Test Footer 1

Saturday 6 April 2013

Gudang

Selamat Jalan Khonsaa



Semoga Alloh memberikan kekuatan dan ketabahan menjalani ujian ini, semoga kisah ini bisa menjadi ibrah/hikmah bagimu dan ibu-ibu lain yang mendapat ujian serupa.

“sebuah curahan hati seorang ibu yang baru saja kehilangan putri pertamanya. Seorang ibu yang tiada mengenal lelah untuk mengkampanyekan ASI sebagai makanan terbaik bagi buah hatinya.. Elona Melo T.A” Selasa, 17 Juli 2001, jam 10.10wib engkau hadir di tengah kehidupan kami nak. Sempurnalah rasanya mama menjadi seorang wanita dengan kelahiranmu.

Engkau kami beri nama Khonsaa’ Al Anshoriyah. Khonsaa’ adalah nama seorang sahabat Rosul wanita yg merelakan ke3 anaknya mati syahid di peperangan, hingga akhirnya beliau pun ikut syahid.

Al Anshoriyah, kami pilihkan menjadi nama belakangmu dg harapan engkau termasuk ke dalam golongan orang-orang yg gemar menolong layaknya kaum anshor.

Dari balita, engkau sudah menjadi tempat mamamu curhat, entah engkau paham atau tidak setiap ada kegundahan engkau bantu meringankannya dengan jalan mendengarkan nak. Itulah sebabnya engkau menjadi salah satu Sahabat Terbaik mama. Kau tenangkan mama, kau hapus air mata mama setiap mama menangis karena rindu dengan almarhum opamu. Dengan lembut kau bisikan di telinga mama “jangan sedih ma”.. lalu engkaupun memeluk mama.

Sebagai anak pertama, engkau menjadi sekolah sekaligus guru bagi mama. Bagaimana naluri keibuan mama terasah dengan keberadaanmu. Engkau mengajarkan pada mama bahwa kesabaran tidak berbatas, walau sebagai manusia sering sabar itu hilang. Engkau ajarkan pada mama, bahwa kasih sayang, kehangatan dan kejujuran akan berakhir dengan ketiganya pula. Kau ajarkan bahwa, ibu adalah guru pertama sekaligus terbaik bagi anak-anaknya. Itu sebabnya papamu meminta mama untuk tetap di rumah menemani engkau dan adik-adikmu..

Ketika adik-adikmu lahir, di usia yg masih sangat muda, engkau berubah menjadi sosok kakak yang begitu dewasa, banyak mengalah, walau kami orangtuamu tahu hal itu berat engkau lakukan. Kami sering memberimu tanggung jawab “titip ade-ademu ya mba” setiap mama dan papamu pergi, walau di rumah ada yang lain. Kau tunaikan amanah kami dengan memberi laporan singkat jelas dan padat apa yg terjadi saat mereka ditinggal. Apabila ada mainan atau bukumu yg dirusak oleh adikmu, yang kau lakukan hanya menangis dan mengadu pada mama, dengan harapan mama akan memperbaikinya..itu sering kita bersama.

Engkau buat kami bangga dengan keistiqomahanmu untuk mengenakan jilbab di usia 6 tahun, walau engkau hanya seorang diri yg melakukannya di kelasmu. Kau butikan kecerdasanmu dg hasil IQmu yg sangat jauh di atas rata-rata dan prestasimu sebagai juara kelas. Ternyata, kebanggaan ini juga dirasakan oleh eyang mama dan eyang papa, oma danbude pakde juga om kamu nak. Mama sering tidak segan-segan berkata bahwa “mama banggamu nak”.

Al Anshoriyah, engkau betul-betul anak yg gemar menolong. Terbukti dari cerita guru-gurumu bahwa engkau tidak segan-segan menolong temanmu yg kesulitan dalam belajar, walau resikonya ditegur oleh gurumu. Bahkan suatu waktu, nilaimu dikurangi karena dengan ikhlasnya soal ujian temanmu kau kerjakan dari awal hingga selesai. Ingat nak..betapa marahnya mama ketika tahu kejadian itu, namun di sisi lain mama melihat sikap rela berkorbanmu yg begitu tinggi.

Saat kita pindah, dari Jakarta ke Bandung, engkau terlihat sedih karena harus meninggalkan sahabatmu, namun sekaligus gembira setelah mendengarkan cerita mama bahwa kelak kamu akan mendapat teman-teman baru dengan bahasa yg tidak biasa, Bahasa Sunda. Ingat Khonsaa’ ketika tanpa engkau sadari caramu dan adikmu berbicara mulai berubah dan menjadi bahan becandaan sepupumu di jakarta…? Itu membuktikan betapa dirimu mudah bergaul nak. Mama juga bangga padamu ketika seorang wali murid menceritakan bahwa menurut anaknya, kamu adalah “the coolest girl in the class” karena wawasanmu yg luas. Dari masalah gadget, pelajaran, poppin (satu bentuk tarian), music, buku-buku..begitu banyak yg kau ketahui nak. Engkau memang canggih nak..!

Saat teman-teman seusiamu masih belum kenal dunia komputer dan online, kamu sudah begitu akrab dengan keduanya. Niatmu punya Facebook dan akrab dengan dunia online engkau ceritakan dalam rangka “jangan mau jadi gaptek”. Engkau buat blog pribadi saat usiamu masih 7 tahun.

Padahal, yg engkau lakukan hanya mengamati papamu yg sedang asyik dengan pekerjaannya.

Sering sekali engkau cerita ke mama hasil browsingmu ke beberapa web hanya untuk membedakan “akar tunggal dan akar serabut”.

Kau buktikan, bahwa dunia online seharusnya memang digunakan untuk  hal-hal yang bermanfaat…

Sebagai mama, banyak sekali kesalahan yg mama perbuat padamu nak, bahkan tidak terhitung.. Kemarahan yang kadang melampau batas, ketidaksabaran yang sebenarnya masih sangat bisa ditahan.

Ketika mama menangis menyesal bila memarahimu dan adikmu, yang kau ucapkan hanya “nggak apa-apa ma”.

Ingat nak, ketika mama menyusui adik-adikmu engkau berada di dekat mama sambil engkau bertanya “aku dulu nyusu juga ngga ma”. Seketika itu juga mama tidak mampu menahan tangis, sembari berucap “itu salah satu kebodohan mama nak, maafkan mama krn mama tdk menyusuimu”.
Mama ceritakan alasannya bahwa luka yg ada tdk mampu mama tahan. Lagi-lagi engkau menghibur mama dg berucap “nggak papa ma, yang penting sudah usaha”.

Salah satu kesalahan mama terbesar padamu ialah tanggal 13 Desember 2009. Hanya karena keletihan yang sebenarnya masih bisa mama tahan, mama tidak menemanimu dan adikmu yg pagi itu semangat sekali ingin berenang, dan memang itulah tujuan kita menginap di hotel. Mama lebih milih berada di kamar hotel dan membiarkanmu beserta papa dan kedua adikmu ke kolam renang yg ketika itu memang ramai. Mba Rahmi dan Mba Siti, yang selama ini membantu mama mengurus rumah juga ikut menemani kalian. Padahal engkau pun belum terlalu mahir berenang nak, mama tahu ketakutanmu pada air yang kau coba hilangkan
sedikit demi sedikit.

30 menit kemudian papamu kembali ke kamar hotel dan, tidak lama telpon pun berdering memberitahu bahwa engkau tenggelam…!!!

Bagai tersambar petir, mama dan papa langsung menjerit dan lari menuju kolam, namun engkau sudah dibawa ke rumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Sekelebat terlintas rasa marah dan was-was silih berganti…

“Mana pool guard yang seharusnya menjaga kolam renang”.. hanya itu kalimat yang mama ucapkan seraya berlari ke arah kolam.

Mama seorang guru renang nak, papamu mahir berenang. Mama bahkan sering bercerita padamu kejadian-kejadian saat mama menolong beberapa orang yang hampir tenggelam…

Tapi…

  Dimana mama, saat anak mama tenggelam,

Mana guru renang yang mahir berenang 4 gaya, dengan murid tak terhitung jumlahnya..???

Mana guru renang yg berkali-kali menolong orang yang bisa saja nyawanya melayang di kolam renang…??

Mana….???

Allohu akbar..dalam perjalanan menuju rumah sakit di kepala mama yang ada hanya rasa sesal..

Inikah teguran atas kesombonganku ya Alloh?”

 Sebegitu sombongkah aku hingga Engkau mengujiku seberat ini?

Dan…hari itu Alloh menunjukkan kuasaNya..

Mama menemuimu di ruang UGD ketika engkau telah terbujur kaku nak. Seketika itu dunia terasa gelap, aliran darah seakan terhenti..melihat sesosok tubuh tertutup kain putih…

Ya Alloh..Ya Robbi..Ya Rohman..Ya Rohim, inilah saatnya Engkau ambil titipanmu yg pernah Kau tanamkan dalam rahimku.

Dunia seakan berhenti berputar..rasanya tidak percaya hingga mama lihat tanda lahir di lengan kirimu, bekas luka kecil cacar di hidungmu, tahi lalat di telingamu dan sekujur badanmu yg mama hafal bentuknya satu persatu karena kamu anak mama…

Mama segera memeluk jasadmu nak, tanpa berpikir lagi apakah engkau dengar atau tidak, hanya kata maaf yg mampu mama ucapkan di telingamu. Dada ini terasa sesak menahan sebuah beban yg terasa seperti sebuah gunung yang sangat besar.

Sambil memandikan jenazahmu, mama bisikkan di telingamu bahwa, mama buktikan kalau mama kuat menerima kepergianmu. Demi mengharap ridho Alloh Azza Wajalla, mama tahan air mata dan rasa marah yang sebenarnya lebih mudah bila diledakkan saat itu juga.


Demi meyakini akan syahidnya seseorang yang wafat karena tenggelam, mama tahan emosi mama nak..

Demi meyakini, bahwa engkau akan menjadi hijab api neraka bagi orang tuamu yang kotor ini, mama tahan dorongan ingin menjerit sekeras-kerasnya.

Engkau penuhi janjimu nak..

Al Anshoriyah, Engkau gemar menolong saat masih hidup. Dan, engkau tolong kami dengan kepergianmu.

Banyak sekali janji mama padamu nak, hadiah sepeda BMX bila engkau juara kelas lagi, jalan-jalan ke dufan dan menaiki semua wahana karena kini engkau sudah tinggi, latihan renang intensif selama liburan nanti…, bermain hujan bertiga adikmu, menyambangi sahabat-sahabat dan Guru-gurumu di Jakarta..namun, semua itu tinggal janji…

Engkau tunaikan janjimu…tapi pada siapa mama tunaikan janji-janji mama nak..?

Cita-cita kami orang tuamu ingin merawat dan mendidikmu hingga dewasa, digantikan dengan sebuah cita-cita mulia yg tak mampu kami ucapkan, mengharapkan kita semua bisa bertemu maut dengan kesyahidan. Kau tunaikan itu semua nak…

Maafkan mamamu nak, yang tidak berada di dekatmu saat-saat terakhir hidupmu.

Walau pedih, mama bersyukur karena telah dipercaya oleh Alloh menerima amanah seorang gadis kecil yang sangat special di mata setiap orang yang mengenalnya.

Janji mama terakhir kalinya padamu anakku, mama akan kuat melepasmu walau berat. Mama akan merawat kedua adikmu, mama akan menjadi ibu yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Bantu mama agar kuat nak, walau air mata penyesalan, kesedihan, kerinduan ingin memelukmu tak mampu mama bendung.

Rasa sesal tidak menjadi ibu yang sempurna begitu hebatnya mama rasakan hingga saat ini.

Semoga Alloh Sang Ilahi Robbi, memaafkan semua kesalahan mama padamu.

Mama sangat mencintaimu anakku..

Mama sangat merindukanmu..sahabatku…

Mama bangga padamu..guruku…

Mama akan kuat, demi janji mama padamu..syahidahku!

“Ketahuilah bahwa pertolongan menyertai kesabaran, sesungguhnya ada kelapangan bersama kesusahan dan sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada kemudahan”

elona melo binti tomela arief
mama bagi Khonsaa’-Zainab-Tholhah
judul asli : Selamat Jalan Khonsaa’, Anak, Guru dan Sahabat Terbaik Mama..
Shared By Gudang Care
http://gudang-care.blogspot.com
Read More

Friday 5 April 2013

Gudang

10 Kota Dengan Wanita Tercantik di Indonesia

10 Kota Dengan Wanita Tercantik di Indonesia Bicara tentang wanita cantik memang gak ada bosan-bosannya. Kita boleh bangga donk, karena menurut aku sih Indonesia termasuk negara dengan populasi wanita yang cantik-cantik dibanding negara-negara tetangga di ASEAN. Hampir di setiap kota di Indonesia pasti ada wanita cantik. Berikut ini adalah 10 kota dengan populasi wanita tercantik di Indonesia versi Gudang Care.

1.Bandung
Bandung merupakan kota yang sebagian besar wanita nya cantik-cantik. Ini berdasarkan survey salah satu situs di Indonesia. Perpaduan kulit mulus, body bagus, wajah yang rata-rata "baby face", senyum menawan, murah senyum, dan tutur kata yang bagus, membuat Bandung meraih peringkat pertama kota dengan populasi wanita tercantik di Indonesia. 




2.Jakarta 
Gak ada habisnya kita melihat cewek cantik kalo kesini. Apalagi kalo kita jalan-jalan ke mall, siap-siap cuci mata. Wanita Jakarta termasuk wanita yang pintar, cerdas, dan fashionable.






3.Aceh
Kebanyakan wanita aceh berwajah perpaduan melayu dan timur tengah, menghasilkan kulih kuning langsat dan hidung mancung, bahkan di Aceh banyak orang keturunan portugis dan spanyol dengan bola mata berwarna biru, biasa disebut si mata biru dari aceh(keturunan dari tentara Kerajaan Islam Cordoba di Eropa yang mengungsi karena runtuhnya kekhalifahan Islam.




4.Semarang
Kebanyakan cewek cantik disini adalah keturunan Chinese, perpaduan eksotik wanita jawa dan kecantikan asia timur.







5.Solo
Sudah rahasia umum, wanita Solo terkenal dengan senyumnya yang manis dan tutur bahasa yang halus.








6.Malang
Wanita Jawa berkulit putih, pintar bergaul dan senyuman yang manis.








7.Denpasar
Perpaduan kecantikan khas Indonesia dan kecerdasan. Banyak warga negara asing yang menikah dengan orang bali, sehingga menghasilkan keturunan yang bagus. Wanita Bali bukan wanita yang mudah untuk ditaklukkan hatinya.





8.Yogyakarta 
Perpaduan kecantikan jawa dan keramahan serta kehalusan menjadi ciri wanita Yogyakarta.







9.Banjarmasin
Suku banjar biasanya memiliki tubuh yang aduhai, berkulit putih, dan keramahan khas Melayu.







10.Padang
Ini dia kota terakhir dengan populasi wanita tercantik di Indonesia. Padang memiliki wanita dengan wajah khas melayu yang cantik dan hidung mancung.









Dan masih banyak lagi kota di Indonesia dengan populasi yang tak kalah cantik-cantikya dengan beberapa kota tersebut diatas semisal manado, surabaya, riau, makassar, dll. Daftar diatas berdasarkan kesimpulan dari survey beberapa situs di Indonesia. Boleh suka boleh tidak, karena kecantikan itu adalah relatif
Read More

Wednesday 3 April 2013

Gudang

Perempuan Yang Di Cintai Suami Ku


“Pesan” dahsyat buat para suami (dan calon suami) untuk menjaga istrinya…
Dan motivasi hebat buat para istri (dan calon istri) untuk tetap mencintai suaminya…


Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang
pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti
apa mauku. Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi
ke kantornya bekerja sampai subuh, baru pulang ke rumah, mandi, kemudian mengantar anak
kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.

Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja,
itu pun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir,
memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.
Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan
berdua diluar pun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik
sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang
beradu dengan sendok garpu. Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran di kamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.

Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, di suatu hari yang terik, 
saat itu suamiku tergoleksakit di rumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya.
Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya.

Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.
Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata
yang begitu cantik seperti yang dia milii. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan
penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan
kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan
mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.
Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha
bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu
mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha
yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan
untuk perusahaan tempatnya bekerja.

Aku mulai mengingat 2-5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario,
setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih
dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi di saat lain,
dia sering termenung di depan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku
tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.

Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku
sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga
mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,

“Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini? tidak mau makan
juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya”, lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil
menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak
pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak
pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun!

Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi
aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah
operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak
mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika
dia tidak pulang ke rumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa
sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.

Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis,
dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku.
Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan
ke-2 anaknya yang lucu2.

Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari
itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.
Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatiku
pun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.

Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting
ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papanya,
dan memanggilku, “Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha?”
Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,

Dear Meisha,
Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku
tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima

karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.
Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada
perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak
pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti
perasaannya. 
Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku
tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk
mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.
Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta
untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah
mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak
pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.
Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain
dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku
terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia
bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan
seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan
untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau
mengerti, you are the only one in my heart.
yours,
Mario

Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7
tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.
Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia
mencintai perempuan lain. Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat
hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan di amplop, dan aku letakkan di lemari
bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya. 

Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan
tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar
dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan
minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu
memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah
menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.
Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan
yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja,
bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada
dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.

Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia
mencintai perempuan itu terus di dalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah
membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah
kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.


Setahun kemudian…
**********

Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu
masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.

“Mario, suamiku….Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama
kali bekerja di kantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona
padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuksebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku
sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa di atas
angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik
yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku
sehingga mau melakukan apa saja untukku…..
Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika
aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya
menyukai Mario.
Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, “kenapa, Rima? Kenapa kamu
mesti cemburu? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku?”
Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.
Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia
bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang
sempurna yang engkau inginkan.
Istrimu, Rima”

Di surat yang lain,

“………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin
es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari
matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola
matamu saat memandang Meisha……”

Disurat yang kesekian,

“…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.
Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi
suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan
masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka
bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang ke rumah. Dan aku
selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku
merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku
menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, di rumah sakit saat engkau dirawat,
karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….
Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan
menantinya……..”
Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya…
dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.

Disurat terakhir, pagi ini…

“…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau
tidak pulang ke rumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan
masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya di rumah BudeTati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku
hanya mengendarai motor.
Saat aku tiba di rumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu.
Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.
Tahukah engkau suamiku,
Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun
kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2
cinta mulai bersemi dihatimu ?………”
Jelita menatap Meisha, dan bercerita, “Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari
jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya
kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu,
dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya.
Mama memarkir motornya di seberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil
itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar,
Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……”. 
Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk
merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.
Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan
email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.

Dear Meisha,

Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan
selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup
karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa
beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai
mencintainya?
Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok
aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya,
supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi
karena dia belahan jiwaku….

Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk
disamping nisan Rima. Di wajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi,
Mario……

Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi
meninggalkan kita.………………………………………
Read More
Gudang

Jakarta Meragukan Kesetiaan Aceh terhadap NKRI


Oleh Teuku Nurdin (*

Pemerintah Indonesia masih saja mencoba mengungkit-ungkit luka -luka lama dengan menentang mayoritas rakyat Aceh terkait soal bendera yang menurut persepsi Jakarta mirip bendera GAM,sehingga hari Selasa 2 April 2013 diadakan pertemuan antara Pemerintah Aceh dan pemerintah Indonesia di Banda Aceh. 

Mengapa hal itu baru terjadi setelah setelah kedua pihak menandatangani MOU Helsinki 15 Agustus 2005 lalu di bawah pengawasan masyarakat internasional,padahal menurut Pemerintah Aceh bendera yang disahkan oleh DPR Aceh dengan suara mayoritas itu sebagai konsekuwensi MOU serupa halnya dengan keberadaan Partai Lokal di Serambi Mekkah itu.

Sebelumnya Kementerian Dalam Negeri menegaskan,bahwa penggunaan bendera dana lambang Aceh itu yang menurutnya mengadopsi bendera GAM itu bertentangan dengan perundangan yang ada diatasnya,karenanya bendera dan lambang Aceh itu perlu diganti dan pemerintah Indonesia memberi waktu dua minggu untuk merealisasikannya.

Bahkan lebih jauh lagi Mendagri,Gamawan Fauzi juga menegaskan bahwa kemungkinan perlu juga mengoreksi Qanun,suatu langkah yang sangat berbahaya karena mencoba mengusik pilihan mayoritas rakyat Aceh.

Meskipun suku bangsa Aceh sangat besar konstribusinya dalam perjuangan bagi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,sehingga dijuluki oleh Sukarno sebagai “Daerah Modal “itu dan Aceh pula bergabung ke RI bukan karena konsekuwensi KMB.

Terkait masalah tersebut semestinya Pemerintah Indonesia perlu lebih berhatri-hati dalam menyikapi soal Aceh tersebut.Apalagi MOU Helsinki yang dimediasi oleh Marty Achtisary itu sudah menjadi catatan masyarakat Internasional,AS,EU dan juga PBB.

Pertemuan yang di hadiri Gubernur Aceh,Dr Zaini Abdullah dan Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Djohermansyah Djohan dana sejumlah anggota DPR itu di harapkan bisa menelurkan suatu solusi yang bijak bestari, yang bisa mendinginkan suasana yang mulai panas tersebut. 

Apalagi suara-suara dari komunitas nasionalis sekuler di Jakarta yang memang sejak lama tidak senang kepada rakyat Aceh mulai “memancing di air keruh”,dengan berbagai komentarnya seolah-olah dengan hanya bendera seperti itu Aceh ingin memisahkan diri dari NKRI.

Bagi sebagian kalangan yang kurang memahami latar belakang sejarah Aceh semestinya tidak perlu mengeluarkan komentarnya yang tidak mengetahui persoalnnya.Perlu diketahui sekiranya Aceh hendak berdiri sendiri sudah dilakukan sejak tahun 1945,ketika seluruh wilayah Indonesia dikuasai oleh Belanda.

Namun demikian Aceh justeru memfasilitasi Pemerintah Darurat RI (Pemerintah Indonesia dipengasingan) dan membiayainya dalam berbagai aspek sampai rakyat Aceh menyumbangkan pesawat-pesawat terbang, dan pasukan sekutupun mengakui kedaulatan Aceh.Setelah berakhir PD II pasukan sekutu tidak berhasil memasuki wilayah Aceh yanag berdaulat penuh saat itu, karena pasukan Aceh berhasil mempertahanakan wilayah kedaualatannya.

Bahklan Van Mook minta Aceh tidak membantu Indonesia,sebagai imbalannya Belanda mengakui Aceh sebagaimana Kesultanan Aceh tahun 1602 mengakui kemerdekaan Belanda dari Spanyol.Tetapi para elite Aceh tidak mempercayainya,karena pengalaman perang melawan Belanda itu dan tetap membantu perjuangan bangsa Indonesia.

Dalam konteks inilah sehingga Aceh tetap merdeka dan berdaualat ,lalu setelah Sukarno dan kabinetnya dibebaskan oleh Belanda dan mandat PDRI dikembalikan oleh Presiden Syafruddin Prawiranegara kepada Sukarno di Yogyakarta. Selanjutnya dalam perjanjian Konferensi Meja Bundar daerah-daerah yang dikuasai Belanda (BFO atau RIS) dikembalikan oleh Belanda yang kemudian menjadi NKRI, sementara Aceh dan Yogyakarta tidak termasuk didalamnya. 

Namun kemudian Aceh dan Yogyakarta bergabung juga dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI), karenanya masalah Aceh dan Yogyakarta itu perlu di perhatikan dengan serius oleh Jakarta.

Oleh Teuku Nurdin, Penulis adalah Pengamat Sosial - tulisan Kompasiana

Read More