Tentu sudah sering kali kita mendengar
atau bahkan mengalami yang namanya berpacaran, lantas benarkah berpacaran
merupakan sebuah motivasi dalam kehidupan seorang pelajar dan mahasiswa(i)????
maka dengan alasan ini saya mengangkat fenomenal remaja saat ini yang didasari atas pengalaman pribadi yang sempat menjalin cinta hampir 5 tahun tapi akhirnya kandas sebelum di Halalkan. Pantaskan anggapan yang mengatakan bahwa “pacarlah pembangkitsemangat dan motivasi seseorang”. Karena dengan berpacaran akan mampu meningkatkan keinginan untuk menyuguhkan yang terbaik buat sang kekasih, kata ini yang sering menjadi slogan para remaja yang tidak setuju, jika berpacaran berdampak buruk terhadap nilai ataupun kemajuannya dalam belajar.
maka dengan alasan ini saya mengangkat fenomenal remaja saat ini yang didasari atas pengalaman pribadi yang sempat menjalin cinta hampir 5 tahun tapi akhirnya kandas sebelum di Halalkan. Pantaskan anggapan yang mengatakan bahwa “pacarlah pembangkitsemangat dan motivasi seseorang”. Karena dengan berpacaran akan mampu meningkatkan keinginan untuk menyuguhkan yang terbaik buat sang kekasih, kata ini yang sering menjadi slogan para remaja yang tidak setuju, jika berpacaran berdampak buruk terhadap nilai ataupun kemajuannya dalam belajar.
Jika memang begitu kebenarannya tentang
adanya pacar, lantas kurangkahkeberadaan orang tua, kenapa tidak begitu kuatnya keinginan untuk
menyuguhkan yang terbaik buat orang tua, orang yang paling berjasa dalam
kehidupan kita semua, malah disuguhkan terhadap orang yang belum tentu
menghargai kita yaitu sang kekasih. Ini yang kadang kurang dimengerti oleh
sebagian kalangan remaja tentang berpacaran yang akan mampu menjadi sebuah
motivasi terhadap kedupannya.
Padahal sebenarnya antara berpacaran
dengan motivasi tidak ada hubungannya sama sekali, berpacaran ya berpacaran
sedangkan motivasi ya motivasi, keduanya tidak bisa digabungkan atau dikaitkan,
berpacaran yang notabennya merupakan sebuah ritual untuk lebih saling mengenal dan
biasanya juga merupakan sebuah tradisi untuk penyalur hasrat para remaja yang
menggebu-gebu. Sedangkan motivasi merupakan sebuah stimulus ataupun pendorong
dalam pencapaian sesuatu bahkan pencapaian sebuah cita serta impian.
Jelas terlihat keduanya tidak bisa
dikaitkan atau dihubungkan. Lantas adakah dampak yang tergolong positif dalam
kalangan remaja umumnya ataupun pelajar pada khususnya jika sudah demikian.
Tentu pasti ada hal-hal positif yang dapat diambil dari prosesi pacaran, dan
bahkan selalu ada hal-hal positif yang terdapat dari sesuatu apapun, Cuma
kadang keberadaannya kurang kita ketahui, semua tergantung cara pandang kita
terhadap suatu hal ataupun permasalahan yang ada. Ini juga bukan suatu proses
penghakiman tentang ketidak benaran suatu hubungan dalam kehidupan remaja
(pacaran) ataupun membenarkan. semua pasti sudah
tahu jawabannya masing-masing, dan juga sudah punya alasan yang sama-sama
rasional. Ini Cuma sebagai perbandingan antara motivasi dan pacaran, benarkah
keduanya ada kaitannya. Seperti yang sudah terpaparkan diatas bahwa keduanya
itu terpisah, dan tidak bisa dikaitkan.
Yang patut ditekankan dan digaris bawaih
dalam hal ini yaitu cara kita dalam menyikapi keduanya yang sering kali
dikaitkan. Memang tidak jarang yang mengatakan dengan adanya tuntutan dari sang
kekasih mampu merubah diri kita menjadi lebih baik, ini memang sering terjadi
dalam kehidupan remaja, dengan alasan ingin membuktikan besarnya rasa cinta
yang dimiliki. Ini jelas tidak salah dan tidak pantas untuk disalahkan, tapi
patut disayangkan jika perubahan hanya karena orang lain (pacar), jika tidak
didasari atas i’tikad diri sendiri untuk berubah. Karena banyak juga yang sudah
bersusah payah untuk berubah menjadi lebih baik, hanya karena ingin tampil
lebih sempurna dimata sang kekasih dengan mengikuti semua keinginannya,
kemudian setelah hubungan itu berakhir kembali lagi pada masa lalu yang bahkan
mungkin lebih buruk lagi. Setelah itu terjadi, maka keberadaan Tuhanpun
dipertanyakan bahkan disalahkan, jika sudah seperti itu, apakah masih pantas
merubah diri menjadi lebih baik karena orang lain (pacar)??? jika ujung-ujungnya hanya akan mengeluh
dan menyalahkan Tuhan.
Sungguh ironis memang jika seperti itu
masih dipertahankan bahkan diperjuangkan. Jelas ini semua tidak tepat jika
dikatakan merupakan sebuah motivasi dalam kemajuan para pelajar yang merupakan
generasi penerus bangsa. Seperti yang sudah tertulis diatas, bahwa ini bukan
merupakan proses penghakiman untuk menyalahkan adanya pacaran dalam realita
remaja, hanya sebagai perbandingan atau lebih tepatnya ketidak setujuan tentang
berpacaran yang dikaitkan dengan motivasi untuk meningkatkan belajar. Karena
keduanya sangatlah berbeda konteks untuk disingkronkan. Karena jika kita
berbicara sebuah motivasi tentu tidak akan pernah ada dampak yang negative dari
itu semua, yang ada hanyalah semangat dan semangat untuk terus beruasaha dalam
mewujudkan impian ataupun cita-cita. Dan sekali lagi berusahalah untuk berubah
menjadi lebih baik dengan hati yang tulus, bukan karena mengharapkan sesuatu
dari orang lain atau imbalan yang diberikan oleh orang lain (pacar), melainkan
mengharapkan sebuah hasil yang lebih baik atas diri kita sendiri bukan pujian
dari orang lain (kekasih). Karena itu tidak akan melahirkan apa-apa selain kecewa
dan kecewa jika orang yang kita harapakan pujiannya tidak memberikannya pada
perubahan kita. Al-hasil akan membuat kita kembali terpuruk dan kembali pada
diri kita sebelumnya bahkan lebih buruk lagi.
Tentu ini bukan menyalahkan tentang
keberadaan sang kekasih dalam kehidupan, tapi menyayangkan jika menghadirkan
dalam sebuah motivasi untuk perubahan menjadi lebih baik. karena keberadaan
sang kekasih bukanlah untuk sebagai motivasi, melainkan sebuah tempat kita
kembali menuai semangat atas kegagalan yang menimpa kita untuk menjadi lebih
baik, tempat kita mencurahkan cinta kasih kita dalam paduan mesra. Bukan untuk
memotivasi diri kita. Lebih tepatnya untuk kembali merajut kegagalan menjadi
sebuah semangat yang baru denngan kasih serta cinta yang ada. Hanya untuk
melahirkan semangat yang mungkin luntur setelah kegagalan bukan untuk semangat
atas kegagalan. Ya, mungkin tidak semua setuju dengan ini semua, terutama bagi
yang mengatakan bahwa sang pacar (kekasih) merupakan sebuah motivasi atas
kemajuannya. Ingatlah, itu bukan karena keberadaan sang kekasih, melainkan
karena keberadaan cinta yang senantiasa masih ada dalam hati kita. Cinta pada
kehidupan dan masa depan kita sendiri untuk sebuah kesuksesan. Karena sang
kekasih hanyalah tempat kedua untuk kita kembali setelah Tuhan dalam menuai
kasih serta do’a setelah kegagalan.
Dan motivasi itu ada dalam diri serta hati kita saat
memupuk sebuah semangat untuk tetap ada disetiap usaha menuju perubahan menjadi
lebih baik. jadilah diri kita sendiri yang lebih baik dan untuk diri kita
sendiri juga, bukan karena orang lain, meskipun perubahan yang kita alami tidak
menutup kemungkinan menciptakan sebuah manfaat bagi kehidupan orang lain.
karena jika kekasih yang masih menuntut kita untuk menjadi lebih baik, berarti
dia belum bisa mencintai dengan kebesaran hatinya untuk menerima apa adanya,
melainkan memaksakan sesuatu yang ada pada diri orang lain untuk ada juga dalam
diri kita, ya benar untuk menjadi orang lain. bukan cinta yang tulus jika itu
masih ada dalam sebuah hubungan (pacaran) khususnya, karena ketulusan
akan senantiasa menerima tentang apa yang ada, entah itu baik ataupun buruk,
yang ada hanya kesempurnaan untuk dapat terlihat oleh kita atas apa yang ada
pada diri sang kekasih.