Test Footer 1

Friday 31 May 2013

Gudang

Cara Berhenti Merokok

Penelitian menunjukkan bahwa 90% dari mereka yang kecanduan rokok ingin berhenti merokok.  Dari tiga perokok yang mencoba untuk berhenti merokok, hanya satu orang yang berhasil.  Ini berarti bahwa dari mereka yang mencoba berhenti merokok hanya 33% yang berhasil.  Mengapa begitu sedikit? Karena memang merokok dapat menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk dilepaskan jika si perokok telah kecanduan.

Hal apa yang menentukan keberhasilan seseorang dalam usahanya untuk berhenti merokok? Satu hal yang pasti adalah faktor kemauan.  Seseorang telah 50% berhasil jika dia benar-benar ingin terlepas dari kebiasaan merokok.  Akan tetapi, mempertahankan keinginan tersebut tidaklah semudah mengatakannya.  Dengan demikian, seseorang perlu benar-benar berniat dan yakin sepenuhnya bahwa sangatlah perlu baginya untuk berhenti merokok, serta yakin bahwa dia akan berhasil.
tips berhenti merokok

Ada berbagai cara untuk berhenti merokok dan termasuk di antaranya adalah hipnotis dan bahkan akupuntur.  Namun, dua cara yang paling umum adalah dengan berhenti secara berangsur-angsur, atau secara sekaligus. Seseorang dapat menghilangkan kebiasaan merokok secara berangsur-angsur dengan mengurangi jumlah rokok yang diisapnya hari demi hari selama berbulan-bulan.  Hal ini dapat terbukti sangat menyiksa karena tubuh akan “lapar” nikotin dalam waktu yang cukup lama sehingga kurang efektif.

Ada juga yang mencobanya dengan menggantikan rokoknya dengan rokok yang rendah nikotin dan tar.  Ini pun tidak akan banyak menolong sebab tanpa sadar ia akan mengisap rokok baru itu lebih dalam dan lebih banyak.

Cara yang terbaik, untuk berhenti merokok adalah dengan mengurangi jumlah rokoknya dalam beberapa minggu, lalu berhenti total selama tiga bulan.  Metode inilah yang akan kita bahas di sini.  Metode ini dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapantahap berhenti berangsur-angsur, lalu tahap berhenti total.  Apakah Anda sudah siap? Baik, marilah kita mulai.

Tahap persiapan awal untuk berhenti merokok:

  • Tuliskan semua bahaya yang dapat ditimbulkan oleh rokok bagi kesehatan Anda.
  • Terimalah bahwa semua bahaya di atas mengancam setiap perokok tanpa terkecuali.
  • Buatlah satu daftar yang berisikan semua keuntungan yang dapat diperoleh dari berhenti merokok.
  • Terimalah bahwa keuntungan-keuntungan di atas lebih besar daripada kenikmatan yang diperoleh dari rokok itu.
  • Tentukanlah tanggal dimana Anda akan mulai berhenti total.

Tahap berhenti merokok secara perlahan-lahan


Semua kegiatan untuk tahap selanjutnya, yaitu tahap berhenti berangsur-angsur dapat Anda lakukan selama 30 hari sebelum berhenti total:
Untuk hari pertama jatahlah rokok Anda lebih sedikit daripada hari sebelumnya, hari kedua lebih sedikit daripada hari pertama dan selanjutnya sehingga rokok yang Anda isap semakin hari semakin berkurang.  Untuk ini, anjuran-anjuran berikut akan dapat menolong Anda.

(1)    Pada hari pertama tundalah rokok pertama Anda hari itu selama 15 menit, lalu 15 menit lagi lebih lama setiap hari berikutnya.

(2)    Jangan langsung menyulut rokok Anda sewaktu timbul keinginan merokok.  Alihkan perhatian Anda kepada hal lain yang menuntut perhatian aktif seperti meminum air, memulai percakapan dengan rekan kerja Anda, dan sebagainya.

(3)    Setelah selesai makan, segera tinggalkan meja makan lalu pergi berjalan-jalan ke luar atau menyikat gigi Anda.

(4)    Matikan rokok Anda setelah setengah habis.

(5)    Jangan kosongkan asbak Anda sampai seminggu, lalu kosongkan isinya ke dalam gelas kaca.  Kumpulkan puntung rokok ini sampai satu bulan.  Puntung rokok yang “basi” akan kurang sedap dipandang.

(6)    Bungkuslah rokok Anda dengan kertas lalu simpan di tempat yang tidak mudah dijangkau.

(7)    Cobalah merokok dengan tangan yang tidak bisa Anda gunakan.

(8)    Tentukan periode waktu “tanpa rokok” lalu secara berangsur-angsur perpanjang waktu ini.
  • Selalu pilih “no smoking area” sewaktu berpergian dengan kereta api atau kapal terbang.
  • Hentikan segala kegiatan Anda sewaktu merokok, sekalipun sewaktu Anda sedang mengemudi mobil.  Pusatkan pikiran Anda pada rokok yang sedang Anda hisap.
  • Berolahragalah lebih banyak dan lebih sering.  Lama-kelamaan Anda akan lebih ingin berhenti merokok.
  • Dapatkan dukungan moril dari seseorang yang mendukung rencana Anda.  Misalnya, seseorang yang juga sedang berusaha berhenti merokok.

Tahapan berhenti merokok secara total


Untuk tahap berhenti total, selalu ingatkan diri Anda bahwa Anda sedang memasuki awal kehidupan yang bersih dari rokok gantinya memandangnya sebagai akhir status Anda sebagai perokok.  Dengan kata lain, pandanglah bahwa Anda sedang menambahkan sesuatu yang baik dalam kehidupan Anda gantinya sedang mengurangi sesuatu yang telah Anda nikmati selama ini.  Perkuat kemampuan Anda dengan merenungkan kembali keuntungan-keuntungan yang akan Anda peroleh setelah berhenti merokok, lalu,..............
  • Sediakan sebuah kalender untuk penjadwalan 90 hari pertama tanpa rokok.  Lalu coretlah setiap hari yang Anda telah lalui tanpa rokok.
  • Buang semua rokok dan benda yang berhubungan dengan rokok seperti asbak, pipa, korek api, dan sebagainya.
  • Hindarilah makanan dan minuman yang biasa Anda makan atau minum sewaktu merokok.
  • Usahakanlah agar Anda selalu sibuk.
  • Pusatkan pikiran Anda pada usaha Anda untuk tidak merokok selama satu hari itu saja gantinya pada ke sekian puluh hari lagi yang harus Anda tempuh tanpa rokok.
  • Buat diri Anda sibuk melakukan segala kegiatan di kantor maupun di luar kantor.
  • Buatlah jari-jari Anda sibuk dengan memegang pulpen, penjepit kertas, kalkulator, dan sebagainya.  Pada saat mulut Anda terasa “gatal” kunyahlah permen, permen karet, atau bahkan sayur mentah seperti wortel, dan sebagainya.
  • Jika Anda mulai merasa tidak sanggup lagi menahan keinginan merokok, tarik napas panjang-panjang beberapa kali, nyalakan korek api kemudian tiup pelan-pelan sampai mati lalu tekan korek tersebut ke dalam asbak sebagaimana Anda mematikan puntung rokok.
  • Jangan menganggap enteng kemampuan sebatang rokok dalam menggagalkan jerih payah Anda.  Jangan hiraukan kata hati Anda yang mengatakan “Ah, hanya sebatang saja, toh nanti saya akan berhenti total setelah itu.”  Jikalau memang akhirnya Anda telah terperdaya, jangan putus asa.  Mulailah kembali usaha Anda untuk berhenti setelah itu.

Jangan lupa bahwa hanya dalam tempo 6 jam setelah berhenti merokok, tubuh Anda akan mengalami proses-proses perbaikan.

Tiga atau empat hari setelah berhenti merokok, darah akan bersih dari nikotin.  Bagi para perokok berat, proses pembersihan ini memerlukan waktu yang lebih lama dari itu.  Sekali nikotin ini tercuci bersih, maka kecanduan fisiologis pun akan hilang.  Akan tetapi, kecanduan psikologis boleh jadi tetap bertahan.

Masa-masa yang paling sulit dilalui adalah hari ketujuh sampai hari kesepuluh setelah berhenti merokok.  Beberapa “mantan perokok” akan memulai merokok kembali pada waktu ini.  Pada hari pertama boleh jadi Anda akan merasa lebih sengsara daripada yang Anda harapkan.  Banyak orang akan mengalami perubahan dalam kebiasaan membuang air besar, “mulut asam”, cepat marah, dan sebagainya.  Sekali lagi kuatkan kemauan Anda.  Ingatlah bahwa hal-hal ini hanya bersifat sementara.
Salah satu kenikmatan yang paling besar yang akan Anda rasakan setelah berhenti merokok adalah: Anda telah merdeka dan dapat mengontrol kehidupan Anda sendiri.
Read More

Thursday 30 May 2013

Gudang

Cowok Menang Milih. Cewek Menang Nolak

Berikut sekilas bacaan yang akan membuka pikiran kita semua


Coba untuk merenung, kenapa beberapa bahkan mungkin banyak teman
wanitaku atau lebih tepatnya para wanita belum menemukan seorang pria yang bakal menjadi pasangan hidupnya. Padahal setahuku, bagaimanapun minus – nya seorang wanita (kalau ia menganggap dirinya demikian), paling tidak pernah satu kali “ditembak” pria, dengan kalimat ini, “Aku menyukaimu” atau “Bersediakah engkau menjalani hubungan yang lebih serius denganku?”.Kenapa aku bisa begitu yakin


 Banyak kisah nyata mirip Cinderella yang aku temukan. Ini benar- benar nyata! So real!! Bukan sinetron, bukan film. Sebut saja Maria Beatrix, gadis yang pernah dijuluki “si buruk rupa” dengan bentuk tangan dan kaki yang sama sekali tidak sempurna, menggunakan kursi roda, namun menemukan “pangeran” yang baik hati berdarah Inggris. Pria ini begitu setia mendampinginya bahkan berhasil mengajarinya berenang. Hari ini
mungkin mereka sudah menikah.

Ada juga Indrawati, manusia terpendek Indonesia yang pernah masuk MURI karena bisa melahirkan dengan normal. Kalau melihat bentuk fisiknya, sangat tidak sempurna, namun menemukan seorang suami dari kalangan terhormat dan sangat mencintainya dengan sepenuh hati. Di Bandung, juga memiliki narasumber si pelukis Patricia Saerang, seorang yang melukis dengan kakinya atau mulutnya karena tidak memiliki tangan. Namun menemukan pria berdarah Eropa yang sangat mencintainya. Hari ini mereka sudah menikah dan hidup bahagia.


 Setelah aku analisa, inilah inti permasalahannya:
Ternyata banyak wanita tidak tahu kuncinya. Untuk membuka baut ukuran 12, kita harus menggunakan kunci ring atau kunci pas dengan ukuran yang sama,12. Sebut saja hal apa lagi yang lain sebagai perumpamaan. Dari zaman Adam dan Hawa sampai sekarang, wanita memang didesain untuk tidak memulai terlebih dahulu dalam hal cinta. Ekstrimnya, wanita dilarang jatuh cinta terlebih dahulu dan mengejar – ngejar pria. Karena wanita memang tidak di desain untuk itu.


 Aku suka kata- kata ini : Cowok Menang Milih, Cewek Menang Nolak
 
Kedengarannya win- win solution. Ya, bisa begitu. Cowok memang bisa memilih wanita mana saja yang dia suka. Cowok bisa saja jatuh cinta dengan wanita mana saja yang hatinya memang “jatuh”. Toh, sampai hari ini jumlah cewek di dunia ini jauh lebih banyak dari Cowok. Cowok kalau nembak cewek ditolak, respon selanjutnya ada dua,
pertama : mencoba lagi untuk kedua, ketiga, keempat, atau kesekian kalinya atau kedua, tidak melanjutkan dan berkelana mencari yang lain lagi.


Toh, jumlah wanita jauh lebih banyak dari pria. Dan harga diri seorang pria tidak akan turun dan tercabik – cabik hanya karena cintanya ditolak. Karena pria seorang pejuang sejati, dia pasti akan mencoba dan mencoba lagi. Sampai dapat! kapike, inong kah si droe (Emang cewek elo doang-red)??” . Pikiran seperti itu ada kadang disana. Tetapi kalau wanita begitu agresif terhadap pria, lalu kemudian ditolak hehhee, Jawab sendiri kata yang tepat untuk itu.


Pria dan wanita sama- sama didesain untuk menjadi pemenang. Menang! Cowok menang milih, cewek menang nolak. Masalahnya sekarang banyak wanita yang mencoba untuk merubahnya menjadi : Cewek menang milih. Jadi kalau cewek menang milih, maka berarti Cowok menang nolak

Bagi para Cowok, kalau ditolak adalah hal yang biasa. Memang sedih untuk sesaat. Tapi tidak untuk meratapinya. Lagipula Cowok didesain lebih banyak “bermain” pikiran, daripada perasaan. Masalahnya, apakah para cewek siap kalau ditolak Cowok setelah “menang” milih Cowok yang mana aja

Para wanita, daripada engkau mencintai pria yang tidak mencintaimu, atau hanya sekedar berpura- pura mencintaimu, mengapa engkau tidak belajar mencintai pria yang sangat mencintaimu dan memperlakukanmu dengan begitu berharga? Mungkin awalnya engkau tidak begitu menyukainya. Namun jika mengingat bahwa ia begitu mencintaimu, mengapa wanita tidak mencoba untuk BELAJAR mencintainya dan memberinya kesempatan.

Percayalah bahwa dalam kamus pria tidak ada istilah BELAJAR mencintai.
Mau wanita yang ditujunya seperti apa, mau gemuk, mau pendek, mau rada tulalit atau sebut saja kekurangan lainnya, percayalah bahwa pria adalah makhluk yang jatuh cinta, bukan belajar untuk mencintai . Tetapi, wanita bisa BELAJAR mencintai. Tatkala melihat kegigihan seorang pria yang tidak pernah berhenti menaklukkan hatinya, tatkala melihat pengorbanan, perhatian dan kasih sayang yang diberikan, aku mendengar banyak kesaksian akhirnya wanita menyerah. Yang bijak adalah wanita yang jatuh cinta dengan pria yang terlebih dahulu jatuh cinta kepadanya. Bukan jatuh cinta dengan pria yang pura- pura jatuh cintanya kepadanya.


Bagi pria, Anda dilarang untuk berpura- pura jatuh cinta. Karena setelah engkau menjalaninya, lama- lama pura- pura itu akan hilang dan engkau pasti akan berkelana mencari cinta yang lain. Bukan yang pura- pura. Karena bagaimanapun engkau tidak bisa membohongi dirimu sendiri.

Para pria tidak dibenarkan untuk menjadi begitu brengsek dan memanfaatkan wanita yang jatuh cinta kepadanya, sementara itu sendiri punya cinta yang lain. Para pria tidak dibenarkan menjadi begitu bejat untuk memanfaatkan uang, fasilitas dan materi yang diberikan oleh wanita yang mencintainya, dengan harapan bisa mendapatkan cinta sang pria. Itu pria yang licik dan pengecut.

Untuk para wanita, mungkin kalian gelisah di usia yang hampir menginjak kepala tiga belum menemukan pasangan sejati. Mungkin ia sudah datang, tetapi Anda menolaknya. Karena memang anda didesain untuk “menang nolak”. Tetapi mungkin saja anda lupa kuncinya. Kuncinya adalah anda sebaiknya jangan memulai terlebih dahulu dan kalau sulit menjangkaunya, anda menjadi begitu agresif. Anda harus tahu kuncinya bahwa anda didesain untuk dicintai dan diperlakukan bak ratu. Bukan menjadi seorang yang mengejar – ngejar pria.


Jikalau ada seorang pria yang datang kepada kalian dan menyatakan cintanya, berpikirlah dua kali untuk menolaknya.” Jangan sampai anda menyesal di kemudian hari. Namun tidak menyarankan kalian untuk terburu – buru menjawab, “Ya”. Aku hanya mengatakan, “Berpikir dua kali terlebih dahulu untuk menolaknya.” Siapa tahu, ini cinta sejatimu.

Wanita, anda begitu berharga. Ciptaan terindah. Anda ditentukan untuk begitu
dicintai, dikagumi, dilindungi, dikasihi, diperhatikan, diayomi dan aku tidak tahu harus menyebutnya apa lagi, Kalian ditentukan untuk diperlakukan bak ratu setiap hari. Karena manusia ditentukan untuk hidup berpasang- pasangan, hai para wanita, bersiap- siaplah seorang pangeran cinta datang kepadamu, menyatakan betapa ia ingin menghabiskan waktunya bersamamu, dan memberikan seluruh cintanya kepadamu.


Namun, ketika pangeran cinta itu datang, apakah engkau akan langsung menolaknya? atau “berpikirlah dua kali untuk berkata ‘tidak’”, karena siapa tahu ini orang yang akan memperlakukanmu bak ratu. Tidak peduli bentuk fisikmu, tidak peduli tingkat pendidikanmu bahkan tidak peduli masa lalumu. Ia akan datang dengan kata- kata ini, “Aku mencintaimu walaupun. [edi munawar]


Read More

Tuesday 28 May 2013

Gudang

Mengapa Aku Harus Menikahimu?

Ini adalah kisah seorang pemuda tampan yang shalih dalam memilih calon istri, kisah ini tak bisa dipastikan fakta atau tidak, namun semoga pelajaran yang ada didalamnya dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama Muslimah yang belum menikah semoga menjadi renungan.
Ia sangat tampan, taat (shalih), berpendidikan baik, orangtuanya menekannya untuk segera menikah.
Mereka, orangtuanya, telah memiliki banyak proposal yang datang, dan dia telah menolaknya semua. Orangtuanya berpikir, mungkin saja ada seseorang yang lain yang berada di pikirannya.
Namun setiap kali orangtuanya membawa seorang wanita ke rumah, pemuda itu selalu mengatakan “dia bukanlah orangnya!”
Pemuda itu menginginkan seorang gadis yang relijius dan mempraktekkan agamanya dengan baik (shalihah). Suatu malam, orangtuanya mengatur sebuah pertemuan untuknya, untuk bertemu dengan seorang gadis, yang relijius, dan mengamalkan agamanya. Pada malam itu, pemuda itu dan seorang gadis yang dibawa orangtuanya, dibiarkan untuk berbicara, dan saling menanyakan pertanyaan satu sama lainnya, seperti biasa.
Pemuda tampan itu, mengizinkan gadis itu untuk bertanya terlebih dahulu.
Gadis itu menanyakan banyak pertanyaan terhadap pemuda itu, dia menanyakan tentang kehidupan pemuda itu, pendidikannya, teman-temannya, keluarganya, kebiasaannya, hobinya, gaya hidupnya, apa yang ia sukai, masa lalunya, pengalamannya, bahkan ukuran sepatunya…
Si pemuda tampan menjawab semua pertanyaan gadis itu, tanpa melelahkan dan dengan sopan. Dengan tersenyum, gadis itu telah lebih dari satu jam, merasa bosan, karena ia sedari tadi yang bertanya-tanya, dan kemudian meminta pemuda itu, apakah ia ingin bertanya sesuatu padanya?
Pemuda itu mengatakan, baiklah, Saya hanya memiliki 3 pertanyaan. Gadis itu berpikir girang, baiklah hanya 3 pertanyaan, lemparkanlah.
Pemuda: Siapakah yang paling kamu cintai di dunia ini, seseorang yang dicintai yang tidak ada yang akan pernah mengalahkannya?
Gadis: Ini adalah pertanyaan mudah, ibuku. (katanya sambil tersenyum)
Pemuda: Kamu bilang, kamu banyak membaca Al-Qur’an, bisakah kamu memberitahuku surat mana yang kamu ketahui artinya?
Gadis: (Mendegar itu wajah si Gadis memerah dan malu), aku belum tahu artinya sama sekali, tetapi aku berharap segera mengetahuinya insya Allah, aku hanya sedikit sibuk.
Pemuda: Saya telah dilamar untuk menikah, dengan gadis-gadis yang jauh lebih cantik daripada dirimu, Mengapa saya harus menikahimu?
Gadis: (Mendengar itu si Gadis marah, dia mengadu ke orangtuanya dengan marah), Aku tidak ingin menikahi pria ini, dia menghina kecantikan dan kepintaranku. 
Dan akhirnya orangtua si pemuda sekali lagi tidak mencapai kesepakatan menikah. Kali ini orangtua si pemuda sangat marah, dan mengatakan “mengapa kamu membuat marah gadis itu, keluarganya sangat baik dan menyenangkan, dan mereka relijius seperti yang kamu inginkan. Mengapa kamu bertanya (seperti itu) kepada gadis itu? beritahu kami!”.
  1. Pemuda itu mengatakan, Pertama aku bertanya kepadanya, siapa yang paling kamu cintai? dia menjawab, ibunya. (Orangtuanya mengatakan, “apa yang salah dengan itu?”) pemuda itu menjawab, “Tidaklah dikatakan Muslim, hingga dia mencintai Allah dan RasulNya (shalallahu’alaihi wa sallam) melebihi siapapun di dunia ini”. Jika seorang wanita mencintai Allah dan Nabi (shalallahu’alaihi wa sallam) lebih dari siapapun, dia akan mencintaiku dan menghormatiku, dan tetap setia padaku, karena cinta itu, dan ketakutannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan kami akan berbagi cinta ini, karena cinta ini adalah yang lebih besar daripada nafsu untuk kecantikan.
  2. Pemuda itu berkata, kemudian aku bertanya, kamu banyak membaca Al-Qur’an, dapatkan kamu memberitahuku arti dari salah satu surat? dan dia mengatakan tidak, karena belum memiliki waktu. Maka aku pikir semua manusia itu mati, kecuali mereka yang memiliki ilmu. Dia telah hidup selama 20 tahun dan tidak menemukan waktu untuk mencari ilmu, mengapa Aku harus menikahi seorang wanita yang tidak mengetahui hak-hak dan kewajibannya, dan apa yang akan dia ajarkan kepada anak-anakku, kecuali bagaimana untuk menjadi lalai, karena wanita adalah madrasah (sekolah) dan guru terbaik. Dan seorang wanita yang tidak memiliki waktu untuk Allah, tidak akan memiliki waktu untuk suaminya.
  3. Pertanyaan ketiga yang aku tanyakan kepadanya, bahwa banyak gadis yang lebih cantik darinya, yang telah melamarku untuk menikah, mengapa Aku harus memilihmu? itulah mengapa dia mengadu, marah. (Orangtua si pemuda mengatakan bahwa itu adalah hal yang menyebalkan untuk dikatakan, mengapa kamu melakukan hal semacam itu, kita harus kembali meminta maaf). Si pemuda mengatakan bahwa Nabi (shalallahu’alaihi wa sallam) mengatakan “jangan marah, jangan marah, jangan marah”, ketika ditanya bagaimana untuk menjadi shalih, karena kemarahan adalah datangnya dari setan. Jika seorang wanita tidak dapat mengontrol kemarahannya dengan orang asing yang baru saja ia temui, apakah kalian pikir dia akan dapat mengontrol amarah terhadap suaminya??
Pelajaran akhlak dari kisah tersebut adalah, pernikahan berdasarkan:
  • Ilmu, bukan hanya penampilan (kecantikan)
  • Amal, bukan hanya berceramah atau bukan hanya membaca
  • Mudah memaafkan, tidak mudah marah
  • Ketaatan/ketundukan/keshalihan, bukan sekedar nafsu
Dan memilih pasangan yang seharusnya:
  • Mencitai Allah lebih dari segalanya
  • Mencintai Rasulullah (shalallahu ‘alai wa sallam) melebihi manusia manapun
  • Memiliki ilmu Islam, dan beramal/berbuat sesuai itu.
  • Dapat mengontrol kemarahan
  • Dan mudah diajak bermusyawarah, dan semua hal yang sesuai dengan ketentuan Syari’at Islam.
Rasulullah shalalahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Wanita dinikahi karena empat hal, [pertama] karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Carilah yang agamanya baik, jika tidak maka kamu akan tersungkur fakir”. (HR. Bukhori no. 5090, Muslim no. 1466)
Read More
Gudang

Beginilah mereka menghancurkan Islam, lalu bagaimana sikap kita…?!

Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari’at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, “Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.
Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah “Kapur!”, jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus!” Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.
Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah “Kapur!”. Dan permainan diulang kembali.
Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.
“Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.
Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika.”
“Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?” tanya Guru kepada murid-muridnya. “Paham Bu Guru”
“Baik permainan kedua,” Ibu Guru melanjutkan. “Bu Guru ada Qur’an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu “dijaga” sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet.
Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?” Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.
Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur’an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.
“Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…”
“Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari’at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan.”
“Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?” tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak. Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo’a dahulu sebelum pulang…”
Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.
Ini semua adalah fenomena Ghazwu lFikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam. Allah berfirman dalam surat At Taubah yang artinya:
“Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu.”(QS. At Taubah :32).
Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya generasi muda Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show, hingga tak terasa.
Begitulah sikap musuh-musuh Islam. Lalu, bagaimana sikap kita…? [edi munawar] arrahmah
Read More
Gudang

Koleksi Masjid Terbaik di Seluruh Dunia


Mecca, Saudi Arabia
makkah-mecca-saudi-arabia-hajj-pilgrimage
 
 Ghana
 Larabanga-mosque 

 Malaysia
mosque-Kota-Kinabalu-Sabah-Malaysia
 
Pakistan
Wazir-Khan-Mosque
 
Iran
 portico-courtyard-Nasr-Molk-mosque-Shiraz-fars-Iran
 
 Madinah, Saudi Arabia
Madinah-saudi-arabia-prophet-mosque-night
 
Singapore
Masjid-Sultan-Mosque-singapore
 
 Tokyo, Japan
tokyo-mosque-turkish
 
Russia
Kul-Sharif-Mosque
 
India
vizhinjam-harbour-trivandrum-kerala-India-mosque
London, England
 ICC-london-mosque
  
Timbuktu, Mali
 Sankore-mosque-Timbuktu
 
Cairo, Egypt
 Egypt-Cairo-Sayyida-Nafeesa-Mosque
  
Michigan, America
Dearborn-Mosque-michigan
 
 Seoul, Korea
 seoul-korea-mosque
  
Palestine
 Dome-Rock-Jerusalem
 
 Dakar, Senegal
 sea-mosque-senegal
 
 Damascus, Syria
 omayyed-mosque-damascus-syria-moon-night
 
 Maldives
hulhumale-mosque
 
 Sri Lanka
 Mosque-Matara-Sri-Lanka 
 
Uzbekistan
 Moon-Amir-Timur-samarkand-uzbekistan
  
Cairo, Egypt
mosque-big-egypt-cairo
 
 China
Nancheng-Mosque-china 
 
Agadir, Morocco
mosque-agadir
 
Sana’a, Yemen
sanaa-yemen-mosque 
Islamabad, Pakistan
Faisal-Mosque-pakistan-islamabad
Maldives

mosque-maldives-white-blue
Dubai, UAE
 Jumeirah-Mosque-dubai-trees
 
Sri Lanka
 Sri-Lanka-brilliantly-painted-Mosque
  
Muscat, Oman
 Grand-Central-Mosque-Muscat-oman
 
Bueno Aires, Argentina
argentina-bueno-aires-mosque 
  
Alexandria, Egypt
egypt-Alexandria-mosque
  
Banda Aceh, Indonesia
Baiturrahman-Mosque-Banda-Aceh
 
Istanbul, Turkey
blue-mosque-istanbul-turkey
Read More
Gudang

Untuk Siapa Wanita Bekerja


Untuk Siapa Wanita Bekerja
Ilustrasi
Haruskah seorang wanita bekerja? Bagaimana jika wanita tersebut telah menikah, bukankah suami yang seharusnya mencukupi kebutuhannya? Lalu bagaimana bila suami belum dapat memenuhi semua kebutuhan keluarga? Dan jika tidak bekerja, lalu buat apa wanita diperbolehkan sekolah hingga ke perguruan tinggi dan bahkan terkadang prestasinya lebih baik dari laki-laki?!
Adakah pertanyaan tersebut pernah terbesit dalam benak kita, wahai saudariku? Dilema yang dihadapi kaum muslimah terutama setelah menikah dan mempunyai keturunan. Pilihan yang dirasa berat saat harus memilih antara pekerjaan dan keluarga. Karenanya banyak yang memilih untuk menjalankan keduanya.
Jika dilakukan survei apakah alasan wanita memilih tetap bekerja setelah menikah dan memiliki anak, beragam alasan yang muncul. Mungkin alasan yang terbanyak adalah karena faktor ekonomi. Tingginya kebutuhan keluarga dan harga yang terus meningkat tidak selalu berjalan searah dengan peningkatan penghasilan menyebabkan istri dituntut pula untuk membantu suami dalam mencari nafkah keluarga.
Selain masalah ekonomi, ada juga muslimah yang bekerja karena ingin mengabdikan ilmu yang telah didapatnya seperti dokter, guru dan lainnya. Dan mungkin ada juga muslimah yang bekerja untuk dapat meniti karirnya dibidang tertentu. Namun, selain alasan-alasan diatas, ada pula muslimah yang memilih tetap bekerja karena merasa bosan dengan pekerjaan rutinitas mengurus rumah tangga atau karena anggapan bahwa dengan bekerja pergaulan dan statusnya lebih baik dibanding hanya menjadi ibu rumah tangga. Islam tidak melarang seorang muslimah untuk bekerja, bukankah putri Rasulullah Fatimah mendapatkan upah dari hasil menumbuk gandum. Kisah istri Nabi Ayub yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga ketika Nabi Ayub tengah sakit, juga adalah contoh bagaimana muslimah mengambil peran dalam turut memenuhi kebutuhan keluarga.
Namun tentunya Islam sebagai agama yang sempurna dan komplit memberikan petunjuk dan arahan apa dan bagaimana sebaiknya muslimah bekerja. Dan tidak hanya batasan mengenai pekerjaan apa yang baik, apa yang harus dihindari, tetapi Islam pun memberikan panduan tentang penghasilan serta harta seorang muslimah yang bekerja.
Tugas atau peran utama yang harus dijalankan oleh seorang muslimah yang telah menjadi istri dan ibu adalah mengurus rumah tangga, mendidik anak, menjaga harta suami, menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rumah yang tak kalah beratnya dari pekerjaan suami untuk memenuhi nafkah. Seorang istri tidak memiliki kewajiban untuk turut mencari nafkah, karena kewajiban ini telah dibebankan kepada suami.
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf.” (Al Baqarah: 233)
Tempatkanlah mereka (para istri) dimana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang telah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka melahirkan.” (Ath-Thalaq: 6)
Suami berkewajiban untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak-anak seperti yang diperintahkan dalam ayat diatas. Dan kewajiban untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak-anak berlaku meski suami miskin atau istri dalam keadaan kaya/berkecukupan. “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah ‎ berikan kepadanya. ‎Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (Ath-Thalaq:7)
Mengenai besaran nafkah yang harus diberikan suami untuk keluarga, menurut beberapa ulama adalah disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi dan kebiasaan yang berlaku dimasyarakat. Hal ini sesuai dengan hadist; “Ambilah nafkah yang mencukupimu dan anakmu dengan cara yang baik.” (HR Bukhari)
Standar minimal bagi seorang suami dalam memberikan nafkah kepada keluarga adalah batas kecukupan. Tidak ada jumlah yang pasti untuk nafkah karena perbedaan waktu, kebiasaan, murah dan mahalnya barang kebutuhan. Untuk itu suami harus memperkirakan nafkah secukupnya untuk istri dan anak-anak, baik itu makanan beserta lauknya, pakaian dan kebutuhan lainnya.
Batas kecukupan inilah yang terkadang memicu perselisihan, karena setiap orang/masyarakat mempunyai standar kecukupan terhadap kebutuhan yang berbeda. Keluarga yang tinggal di desa dengan keluarga yang tinggal di kota akan berbeda standar kecukupannya, meski sebenarnya kebutuhan dasarnya adalah sama. Seorang istri yang berasal dari keluarga kaya tentu memiliki standar kecukupan yang berbeda dengan istri yang berasal dari keluarga sederhana. Untuk itu fuqaha Syafi’iyah menilai ukuran kecukupan didasarkan pada ketentuan syariat.
Nafkah yang harus dipenuhi suami kepada istri, antara lain tempat tinggal, makan dan minum, pakaian, dan biaya kesehatan ketika sakit. Hal tersebut adalah nafkah yang utama disamping nafkah lainnya yang mengikuti sesuai dengan kebutuhan. Suami berkewajiban memberikan tempat tinggal untuk ditempati bersama demi mewujudkan ketenangan dan cinta kasih diantara keduanya. Tempat tinggal tidak disyaratkan harus hak milik suami, karena dapat juga sewa atau berupa pinjaman. Mengenai makanan dan minuman suami memberikan nafkah sesuai dengan kebiasaan yang berlaku, seperti misalnya suami menyediakan berbagai peralatan dapur serta memberikan uang belanja agar istri dapat memasak. Suami pun wajib memberikan pakaian kepada istri dengan yang baik. Dan mengenai pakaian bagi istri, Islam telah mengatur bagaimana pakaian yang sesuai syariat.
Jika istri terbiasa dengan adanya khadimah, maka suamipun dianjurkan untuk dapat memenuhinya. Namun hal ini tentu kembali kepada kemampuan dari suami. “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.” (Ath-Thalaq:7) “Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang miskin menurut kemampuannya (pula).” (Al-Baqarah: 236)
Biaya hidup untuk memenuhi beragam kebutuhan tersebut kian tahun selalu meningkat. Dan alasan inilah yang menyebabkan banyak muslimah yang turut membantu suami dalam mencari nafkah.
Jika dulu mungkin pekerjaan yang tersedia untuk para muslimah adalah pekerjaan-pekerjaan yang tidak jauh dari pekerjaan yang berkaitan dengan rumah tangga. Sekarang ini seiring dengan akses untuk pendidikan yang lebih terbuka baik untuk pria maupun wanita, lapangan pekerjaan pun semakin luas untuk para wanita. Bahkan ada yang mengatakan dengan disebarluaskannya isu kesetaraan gender, wanita memiliki kesempatan dan hak yang sama untuk setiap bidang pekerjaan.
Karena hal tersebut juga, sebagian orang berpendapat masuknya wanita pada pekerjaan di sektor publik mempersempit lapangan kerja bagi lelaki, sehingga lelaki menjadi sulit mendapat pekerjaan. Banyak industri yang terutama perusahaan kapitalis lebih memilih pekerja wanita karena dinilai lebih teliti, lebih tekun dan lebih kecil upahnya atau kesejahteraan yang harus ditanggungnya.
Entah pendapat tersebut benar atau tidak, perlu dikaji lebih dalam lagi. Tetapi, ada hal yang perlu menjadi renungan kita bersama wahai ukti, ketika kita memutuskan untuk bekerja membantu suami memenuhi nafkah keluarga. Luruskanlah niat kita untuk benar-benar membantu suami memenuhi nafkah keluarga, bukan karena ingin mengejar karir, kedudukan, popularitas atau untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain yang bukan utama dan hanya karena ingin terlihat lebih baik dimata orang lain.
Di tengah arus informasi yang deras, tidak semua berita dan informasi benar dan bermanfaat. Ada beberapa pihak yang sengaja memanfaatkan wanita sebagai objek komersial, seperti propaganda kecantikan dengan berbagai produk perawatan hingga fashion. Image sebagai wanita modern yang memiliki karir dan keluarga harmonis menjadi topik di media-media, bahkan media yang khusus wanita tumbuh pesat. Wanita-wanita sukses menurut versi media kebanyakan adalah yang memiliki karir di posisi tinggi pada perusahaan dan memiliki keluarga yang harmonis dimana anak-anaknya memiliki prestasi akademis atau seni yang baik.
Sebagai muslimah, kita perlu terus memperkaya diri dengan ilmu yang berasal dari Quran dan Hadist agar dapat memilah dan memilih informasi yang benar dan bermanfaat bagi diri dan keluarga. Tugas utama manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Swt., dan ini berlaku untuk lelaki maupun wanita. Dan bagi wanita muslimah ketika telah berkeluarga tugas utamanya adalah melayani suami, melahirkan dan merawat serta mendidik anak-anak, dan menjaga rumah, harta dan kehormatan suami. Para ulama berpendapat bahwa melakukan pekerjaan rumah tidak merupakan kewajiban bagi istri, tetapi hal itu dianjurkan sebagaimana kebiasaan yang berlaku dan istri mendapat pahala dengan mengerjakan pekerjaan rumah secara ikhlas.
Islam tidak melarang seorang wanita untuk bekerja, namun ada beberapa kekhawatiran seiring dengan semakin banyaknya wanita yang memutuskan untuk tetap bekerja dan mengejar karir di luar rumah. Beberapa dampak negatif yang timbul diantaranya keluarga terpecah karena suami istri sibuk bekerja dan anak-anak menjadi terlantar, istri menjadi terlalu lelah karena konsentrasi yang terbagi antara beban pekerjaan di luar rumah dan juga dirumah, banyak penelitian mengungkap salah satu pemicu angka perceraian meningkat adalah kerena wanita terlalu sibuk di luar rumah sehingga mengabaikan urusan rumah tangga dan memicu pertikaian, angka pengangguran lelaki yang meningkat, dan tersebarnya fenomena kerusakan sosial di masyarakat.
Sebelum memutuskan untuk bekerja di luar rumah, ada baiknya melihat pada beberapa faktor syar’i yang mendorong seorang muslimah untuk bekerja di luar rumah antara lain: Suami kesulitan memberi nafkah istri dan keluarga. Syariat memberi pilihan bagi istri yang suaminya tidak mampu memberi nafkah antara mengajukan fasakh atau tetap bertahan sebagai istri, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Istri yang memilih mempertahankan kehidupan suami istri terpaks harus bekerja untuk mendapatkan materi sebagai penopang kehidupannya dan juga keluarga. Suami dengan pendapatan terbatas sementara istri tidak bisa bekerja karena sibuk membangun kehidupan mulia bersama anak-anak. Akhirnya kondisi ini mendorong istri bekerja untuk mendapatkan materi yang bisa meningkatkan taraf hidup pribadi dan keluarga atas kerelaan hatinya. Istri memiliki utang yang harus dilunasi sehingga istri terdorong bekerja demi mendapatkan uang untuk menutup utang tersebut.
Selain itu, bagi seorang muslimah ada kaidah-kaidah syar’i yang perlu diperhatikan ketika bekerja di luar rumah untuk menghindari berbagai sisi negatif: Mengenakan pakaian syar’i yang diwajibkan Allah untuk menutupi aurat serta menjaga kehormatan dan kemuliaan Tempat kerja tidak membaur dengan kaum lelaki dalam bentuk yang bisa menimbulkan kerusakan. Sementara jika berinteraksi dengan kaum lelaki namun tetap mengindahkan kaidah-kaidah syar’i, hukumnya tidak apa-apa, dengan catatan si wanita tidak berhadapan langsung dengan lelaki. Pekerjaan yang dilakukan harus halal dan tidak bertentangan dengan nash-nash syariat. Misalnya, mereka tidak boleh bekerja di bank-bank ribawi atau bekerja di tempat-tempat pemicu perbuatan keji, maksiat dan lainnya yang diharamkan Allah. Suami tahu si istri bekerja di tempatnya, tidak boleh keluar meninggalkan tempat kerja tanpa izin suaminya. Hal ini tidak mesti suami tahu setiap hari, tetapi cukup dengan izi secara umum sebelumnya. Harus mengindahkan etika-etika Islami dalam berinteraksi dengan orang lain. Misalnya menjawab salam, menundukkan pandangan, tidak menggunjing orang lain, menghindari berduaan dengan lelaki yang bukan mahram, saat bicara harus tegas tanpa dibuat-buat atau dengan tutur kata lembut saat berbicara dengan lelaki. Bertakwa kepada Allah dalam melakukan pekerjaa dengan menunaikannya secara baik karena pekerjaan yang ditugaskan merupakan amanat. Sebelum keluar meninggalkan rumah harus memastikan makanan untuk anak-anak dan siapa yang menjaga mereka. Misalnya, dititipkan pada keluarga atau orang yang dikenal yang bisa dipastikan anak-anak aman selama si ibu bekerja. Atau dititipkan pada pembantu dengan catatan si pembantu harus bisa dipercaya dan amanah. Atau menitipkan ke lembaga pendidikan dan tempat-tempat pengasuhan anak yang terpercaya. Hal tersebut untuk menghindari apa yang dikatakan Rasulullah: “Cukuplah dosa bagi seseorang dengan menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” Harus mendapatkan izin suami untuk pergi bekerja. Terlebih ketika suami tergolong kaya dan mampu memberi nafkah. Lain soal ketika suami miskin dan tidak mampu memberi nafkah, saat itu suami tidak boleh melarang istrinya bekerja. Harus menunaikan hak suami di rumah. Bekerja di luar tidak boleh membuat istri lalai dalam menunaikan hak suami, misalnya tidak pulang dalam jangka waktu lama saat suami berada di rumah. Khususnya ketika suami sangat memerlukan keberadaannya.
Jika syarat-syarat yang disebutkan diatas telah terpenuhi, maka sah-sah saja bekerja di luar rumah tanpa resiko apapun. Ketika seorang istri bekerja, ia akan memiliki penghasilan sendiri dan penghasilan yang dimiliki oleh istri adalah hak sepenuhnya istri untuk menggunakannya, karena kewajiban untuk memberikan nafkah hanya ada pada suami. Namun, istri yang memberikan penghasilannya untuk keperluan keluarga dan rumah tangga terhitung sebagai sedekah. Dan jika ada kesepakatan antara suami istri untuk turut bersama memenuhi kebutuhan keluarga di atas prinsip kasih sayang adalah solusi yang terbaik.
Sekarang ini, banyak sekali peluang pekerjaan bagi wanita, namun tidak sedikit pula peluang-peluang bisnis yang dapat dikerjakan di rumah. Untuk itu, mari sama-sama kembali meluruskan niat ketika harus meninggalkan keluarga dan bekerja di luar rumah untuk benar-benar membantu suami dan meningkatkan taraf hidup yang lebih baik dalam membangun mahligai rumah tangga. Melakukan pekerjaan dengan baik karena itu bentuk dari menjalankan kewajiban untuk menjalankan amanah sesuai dengan yang Allah dan Rasulullah contohkan, bukan karena ingin mendapatkan kedudukan/karir yang baik serta penghasilan yang tinggi. Terus mendukung suami untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam memenuhi nafkah dan aturlah kesepakatan keperluan rumah tangga mana yang dapat dibantu dari penghasilan istri. Seperti yang disebutkan dalam surat Ath-Thalaq (7) “Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang telah Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
Utamakanlah pemenuhan kebutuhan keluarga dan rumah tangga, bukan hanya menuntut nafkah kepada suami untuk hal-hal yang sifatnya hanya pelengkap dan hanya untuk penampilan atau kesenangan semata. Wallahua’lam. [mR]
Sumber : Saat Istri Punya Penghasilan Sendiri, Hannan Abdul Aziz, Penerbit Aqwam
Read More
Gudang

Kisah Nyata Malam Pesta Seorang Pengantin Wanita Muslimah


Kisah Nyata Malam Pesta Seorang Pengantin Wanita Muslimah
Ilustrasi
BismillahirrRahmanirRahim, Kisah nyata yang diceritakan oleh Syaikh Abdul Muhsin Al Ahmad ini terjadi di Abha, ibu kota Provinsi Asir Arab Saudi.
“Setelah melaksanakan shalat Maghrib dia berhias, menggunakan gaun pengantin putih yang indah, mempersiapkan diri untuk pesta pernikahannya. Lalu dia mendengar azan Isya, dan dia sadar kalau wudhunya telah batal.
Dia berkata pada ibunya : “Bu, saya mau berwudhu dan shalat Isya.”
Ibunya terkejut : “Apa kamu sudah gila? Tamu telah menunggumu untuk melihatmu, bagaimana dengan make-up mu? Semuanya akan terbasuh oleh air.”
Lalu ibunya menambahkan : “Aku ibumu, dan ibu katakan jangan shalat sekarang! Demi Allah, jika kamu berwudhu sekarang, ibu akan marah kepadamu”
Anaknya menjawab : “Demi Allah, saya tidak akan pergi dari ruangan ini, hingga saya shalat. Ibu, ibu harus tahu “bahwa tidak ada kepatuhan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Pencipta”!!
Ibunya berkata : “ Apa yang akan dikatakan tamu-tamu kita tentang mu, ketika kamu tampil dalam pesta pernikahanmu tanpa make-up?? Kamu tidak akan terlihat cantik dimata mereka! dan mereka akan mengolok-olok dirimu !
Anak nya berkata dengan tersenyum : “Apakah ibu takut karena saya tidak akan terrlihat cantik di mata makhluk? Bagaimana dengan Penciptaku? Yang saya takuti adalah jika dengan sebab kehilangan shalat, saya tidak akan tampak cantik dimata-Nya”.
Lalu dia berwudhu, dan seluruh make-up nya terbasuh. Tapi dia tidak merasa bermasalah dengan itu.
Lalu dia memulai shalatnya. Dan pada saat itu dia bersujud, dia tidak menyadari itu, bahwa itu akan menjadi sujud terakhirnya.
Pengantin wanita itu wafat dengan cara yang indah, bersujud di hadapan Pencipta-Nya.
Ya, ia wafat dalam keadaan bersujud. Betapa akhir yang luar biasa bagi seorang muslimah yang teguh untuk mematuhi Tuhannya!
Banyak orang tersentuh mendengarkan kisah ini. Ia telah menjadikan Allah dan ketaatan kepada-Nya sebagai prioritas pertama. SubhanAllah…
Read More

Monday 27 May 2013

Gudang

Astaghfirullah, Akun FB-ku Menggoda!


Asalnya kehidupan perempuan ada di balik tabir, di balik tembok rumah suaminya, di balik tembok ma’had. Terpelihara dan terjaga. Pun ketika kondisi mewajibkannya untuk keluar, ada adab dan seperangkat aturan yang wajib ia gigit dengan gerahamnya. Bukan untuk mengekang, semua semata-mata demi ketepatan posisi dirinya dalam pergerakan alam semesta ini. Yang kemudian menyumbangkan keharmonisan tatanan sosial dalam peradaban manusia secara keseluruhan.
Tapi kini, tabir dan tembok itu berhasil dijebol. Bukan oleh tank seperti di Jalur Gaza sana. Bukan dihancurkan oleh drone-drone AS seperti di Timur Tengah sana. Tapi oleh jari-jemari perempuan sendiri.
Perempuan boleh jadi tetap berada dalam selubung milhafahnya. Selimut-selimut yang menjuluri sosoknya bahkan hingga menyapu tanah. Perempuan boleh jadi tetap berada dalam rumah suaminya, bersama anak-anaknya. Tapi tidak jiwanya, jiwanya melayang-layang dalam kotak kecil bernama gadget. Agenda harian terlaporkan dengan rapi dalam status-statusnya. Kadang tanpa maksud apa-apa hanya setitik kecil eksistensi diri yang menemukan labuhannya. Semua rasa, semua kesal, semua sedih, semua syukur, ragam peristiwa, berat, ringan, besar, kecil, terupdate sempurna.
Tulisan ini bukan untuk menghujat perempuan manapun yang gemar menyalurkan eksistensi dan ekspresinya dalam beragam media sosial. Tulisan ini sejatinya ditelunjukkan bagi penulisnya sendiri, sebagai bentuk refleksi atas padatnya aktivitas harian termasuk berjejaring sosial yang teramat mengaburkan pandangan dan mengeruhkan mata hati.
Bahwa kita adalah perempuan yang menyimpan sejuta pesona bagi lawan jenis kita. Bahwa kita ditakdirkan sebagai makhluk yang berpotensi paling besar untuk menjadi fitnah bagi laki-laki dan masyarakat. Kita punya potensi itu. Dan kita sudah diberikan mata hati, naluri dan akal untuk menyadari itu. Meski kadang terlambat.
Mari amati berapa banyak kaum lelaki yang menimpali status kita, foto-foto kita, stempel jempol kita dengan komentar-komentarnya. Amati adakah naluri mereka bangkit karena status kita. Ketika mereka menjadi begitu perhatiannya, begitu genit dan menggoda. Ketika mereka menjadi gemar mampir di wall kita, sekedar bercanda atau malah memberikan emoticon kedipan mata. Kemudian kita pun tergoda melakukan interaksi yang tidak penting dan sia-sia dengan mereka.
 Jika demikian, artinya kita sudah menjadi warna tersendiri dalam kehidupan dunia mayanya. Kita sudah berhasil mengetuk-ngetuk pintu syahwatnya. Apa jadinya jika mereka yang terfitnah adalah lelaki yang belum menikah. Adakah mereka kemudian melakukan layanan swaseksual dengan imajinasinya atau malah menjadi banal dan bebal? Lebih lagi jika yang terfitnah adalah lelaki yang sudah menikah, tegakah kita menjadi pencetus meregangnya sebuah mitsaqan galizhaAstaghfirullahha wa atubu ilaih. Laa  haula wa laa quwwata illa billah. Terlepas dari mereka yang memang tulus memberikan nasihat pada kita. Kadang jika tak pintar-pintar menjaga hati, nasihat yang tulus pun menjadi bumerang bagi hati kita sendiri untuk bersimpati, berempati, kemudian terfitnah sendiri. Na’udzubillah min dzalik.  Ketahuilah, media sosial semacam facebook sangat mampu menciptakan atmosfer interaksi yang dekat, akrab, dan hangat namun terbuka dan mudah terakses publik.
Kita seolah lupa bahwa di dunia maya pun tetap ada anggah-ungguh yang mesti kita jaga. Jika di dunia yang sebenarnya kita malu berseloroh, menimpali perbincangan dan percakapan seenaknya, kita malu bercanda dengan lawan jenis, kita malu menjulurkan lidah kita, kita malu mengedipkan mata kita terhadap lawan jenis kita, mengapa rasa malu itu runtuh ketika jemari kita menghadapi keypad handphone kita? Mengapa hijab ini tak berbekas di sana? Astaghfirullah wa atubu ilaih.
Media sosial dengan kecanggihan penyimpanan datanya dapat menjadi sarana kita untuk memflashback ekspresi-eskspresi yang telah lewat. Entah bagaimana jadinya jika kita melihat catatan amal kita di yaumul hisab nanti. Semoga tidak terlambat kita memperbaikinya. Ashlihlana ya Rabbana.
Bermedia sosial bukan tak ada manfaatnya, namun di sana benar-benar membutuhkan kecanggihan hati kita untuk menilai tiap-tiap ekspresi yang hendak kita tampilkan. Menyadari bahwa ekspresi kita berpotensi diketahui banyak orang, lawan jenis, keluarga, kawan lama, murid, anak, dan seterusnya. Jadi, mari kita berusaha menghadirkan tanggung jawab menjaga tatanan ummat ini agar tetap pada orbitnya, berusaha menjaga anak-anak ummah muslimah dari menduanya hati ayah-ayah mereka terhadap kita, berusaha menjaga apa yang seharusnya ada di balik tabir agar tetap ada di balik tabir, dan berusaha menjaga semua ekspresi kita dari riya’ dan ijab nafsi (kagum diri). Mari! 
Read More