Test Footer 1

Showing posts with label Islam. Show all posts
Showing posts with label Islam. Show all posts

Tuesday 11 June 2013

Gudang

Polwan dilarang berJilbab? "Ada Apa Dengan Institusi Kepolisian Negeri Ini"

Entah apa yang ada di benak beberapa oknum pemerintah/pejabat/penguasa negeri ini, terkait dengan (Simbol-simbol) Islam. Mereka tidak henti-henti menyoalnya, seolah-olah ini masih zaman bahaeula. Ada saja urusan-urusan yang tidak seharusnya dibahas akhirnya jadi masalah besar. Jenggot,  gamis, jidat,  seolah-olah semua harus diwaspadai. Tidak lama kemudian, menyusul  ide nyeleneh, tentang perlunya diadakan sertifikasi kurikulum pesantren dan ulama.
Kini, ketika isu-isu tersebut masih segar diingatan, kembali gagasan ‘gila’ terkait simbol Islam mencuat, yaitu; larangan menggunakan jilbab bagi para Polwan (Polisi Wanita). Yang lebih aneh lagi, alasan yang digunakan adalah untuk menghemat anggaran.
Simak pernyataan Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Agus Rianto. Menurutnya, penambahan jilbab jika diberlakukan akan berdampak umum. Sehingga Polri harus menambah kocek tambahan. “Karena kalau pakaian (jilbab) itu dibagikan berarti anggarannya lain lagi,”ujarnya. (Republika.co.id).
Jelas ini alasan terasa janggal dan terkesan sangat dipaksakan. Persis seperti yang diutarakan oleh Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), “Masa dana untuk jilbab jadi masalah? Alasan yang tidak masuk akal,” kata Hamidah, salah satu anggota Kompolnas, sebagaimana yang dikutip di situs yang sama.
Lagi pula, bukankah semua anggaran itu dari rakyat? Mengapa justru mereka tidak ribut ketika adanya dugaan anggaran-anggaran yang diselewengkan aparat atau yang dikenal dengan ‘rekening gendut’ pada perwira polisi?
Selain alasan yang tidak  rasional itu, sejatinya pelarangan pemakaian jilbab, juga melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Bagaimana pun, setiap individu memiliki hak menjalankan    keyakinan dan ibadah sesuai dengan agamanya. Dan ini dilindungi oleh HAM.
Sepatutnya, pihak kepolisihan menghormati hal ini. Lebih-lebih, kalau melihat mayoritas penduduk negeri ini adalah beragama Islam. Tidak sepatutnya bersikap diskriminatif terhadap Polwan berjilbab. Toh dengan berseragam demikian, tidak mengurangi keprofesionalitasan mereka dalam menjalankan tugas. Hingga kini, belum ada berita negatif, bahwa kinerja Polwan berjilbab jauh di bawah standart.
Di Inggris saja, Polwan diperbolehkan untuk berjilbab, karena menghormati hak azasi. Seharusnya, polisi berkaca; bagaimana mungkin di negara yang mayoritas penduduknya beragama non-Islam, memberikan peluang begitu bebasnya bagi kaum minoritas (Baca: polwan Muslimah) untuk menjalankan kewajibannya, memakai hijab.
Di lain pihak, Indonesia, negeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia, justru bersikap sebaliknya; terkesan membatasi. Aneh rasanya aparat di negeri ini.
Yang lebih subtansial, menutup aurat (Salah satunya dengan menggunakan jilbab), adalah perkara ushul (Mendasar) dalam Islam, bagi seorang muslimah yang sudah baligh. Ini artinya, telah menjadi kewajiban seorang Muslimah untuk menutup seluruh auratnya, kecuali wajah dan telapak tangan, sesuai dengan petunjuk Nabi, melalui sabdanya, yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Baihaqi.
Dengan demikian, itu artinya, pelarangan pemakaian jilbab, tidak hanya melanggar HAM, namun setali tiga uang, juga melanggar kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah, sebagaimana yang para Muslimah yakini.
Jika para pejabat itu paham ini, pasti mereka tahu, bahwa tidak ada alasan melarang pemakaian jilbab, dengan dalih apapun. Apatah lagi bila dasarnya terkesan sangat rapuh dan dibuat-buat. Jangan sampai kasus ini justru mempertegas tentang adanya stigma buruk pemerintah/polisi terhadap (simbol-simbol) Islam.
Jika perlu, cobalah Polri belajar melihat bagaimana para polisi wanita di Yaman, Iraq, Afghanistan, Pakistan,  dalam penggunaan seragam untuk polwannya. Setelah itu renungkanlah, apakah kalian cukup adil memperlakukan aparat wanita kalian yang Muslimah untuk melaksanakan hak menggunakan jilbabnya?
Jika hati nurani kalian mengatakan “Ya memang tidak adil,” dan kalian masih melarangnya juga, maka persoalannya bukan masalah teknis atau anggaran.  Boleh jadi, memang ada usaha untuk menghapus simbol-simbol Islam di institusi kepolisin negeri ini. Kalau begitu, apa bedanya polisi zaman sekarang dengan Orde Baru?.*
Read More

Friday 7 June 2013

Gudang

Lebih dari 1000 warga asing memeluk Islam di Riyadh Utara


Direktur Hubungan Umum dan Media Maktab Ta’awun li-Da’wah wal Irsyad wa Tau’iyat al-Jaliyat, Syaikh Khalid bin Muhammad al-Mansur menyatakan sebanyak 1093 warga asing dari 12 negara telah masuk Islam di kota Riyadh Utara, Arab Saudi selama tahun 2013, laporan situs berita Islammemo pada Rabu (22/5/2013).

Syaikh al-Manshur mengungkapkan bahwa pernyataan keislaman lebih dari 1000 warga asing itu “datang karena karunia Allah semata, kemudian berkat usaha penuh berkah dari para juru dakwah laki-laki dan juru dakwah perempuan Maktab Ta’awun, meliputi training-training dakwah dan kunjungan lapangan setiap pekan. Di antara kegiatannya yang terpenting adalah menggelar forum-forum diskusi “haji dan hadiah” bagi kalangan non-muslim, kegiatan social Yayasan Wakaf al-Aradi, dan forum-forum “pengawasan dan bimbingan” bagi orang-orang yang baru masuk Islam.”

Syaikh al-Manshur mengucapkan banyak terima kasih kepada para dermawan, karyawan, buruh dan orang-orang yang dengan sukarela menginfakkan sebagian harta mereka untuk membiayai kegiatan-kegiatan dakwah Maktab Ta’awun di kota Riyadh Utara.

Direktur Hubungan Umum dan Media Maktab Ta’awun li-Da’wah wal Irsyad wa Tau’iyat al-Jaliyat menjelaskan bahwa 1093 muslim dan muslimah baru tersebut berkewarga negaraan Jerman, Amerika, Italia, Ethiopia, Srilanka, China, Ghana, Philipina, Kenya, Madagaskar, Nepal dan India.

Syaikh al-Manshur menambahkan, “Selama setengah tahun pertama dari tahun 2013 M ini, total jumlah rilisan Maktab Ta’awun yang telah didistribusikan berupa buku-buku, kaset-kaset, bulletin-buletin, dan terjemahan-terjemahan adalah 17062 buah. Adapun total jumlah ceramah dan pelajaran yang diadakan oleh Maktab Ta’awun atau berkoordinasi dengan Maktab Ta’awun adalah 1036 ceramah dan pelajaran, yang diikuti oleh lebih dari 45665 orang.”
Data ini bukanlah data pertama yang dipaparkan oleh Maktab Ta’awun. Maktab Ta’awun juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dakwah bagi para warga negara asing yang bekerja di seluruh wilayah Arab Saudi, bahkan seluruh dunia melalui situs resminya, IslamReligion.com.
Read More

Tuesday 4 June 2013

Gudang

1 negara, 2 agama dan 3 gambar ini yang berbicara

Foto di sebelah kiri menunjukkan Gereja St Mary di Cable Street, sementara foto di sebelah kanan menunjukkan jamaah Muslim tengah sholat Jumat di luar sebuah masjid di dekatnya di Spitalfields, keduanya terletak di London Timur
Guy Walters adalah seorang penulis yang telah menulis beberapa buku dan aktif menulis di beberapa surat kabar di Inggris. Dalam sebuah kesempatan pada Kamis (30/5/2013), seperti dilansir Daily Mail, dia mengungkapkan sebuah pernyataan mengenai perbandingan jemaat gereja dan jamaah Muslim di London. Berikut ulasannya.
Sisihkan fakta bahwa Ratu kami adalah Pembela Kristen. Abaikan 26 uskup Gereja Inggris yang duduk di House of Lords.
Jangan lihat Sensus tahun 2011 yang menyatakan bahwa 33.200.000 orang di Inggris dan Wales menyatakan diri mereka sebagai orang Kristen.
Karena jika Anda ingin wawasan yang lebih akurat mengenai agama di Inggris saat ini, lihatlah melalui gambar-gambar yang lebih mengungkapkan realita dalam survei ini.
Apa yang ditunjukkan oleh gambar-gambar ini adalah tiga ibadah yang dilakukan di East End London dengan jarak beberapa ratus meter antara satu dengan yang lainnya pada akhir bulan lalu.
Dua foto menunjukkan kebaktian pada Ahad pagi di gereja St George di timur Cannon Street Road, dan gereja St Mary di Cable Street.
Gambar ketiga menunjukkan jamaah yang berkumpul untuk sholat Jumat di luar masjid terdekat di Brune Street Estate di Spitalfields.
Perbedaan dalam jumlah terlihat begitu dramatis. Di St George, sekitar 12 orang telah berkumpul untuk merayakan Komuni Kudus.


Bangku-bangku di St George yang dipadati pada abad ke-18, saat ini hanya dihadiri 12 orang
:_____________________________________________________________________
Ketika dibangun pada awal abad ke-18, gereja itu dirancang untuk menampung 1.230 jemaat.

Begitu juga dengan St Mary yang dibuka pada bulan Oktober 1849. Gereja itu diharapkan bisa melayani 1.000 jemaat. Saat ini, seperti yang ditunjukkan pada gambar, jemaatnya hanya berjumlah 20 orang.


St Mary yang dibangun untuk menampung 1.000 orang, saat ini jumlah jemaatnya hanya sekitar 20 orang
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sementara dua gereja hampir kosong, Masjid Brune Street Estate justru menghadapi “masalah” yang berbeda – yaitu terlalu penuh

Masjid itu sendiri tidak lebih dari sebuah ruangan kecil [mushala] sewaan di pusat komunitas tersebut, dan hanya dapat menampung 100 jamaah.

Namun, pada hari Jumat, angka tersebut membengkak menjadi tiga sampai empat kali kapasitas ruangan, sehingga jamaah tumpah keluar sampai ke jalan, di mana jumlah mereka bisa memenuhi tempat yang ukurannya hampir sama dengan ruangan yang nyaris kosong di St Mary.

Hal ini menunjukkan bahwa, saat ini, kekristenan di negara ini akan menjadi agama masa lalu, dan Islam adalah masa depan.

Dalam sepuluh tahun terakhir, telah terjadi penurunan jumlah orang di Inggris dan Wales yang mengaku sebagai Kristen, dari 71,7 persen menjadi 59,3 persen dari jumlah populasi.

Pada periode yang sama jumlah Muslim di Inggris dan Wales telah meningkat dari 3 persen jumlah populasi menjadi 4,8 persen – 2,7 juta orang.

Setengah dari Muslim Inggris berusia di bawah 25 tahun, sementara hampir seperempat dari orang Kristen di sana mendekati dekade kedelapan mereka.

Diperkirakan hanya dalam waktu 20 tahun, Muslim akan lebih aktif di negara ini – di mana bahkan setengah abad lalu hal ini benar-benar tak terpikirkan.

Banyak yang akan menyimpulkan dengan berat hati bahwa Kekristenan tengah menghadapi penurunan permanen di Inggris. Gereja-gereja yang berabad-abad digunakan ketika ajaran Kristus berkuasa, kini semakin kosong.






































Masjid kecil di Brune Street Estate, Spitalfields, hanya dapat menampung 100 orang, sehingga masyarakat Muslim setempat memadati jalan untuk shalat Jumat
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada hari Minggu, 1 Oktober 1738, St George digunakan dua kali dalam sehari untuk mendengarkan penginjil John Wesley, yang kemudian berkhotbah di gereja itu untuk pekan berikutnya.

Hari ini, tidak ada John Wesley yang bisa membuat bangku gereja dipenuhi jemaat. Pihak gereja sudah berusaha melakukan yang terbaik, misalnya menawarkan kegiatan ‘Hot Potato Sunday’ bulanan.

Canon Michael Ainsworth dari St George mengatakan: “Saat ini bukan hanya soal jumlah. Ini tentang menjaga keyakinan dan tetap menjadi bagian dari komunitas kota.

Sementara itu di St Mary, Rev Peter McGeary tidak bisa menjelaskan mengapa jumlah jemaat sangat rendah, “Tidak bisa dijelaskan, ada begitu banyak faktor.”

Ketika dia ditanya apakah dia mencoba untuk meningkatkan jumlah jemaat, dia hanya menjawab: “Kami bukan perusahaan, kami adalah sebuah gereja.”

Sebaliknya, tampaknya ada energi yang luar biasa melekat pada masjid di Brune Street, yang telah digambarkan sebagai ‘Mekah-nya kota itu’.

Di sini, baik cerah ataupun turun hujan, anggota komunitas Bangladesh melakukan shalat Jumat di bawah langit terbuka.

Sayangnya, tidak demikian dengan dua gereja di dekatnya.

Suatu hari, dalam beberapa dekade, St George mungkin akan dipenuhi dengan jamaah lagi – tetapi mereka bukanlah orang Kristen. [MR]
Read More

Tuesday 28 May 2013

Gudang

Beginilah mereka menghancurkan Islam, lalu bagaimana sikap kita…?!

Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari’at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, “Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.
Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah “Kapur!”, jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus!” Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.
Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah “Kapur!”. Dan permainan diulang kembali.
Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.
“Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.
Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika.”
“Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?” tanya Guru kepada murid-muridnya. “Paham Bu Guru”
“Baik permainan kedua,” Ibu Guru melanjutkan. “Bu Guru ada Qur’an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu “dijaga” sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet.
Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?” Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.
Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur’an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.
“Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…”
“Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari’at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan.”
“Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?” tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak. Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo’a dahulu sebelum pulang…”
Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.
Ini semua adalah fenomena Ghazwu lFikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam. Allah berfirman dalam surat At Taubah yang artinya:
“Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu.”(QS. At Taubah :32).
Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya generasi muda Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show, hingga tak terasa.
Begitulah sikap musuh-musuh Islam. Lalu, bagaimana sikap kita…? [edi munawar] arrahmah
Read More
Gudang

Koleksi Masjid Terbaik di Seluruh Dunia


Mecca, Saudi Arabia
makkah-mecca-saudi-arabia-hajj-pilgrimage
 
 Ghana
 Larabanga-mosque 

 Malaysia
mosque-Kota-Kinabalu-Sabah-Malaysia
 
Pakistan
Wazir-Khan-Mosque
 
Iran
 portico-courtyard-Nasr-Molk-mosque-Shiraz-fars-Iran
 
 Madinah, Saudi Arabia
Madinah-saudi-arabia-prophet-mosque-night
 
Singapore
Masjid-Sultan-Mosque-singapore
 
 Tokyo, Japan
tokyo-mosque-turkish
 
Russia
Kul-Sharif-Mosque
 
India
vizhinjam-harbour-trivandrum-kerala-India-mosque
London, England
 ICC-london-mosque
  
Timbuktu, Mali
 Sankore-mosque-Timbuktu
 
Cairo, Egypt
 Egypt-Cairo-Sayyida-Nafeesa-Mosque
  
Michigan, America
Dearborn-Mosque-michigan
 
 Seoul, Korea
 seoul-korea-mosque
  
Palestine
 Dome-Rock-Jerusalem
 
 Dakar, Senegal
 sea-mosque-senegal
 
 Damascus, Syria
 omayyed-mosque-damascus-syria-moon-night
 
 Maldives
hulhumale-mosque
 
 Sri Lanka
 Mosque-Matara-Sri-Lanka 
 
Uzbekistan
 Moon-Amir-Timur-samarkand-uzbekistan
  
Cairo, Egypt
mosque-big-egypt-cairo
 
 China
Nancheng-Mosque-china 
 
Agadir, Morocco
mosque-agadir
 
Sana’a, Yemen
sanaa-yemen-mosque 
Islamabad, Pakistan
Faisal-Mosque-pakistan-islamabad
Maldives

mosque-maldives-white-blue
Dubai, UAE
 Jumeirah-Mosque-dubai-trees
 
Sri Lanka
 Sri-Lanka-brilliantly-painted-Mosque
  
Muscat, Oman
 Grand-Central-Mosque-Muscat-oman
 
Bueno Aires, Argentina
argentina-bueno-aires-mosque 
  
Alexandria, Egypt
egypt-Alexandria-mosque
  
Banda Aceh, Indonesia
Baiturrahman-Mosque-Banda-Aceh
 
Istanbul, Turkey
blue-mosque-istanbul-turkey
Read More

Sunday 26 May 2013

Gudang

Zionisme Yahudi pada ajang acara pencarian bakat



JAKARTA-Muslim Indonesia jangan senang dulu dengan menangnya Fatin sebagai juara 1 pada acara X Factor Indonesia. Karena sesungguhnya ajang-ajang pencarian bakat seperti ini mempunyai misi yang tersembunyi yang tak tampak dengan kasat mata. Diperlukan kemampuan menganalisa dari orang yang ahli dan mempunyai semangat keberpihakan kepada Islam dan kaum muslimin. Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi, koordinator Kajian Zionisme Internasional (KaZI) memberikan opininya kepada redaksi arrahmah.com mengenai hal itu, untuk membuka wawasan muslim Indonesia pada, apa dan siapa sesungguhnya dibalik ajang-ajang seperti itu. Berikut ini kami sajikan analisanya yang mudah dan cukup bisa dipahami, namun tetap dalam karena dikutip langsung berdasarkan informasi dari sang zionis. Semoga bermanfaat.
Ketahuilah wahai muslim Indonesia, ada skenario zionis Yahudi pada ajang acara pencarian bakat dan sejenisnya. Ajang pencarian bakat sebenarnya tidak lepas dari program Yahudi. Mereka sadar cara paling ampuh melumpuhkan para pemuda muslim adalah menjauhkan mereka dari gaya hidup Islam dan mendekatkan mereka pada hedonisme dan hiburan. Hal inilah yang dikatakan Gleed Stones mantan Perdana Menteri Inggris.
Dia mengatakan: “Percuma kita memerangi umat Islam, dan tidak akan mampu menguasainya selama di dada pemuda-pemuda Islam ini bertengger Al-Qur’an.Tugas kita sekarang adalah mencabut Al-Qur’an di hati-hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka. Minuman keras dan music lebih menghancurkan ummat Muhammad dari pada seribu meriam, oleh karena itu, tanamkanlah dalam hati mereka rasa cinta terhadap materi dan seks”
Maka cara ampuh yang mereka lakukan adalah mempromosikan ajang pencarian bakat ke negeri-negeri muslim. Indonesian Idol seperti kita ketahui dibawa kenegeri ini oleh perusahaan hiburan Amerika bernama Fremantle Media. Fremantle Media adalah perusahaan yang dimiliki oleh seorang kapitalis Yahudi, Rupert Murdoch.
Simon Cowell dan Rupert Murdoch
Simon Cowell dan Rupert Murdoch
Kini prototype ajang pencarian bakat menjamur dengan bentuk beragam, termasuk X Factors. Sama seperti American Idol, X Factor dibentuk oleh Simon Cowell dan diproduksi Fremantle Media. Simon Cowell sendiri berlatar belakangYahudi dengan ibu seorang Kristiani. Dan dua sejoli antara Simon Cowell dan Rupert Murdoch adalah para kreator yang sangat gigih mengkreasi acara pencarian bakat yang kemudian disebar ke negara-negara muslim.
Di luar negeri sana, acara X Factor tidak banyak direspon oleh umat muslim, karena mereka tahu siapa dalang di balik acara ini. Meski ada kontestan muslim seperti Yousseph Slimani pada acara The X Factors tahun 2005 di Inggris, tapi respon muslim Inggris tidak seperti di Indonesia. Karena mereka tahu, acara seperti X Factors tidak akan pernah bisa menaikkan harkat dan martabat muslim di Inggris. Hasilnya, Yousseph Slimani hanya sampai babak perempat final.
fatin-shidqia-lubis-x-factor-indonesia
Beda Inggris, beda Indonesia. Meski Indonesia adalah negara mayoritas muslim, ketidakpedean justru menghinggapi diri kita,dengan menyebut kemenangan Fatin adalah kemenangan seorang muslim. Ucapan ini sangat memprihatinkan, jika kita mau menyadari siapa perintis acara ini.
Dari dulu saya sudah mencium itu terjadi dalam keikut sertaan Fatin. Tidak lama Fatin tampil, Bruno Mars langsung memberikan dukungan. Bruno memberi dukungan bukan sekedar suara Fatin, tapi lebih dari itu karena Fatin berjilbab. Bruno ini penyanyi yang menyuarakan atheis lewat lagunya It Will Rain.
Maka itu dengan kemenangan Fatin tentu kitak hawatir ada semacam pembenaran bagi kaum muslimah berbondong-bondong membanjiri ajang pencarian bakat seperti ini. Tubuh dan wajah mereka menjadi santapan 250 juta bangsa Indonesia. Mereka meliuk-liuk dan bersaut-saut hanya demi ribuan SMS. Muslimah-muslimah kita nanti memiliki dalih masuk ke gelanggang yang sebenarnya jebakanYahudi ini dengan satukalimat: ‘Tidak masalah selama kami berjilbab’
fatin-shidqia-lubis-x-factor
Maka menarik kita cermati perkataan Muhammad Quthb, “Seorang anak yang rusak masih bisa menjadi baik asal ia pernah mendapatkan pengasuhan seorang ibu yang baik. Sebaliknya, seorang ibu yang rusak akhlaknya, hanya akan melahirkan generasi yang rusak pula akhlaknya. Itulah mengapa yang dihancurkan pertama kali olehYahudi adalah wanita.” 

Read More