tanggungjawab besar dan itu adalah melayani bangsa Iran”.

Itulah kalimat pembuka penyiar TV memperkenalkan seorang Ahmadinejad. Ahmadinejad, Presiden Iran yang mencengangkan banyak orang ketika menyumbangkan karpet Istana Presiden (berkualitas tinggi tentunya) ke sebuah masjid di Teheran. Ia lalu mengganti karpet istana dengan karpet murah.

Mantan walikota Teheran itu menutup ruangan kedatangan tamu VIP karena dinilai terlalu besar. Ia lalu meminta sekretariat istana mengganti dengan ruangan sederhana dan mengisi dengan kursi kayu. Sekali lagi fakta yang mengesankan…!

Dalam beberapa kesempatan Presiden juga bergabung dengan petugas kebersihan kota untuk membersihkan jalan di sekitar rumah dan istana Presiden.

Dibawah kepemimpinan Ahmadinejad, setiap menteri yang diangkat selalu menandatangani perjanjian dengan banyak ketentuan, terutama yang ditekankan adalah agar setiap menteri tetap hidup sederhana . Seluruh rekening pribadi dan keluarganya akan diawasi dan kelak jika masa tugasa berakhir sang menteri harus menyerahkan jabatannya dengan kewibawaan . Caranya adalah agar dirinya dan keluarganya tidak memanfaatkan keuntungan sepeser pun dari jabatannya.

Ahmadijed juga mengumumkan bahwa kemewahan terbesar dirinya adalah mobil Peogeot 504 buatan tahun 1977dan sebuah rumah kecil warisan ayahnya 40 tahun lalu yang terletak di salah satu daerah miskin di Teheran. Rekening tabungannya nol dan penghasilan yang diterima hanyalah gaji sebagai dosen sebesar kurang dari Rp 2.500.000,-. (U$ 250)

Asal tahu saja Presiden tetap tinggal di rumahnya. Satu-satunya rumah miliknya, salah satu presiden Negara terpenting di dunia secara strategi, ekonomi, politik dan tentunya minyak dan pertahanannya.

Ahmadinejad bahkan tidak mengambil gajinya sebagai presiden (yang merupakan haknya). Alasannya seluruh kekayaan adalah milik Negara dan ia hanya bertugas menjaganya.

Hal lain yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yang selalu dibawa setiap hari. Isinya adalah bekal sarapan, beberapa potong roti sandwinch dengan minyak zaitun dan keju . Ahmadinejad menyantap dengan nikmat makanan buatan isteri tersebut Di sisi lain ia menghentikan semua makanan istimewa yang biasa disediakan untuk presiden.

Ahmadinejad juga mengalihkan pesawat kepresidenan menjadi pesawat angkutan barang (cargo) dengan alasan untuk menghemat pengeluaran Negara. Presien juga memilih terbang dengan pesawat biasa di kelas ekonomi.

Ahmadinejad selalu melakukan rapat dengan para menteri kabinetnya untuk memantau semua aktivitas. Semua menteri bisa masuk ke ruangannya tanpa harus izin.Ia juga menghapus semua acara seremonial seperti red carpet, foto-foto dan iklan pribadi ketika jika mengunjungi Negara lain.

Jikalau harus menginap di hotel ia selalu memastikan untuk tidak tidur dengan ruangan dan tempat tidur mewah. Alasannya ia tidak tidur di tempat tidur tetapi tidur di lantai beralaskan matras sederhana dan sepotong selimut.

Apakah semua tindakan dan kelakuan presiden menimbulkan rasa tidak hormat?
iran-presiden.jpg
Coba bandingkan dengan foto-foto berikut. Ahmadinejad tidur di ruang tamu selepas dijaga pengawal kepresidenan seharian kemanapun ia pergi. Foto ini dibuat oleh adiknya dan diterbitkan harian Wifaq yang sehari kemudian menyebar di majalah dan Koran seluruh dunia terutama Amerika Serikat.


Saat shalat berjamaah di masjid Presiden tidak duduk di shaf pertama.

BAGAIMANA DENGAN SHALAT DIMESJID-MESJID YANG DIKUNJUNGI PRESIDEN KITA...................?

Foto terakhir adalah presiden sedang menikmati makan di ruang makan


Bagaimana dengan Presiden dan pejabat-pejabat serta anggota MPR/DPR kita?


Tuhan mencintai orang yang hidup sederhana!
Read More
Gudang

NEGARA DAN PERTANIAN

Bung Karno (Presiden pertama R.I.) dalam sebuah kutipan pidatonya pada peresmian gedung Fakultas Pertanian Universitas Indonesia (sekarang IPB) mengatakan bahwa “Pertanian adalah Soal Hidup atau Mati”. Penulis sepakat dengan bung Karno, sebab negara manapun di dunia ini tidak ada yang besar tanpa didahului oleh kemapanan pertaniannya. Abraham Lincoln (mantan presiden Amerika Serikat) mengatakan bahwa pertanianlah yang membuat rakyat Amerika bersatu, bersahabat, dan saling kenal mengenal. Jadi pertanian merupakan kunci untuk kelanggengan suatu negara.
Maka ada baiknya kalau sekali-kali kita harus belajar ke negara paman sam (AS), Japan, dan negara-negara Uni Eropa dalam hal pemihakan negara terhadap pertaniannya. Penguatan pertanian oleh negara-negara barat dilanjutkan berdasarkan keterkaitan yang kuat antara sektor pertanian dengan pertumbuhan industri manufaktur. Pasca 1850, maka terjadi dua revolusi pertanian utama. Pertama, mekanisasi pertanian; Kedua, penggunaan input pertanian yang tinggi. Antara mekanisasi pertanian dimana penggunaan mesin-mesin pertanian dalam pengolahan lahan mendorong meluasnya penambahan lahan pertanian. Ini sekaligus menunjukkan transformasi sektor agraria ke industri berjalan beriringan, saling terkait, dan saling mendukung di kedua belah pihak; bukan malah bertentangan sebagaimana yang terjadi di negara-negara dunia ketiga, yaitu kontradiksi pertanian-industri dan kontradiksi desa-kota.
Karena itu menurut Bonnie Setiawan (2003) bahwa sejarah pertanian Barat adalah sejarah proteksi dan subsidi. Dimana pemeran utama kebijakan tersebut adalah pemerintah (negara). Negara-negara tersebut tidak mau mengambil resiko walaupun dunia mendesak mereka untuk mengurangi subsidi di bidang pertanian. Walaupun logis negara-negara ini untuk mengurangi subsidinya karena kelebihan produksi, subsidi tetap masih diberikan dan petaninya tidak dipersulit hidupnya.
Kalau demikian persoalannya saya masih percaya bahwa untuk keluar dari problem kemiskinan petani tidak lain adalah bagaimana pemerintah dan seluruh stakeholdersnya mampu menempatkan pertanian bukan hanya sebagai persoalan sektoral (ekonomi) saja tetapi bagaimana melihat pertanian sebagai persoalan negara.
Karena itu pemberdayaan petani dengan pemberian subsidi dan proteksi terhadap pertanian dan hasil-hasilnya adalah jalan yang paling mungkin untuk membenahi persoalan pertanian masa depan. Sebab itu meminjam istilahnya Agus Pakpahan (2004) yang dibutuhkan bukan hanya “kail’ dan “umpan” untuk petani agar maju dan berkembang. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah diperlukannya “kolam” dan “akses” terhadap “kolam” itu. Walaupun diberi “kail” dan “umpan” kepada petani, tetap saja tidak akan bermamfaat selama kolamnya dipagari dan tidak dibuka ruang akses kepadanya. (Http://www.ediagrotek.blogspot.com)
Read More