Test Footer 1

Showing posts with label Pertanian. Show all posts
Showing posts with label Pertanian. Show all posts

Thursday 16 May 2013

Gudang

Jadi Petani Why Not…?

Sudah pasti tidak ada yang bercita-cita menjadi seorang petani bukan? namun biasa nya orang hidup di kampung keterpaksaan atau memang sudah menjadi suatu pekerjaan yang tak bisa di ubah, karena keadaan yang tak memungkinkan selain keadaan adalah kampung bin desa, yang dimana adanya cuma hutan dan pesawahan maka warga setempat akan lebih memilih untuk menjadi petani, Yapzz dimana oleh orang tinggi selalu di pandang rendah sebagaimana memandang rendah para BMI, ke dua pekerjaan ini satu sebagai Petani yang selalu hidup di sawah dan hutan yang dimana dia selalu begulat dengan cacing tanah atau ulat belut-belut di sawah?

namun ini adalah sudah yang menjadi sumber rizki kami sebagai seorang petani..!

Sekeluarga mulai dari kakek nya kakek sampai pada babeh dan anak-anak nya, termasuk saya mereka semua adalah seorang petani, yapzz dimana mereka mengurus sawah dan tanah pribadi maupun kehutanan, kami di kampung selalu berkebun sayuran seperti tomat-cabe-atau sayuran lain nya, dan seperti biasa kalo lagi musim sayuran maupun buah-buahan karena saya tak bisa ikut menikmati nya maka saya pasti akan meminta gambar nya saja, alias poto nya dan itu sudah membuat saya cukup mengobati rasa kangen kampung halaman yang telah bertahun-tahun saya tinggalkan..! Dan Apapun pekerjaan nya yang penting halal hasil nya :D

Pernah suatu hari di dunia maya dalam media sosial facebook ada yang bilang kalo petani itu rendahan, Hupzz cukup geram sich, apa dia tidak mikir kalo mereka tanpa petani tidak akan makan..? toch padi di tanam oleh petani bukan oleh pak mentri? sayuran di tanam oleh petani bukan oleh president? kemaren bawang mahal kenapa? karena pasti yang nanam nya jarang makanya jadi mahal..?! nach sedangkan kampung saya memang sudah tempat nya sebagai petani, dan itu adalah sudah menjadi pekrejaan utama walaupun tak semua orang bisa menanam sayuran karena nanam sayuran itu harus tau obat-obatan nya yang harus di pakai, Mungkin kebanyakan orang kalo pun mereka hidup di kampung maka mereka akan memilih merantau mencari uang yang lebih besar, atau yang terpandang dengan mencoba-coba di kota..

Tapi sayang nya di kampung saya jarang ada yang ngerantau lelaki nya, kecuali perempuan seperti menjadi BMI ke saudi atau ke jakarta, mungkin yang ke HK dan taiwan bisa di itung dengan jari..!  termasuk saya, bukan nya tak mau jadi petani namun selain mencari rizki lebih yang di atas nama lilahi ta’ala, namun juga mencari ilmu dan pengalaman yang lebih pula, So mereka yang di kampung akan memilih untuk hidup jadi petani di banding berdagang atau merantau, Mengapa..? entahlah. mungkin karena ke ahlian yang telah mendarah daging adalah menajdi petani..? Tapi Alahmdulillah walau ayahanda jadi petani beliau dapat menghidupi anak-anak nya dan istri nya dengan baik, pendidikan maupun moral..!

Disni ada beberapa Gambaran yang sedang mereka klola seperti kebun cabe, tomat kopi dan pesawahan sekaligus pemandangan perkampungan.. :D

Tanah yang masih kosong sebelum di olah
poto sebelum di tanami sayuran.

Poto di atas ini adalah poto dimana tanah yang  akan di tanami sayuran , yang telah di lapisi plastik agar tak tumbuh rumput liar..
Kebun cabe setelah umur 1,5bulan

Nach di atas adalah poto kebun cabe yang telah berumur sekitar 1.5 bulanan..!
kebun cabe ketika sudah hampir panen
kebun tomat
Kebun tomat yang sudah berbuah namun belum matang, :D
buah nya sampai ujung
doc.pribadi tomat yang sudah matang
kebun kopi

ponakan lagi ngikut panen 

Nach poto yang di atas sedang panen cabe rawit, dan nama rawit tersebut biasa nya suka di panggil ( jablay) itu nama rawit nya hehehe aneh sich waktu pertama kali dengar, namun kata mereka memang nama nya jablay, berhubung tidak terlalu pedas seperti rawit lain nya.
pesawahan :D
semoga tidak di busek ngatimin :)
Nach ini adalah poto ketika sawah baru di tanami padi,
Hahay baru di tanam ko dah mau panen?

Dan alhasil padi pun sudah terlihat kuning tinggal panen sobat ku :D poto doank hihihi aslinya ya kudu nunggu habis di tanam nunggu beberapa bulan baru panen. :)
Dan yang terakhir adalah gambaran kampung halaman yang sejuk, tanpa polisi maupun polusi.


Read More

Thursday 30 June 2011

Gudang

NEGARA DAN PERTANIAN

Bung Karno (Presiden pertama R.I.) dalam sebuah kutipan pidatonya pada peresmian gedung Fakultas Pertanian Universitas Indonesia (sekarang IPB) mengatakan bahwa “Pertanian adalah Soal Hidup atau Mati”. Penulis sepakat dengan bung Karno, sebab negara manapun di dunia ini tidak ada yang besar tanpa didahului oleh kemapanan pertaniannya. Abraham Lincoln (mantan presiden Amerika Serikat) mengatakan bahwa pertanianlah yang membuat rakyat Amerika bersatu, bersahabat, dan saling kenal mengenal. Jadi pertanian merupakan kunci untuk kelanggengan suatu negara.
Maka ada baiknya kalau sekali-kali kita harus belajar ke negara paman sam (AS), Japan, dan negara-negara Uni Eropa dalam hal pemihakan negara terhadap pertaniannya. Penguatan pertanian oleh negara-negara barat dilanjutkan berdasarkan keterkaitan yang kuat antara sektor pertanian dengan pertumbuhan industri manufaktur. Pasca 1850, maka terjadi dua revolusi pertanian utama. Pertama, mekanisasi pertanian; Kedua, penggunaan input pertanian yang tinggi. Antara mekanisasi pertanian dimana penggunaan mesin-mesin pertanian dalam pengolahan lahan mendorong meluasnya penambahan lahan pertanian. Ini sekaligus menunjukkan transformasi sektor agraria ke industri berjalan beriringan, saling terkait, dan saling mendukung di kedua belah pihak; bukan malah bertentangan sebagaimana yang terjadi di negara-negara dunia ketiga, yaitu kontradiksi pertanian-industri dan kontradiksi desa-kota.
Karena itu menurut Bonnie Setiawan (2003) bahwa sejarah pertanian Barat adalah sejarah proteksi dan subsidi. Dimana pemeran utama kebijakan tersebut adalah pemerintah (negara). Negara-negara tersebut tidak mau mengambil resiko walaupun dunia mendesak mereka untuk mengurangi subsidi di bidang pertanian. Walaupun logis negara-negara ini untuk mengurangi subsidinya karena kelebihan produksi, subsidi tetap masih diberikan dan petaninya tidak dipersulit hidupnya.
Kalau demikian persoalannya saya masih percaya bahwa untuk keluar dari problem kemiskinan petani tidak lain adalah bagaimana pemerintah dan seluruh stakeholdersnya mampu menempatkan pertanian bukan hanya sebagai persoalan sektoral (ekonomi) saja tetapi bagaimana melihat pertanian sebagai persoalan negara.
Karena itu pemberdayaan petani dengan pemberian subsidi dan proteksi terhadap pertanian dan hasil-hasilnya adalah jalan yang paling mungkin untuk membenahi persoalan pertanian masa depan. Sebab itu meminjam istilahnya Agus Pakpahan (2004) yang dibutuhkan bukan hanya “kail’ dan “umpan” untuk petani agar maju dan berkembang. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah diperlukannya “kolam” dan “akses” terhadap “kolam” itu. Walaupun diberi “kail” dan “umpan” kepada petani, tetap saja tidak akan bermamfaat selama kolamnya dipagari dan tidak dibuka ruang akses kepadanya. (Http://www.ediagrotek.blogspot.com)
Read More