Waspada!! Jika Gejala Nyeri Ini Saat Menstruasi, Sudah
menjadi rahasia umum di kalangan wanita bahwa menstruasi/haid adalah periode yg
cukup menyakitkan. Sebagian dari kita mungkin merasakannya dgn nyeri hebat,
namun ada juga yg santai menjalani menstruasi tanpa nyeri.
Buat
kamu yg merasakan nyeri haid terlampau sakit, dr. Liva Wijaya, SpOG menjelaskan
bahwa nyeri haid adalah salah satu gejala yg paling sering dikeluhkan pasien di
poliklinik. Tidak semua orang mengalami haid yg nyeri. Prevalensi terjadinya
nyeri haid pada perempuan memiliki variasi yg sangat lebar sekitar 15,9 persen
hingga 89,5 persen,
"Dalam
bahasa kedokteran nyeri haid disebut dismenore. Dismenore primer bila adanya
nyeri haid tanpa ditemukan kelainan yg jelas sedangkan disebut sekunder apabila
nyeri haid memiliki penyebab khusus," papar dr. Liva.
Hal-hal
yg meningkatkan risiko nyeri haid berulang: Usia haid pertama kali (12 tahun),
lamanya haid, banyak darah yg dikeluarkan, merokok, riwayat keluarga, &
beberapa penelitian menyatakan bahwa nyeri haid berhubungan dgn obesitas &
konsumsi alkohol. Aktivitas fisik tidak berhubungan dgn beratnya nyeri haid.
Secara
ringkas, dr.Liva memaparkan soal nyeri haid ini. Baca baik-baik, adakah kamu
mengalami hal-hal yg perlu diwaspadai di dalamnya?
1.
Gejala Nyeri haid
Nyeri
haid primer hanya dirasakan beberapa saat sejak haid pertama kali(≤ 6 bulan/
siklus), biasanya dirasakan selama 48-72 jam (beberapa saat sebelum darah haid
keluar atau beberapa saat setelah darah keluar), nyeri dirasakan seperti kram
di perut bawah yg bisa menyebar ke punggung atau paha atas, & tidak
ditemukan kelainan pada pemeriksaan.
Kita
perlu mencurigai adanya nyeri haid sekunder apabila nyeri haid dirasakan pada
awal usia 20-30 tahunan dgn riwayat tanpa nyeri pada haid sebelumnya,
perdarahan yg tidak teratur atau banyak jumlahnya, nyeri yg menetap pada setiap
siklus, nyeri yg tidak membaik dgn penggunaan anti-nyeri, adanya riwayat sulit
punya anak, keputihan yg abnormal, nyeri saat senggama, nyeri berkemih atau
buang air besar saat haid, & yg terpenting adalah ditemukan kelainan pada
saat pemeriksaan.
2.
Pemeriksaan apa yg perlu dilakukan?
Kamu
dgn keluhan nyeri haid cukup datang ke dokter kebidanan. Dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik & pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan fisik berupa perabaan
di bagian perut, pemeriksaan kelamin dalam (utk yg sudah berhubungan seksual),
atau pemeriksaan melalui lubang anus bagi yg belum berhubungan seksual).
Pemeriksaan
tambahan yg mungkin akan dilakukan adalah Papsmear, ultrasonografi, CT scan/
MRI bagian perut, pemeriksaan darah, urine, & feses. Bila diperlukan
dilakukan operasi yaitu laparoskopi diagnostik yaitu tindakan khusus utk
meneropong bagian dalam perut utk melihat adakah kelainan pada rahim, saluran
telur, indung telur, dinding perut, & organ-organ perut yg berhubungan dgn
nyeri haid.
Tidak
semua pemeriksaan tersebut dilakukan. Hampir sebagian besar kelainan dapat
didiagnosis melalui pemeriksaan berupa pemeriksaan fisik & ultrasonografi.
3.
Apakah bahaya nyeri haid?
Hal
yg perlu diwaspadai adalah nyeri haid sekunder. Akibat dari gejala tersebut
tergantung dari kelainan yg mendasari. Bila ditemukan infeksi, komplikasi yg
dapat timbul berupa nyeri haid & keputihan yg berulang, kerusakan saluran
telur & rahim, perlekatan organ dalam perut, sehingga sulit punya anak,
bahkan infeksi menyeluruh.
Bila
kelainannya berupa miom, akibat yg dapat dirasakan adalah gangguan haid,
gangguan berkemih & defekasi, atau benjolan di perut yg terus membesar.
Endometriosis merupakan kelainan yg sangat erat dgn nyeri haid. Komplikasi yg
bisa terjadi akibat endometriosis adalah nyeri haid hebat, jumlah darah haid yg
banyak, benjolan perut akibat kista/ adenomiosis, & sulit punya anak yg
salah satunya disebabkan kerusakan saluran telur.
4.
Apakah yg harus dilakukan utk mengurangi/mengobati nyeri haid?
Dismenorea
dapat dikurangi dgn mengubah pola hidup, olah raga cukup, & berhenti
merokok. Suplementasi vitamin & mineral dapat membantu memperbaiki
metabolisme tubuh sehingga ambang nyeri dapat meningkat. Bila dgn hal tersebut
nyeri masih mengganggu, anti-nyeri, & obat-obatan hormonal dapat digunakan
serta dapat dicoba menggunakan akupuntur/accupresure. Jika pada pemeriksaan
ditemukan patologi/ kelainan organ kewanitaan, tindakan berupa pemberian antibiotik
sampai pembedahan dapat dilakukan tergantung penyebabnya.
5.
Bagaimana mencegahnya?
Olah
raga cukup, pola diet & pola tidur yg seimbang, suplemen vitamin &
mineral, gaya hidup sehat, menghindarkan infeksi menular seksual & keputihan.
Terpenting adalah lakukan pengecekan berkala berupa papsmear &
ultrasonografi utk deteksi dini kelainan organ kewanitaan.
Nah Ladies,
meski terdengar menakutkan, nyatanya nyeri haid dapat dicegah dgn gaya hidup
sehat. Jangan takut utk memulai dari sekarang ya. Kesehatan itu mahal harganya.
Oleh: dr. Liva Wijaya, SpOG
Tempat Praktik: Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran [sumber: triviaries]