CARA MENGATASI TANAH MASAM DAN BASA
Untuk
mengatasi tanah-tanah basa bisa dilakukan dengan cara pemberian sulfur atau
belerang. Pemberian belerang bisa dalam bentuk bubuk belerang atau bubuk sulfur
yang mengandung belerang hampir 100 % . Pemberian pupuk yang mengandung
belerang kurang efektif jika digunakan untuk menurunkan pH. Beberapa pupuk yang
mengandung belerang yang bisa digunakan antara lain ZA ( Amonium sulfat ),
Magnesium sulfat, Kalium sulfat, tembaga sulfat dan seng sulfat. Pemberian
bahan organik/ pupuk organik juga bisa membantu menormalkan pH tanah. [edi munawar]
Pengapuran
untuk meningkatkan pH dan mengatasi keracunan Al. Untuk mengatasi kendala
kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dapat dilakukan pengapuran. Kemasaman
dan kejenuhan Al yang tinggi dapat dinetralisir dengan pengapuran. Pemberian
kapur bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dari sangat masam atau masam ke pH
agak netral atau netral, serta menurunkan kadar Al. Untuk menaikkan kadar Ca
dan Mg dapat diberikan dolomit, walaupun pemberian kapur selain meningkatkan pH
tanah juga dapat meningkatkan kadar Ca dan kejenuhan basa. Terdapat hubungan
yang sangat nyata antara takaran kapur dengan Al dan kejenuhan Al. Dosis kapur
disesuaikan dengan pH tanah, umumnya sekitar 3 t/ha, berkisar antara 1-5t/ha.
Kapur yang baik adalah kapur magnesium atau dolomit yang dapat sekaligus
mensuplai Ca dan Mg.
Pemberian
Bahan Organik. Bahan organik selain dapat meningkatkan kesuburan tanah
juga mempunyai peran penting dalam memperbaiki sifat fisik tanah. Bahan organik
dapat meningkatkan agregasi tanah, memperbaiki aerasi dan perkolasi, serta
membuat struktur tanah menjadi lebih remah dan mudah diolah. Bahan organik
tanah melalui fraksi-fraksinya mempunyai pengaruh nyata terhadap pergerakan dan
pencucian hara. Asam fulvat berkorelasi positif dan nyata dengan kadar dan
jumlah ion yang tercuci, sedangkan asam humat berkorelasi negatif dengan kadar
dan jumlah ion yang tercuci. Penyediaan bahan organik dapat pula diusahakan
melalui pertanaman lorong (alley cropping). Selain pangkasan tanaman dapat
menjadi sumber bahan organik tanah, cara ini juga dapat mengendalikan erosi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanamanFlemingia sp. dapat
meningkatkan pH tanah dan kapasitas tukar kation serta menurunkankejenuhan
Al. Petani menyadari bahwa pemberian pupuk organik dapat meningkatkan kesuburan
tanah. Menurut mereka, pengaruh pupuk organik dalam memperbaiki kesuburan tanah
kurang spontan akan tetapi pengaruhnya lebih tahan lama. Sedangkan pupuk buatan
pengaruhnya spontan akan tetapi hanya tahan beberapa minggu atau bulan. Pupuk
organik yang digunakan adalah pupuk hijau, kotoran ternak, bagas, dan
sebagainya. Berdasarkan pengalaman bahwa pengusahaan tanaman semusim yang
sebagian besar biomasanya tidak dikembalikan, lebih cepat menguras zat makanan
yang ada di tanah, mereka mulai belajar mengembalikan sisa-sisa panen ke lahan.
Pemberian
Pupuk Phospat. Kekahatan P merupakan salah satu kendala utama bagi
kesuburan tanah masam. Tanah ini memerlukan P dengan takaran tinggi untuk
memperbaiki kesuburantanah dan meningkatkan produktivitas tanaman. Untuk
mengatasi kendala kekahatan P umumnya menggunakan pupuk P yang mudah larut
seperti TSP, SP-36, SSP, DAP. Pupuk tersebut mudah larut dalam air sehingga
sebagian besar P akan segera difiksasi oleh Al dan Fe yang terdapat di dalam
tanah dan P menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Fosfat alam dengan kandungan
Ca setara CaO yang cukup tinggi (>40%) umumnya mempunyai reaktivitas tinggi
sehingga sesuai digunakan pada tanah-tanah masam. Sebaliknya, fosfat alam
dengan kandungan sesquioksida tinggi (Al2O3 dan Fe2O3) tinggi kurang sesuai
digunakan pada tanah-tanah masam.
Pengaturan
sistem tanam. Pengaturan sistem tanam sebenarnya hanya bersifat untuk
mencegah keasaman tanah atau mencegah kemasaman tanah yang lebih parah. Hal ini
berkaitan erat dengan artikel maspary yang berjudul Mengatasi Tanah
Asem- asemen Pada Padi Sawah. Pemberaan. Untuk mempertahankan
kesuburan tanah, petani memberakan lahan [Bahasa Jawa: bero] atau
membiarkan semak belukar tumbuh di lahan yang telah diusahakan beberapa musim.
Menurut mereka, tanaman akan tumbuh lebih baik pada lahan yang sebelumnya
diberakan. Bera dengan hanya mengandalkan suksesi alami memerlukan waktu lebih
lama untuk mengembalikan kesuburan tanah. Tumpanggilir. pengusahaan
satu jenis tanaman semusim saja selama tiga tahun berturut-turut menyebabkan
tanah menjadi “kurus” dan “cepat panas”. Menurut pengamatan petani, jenis
tanaman pangan yang banyak menguras zat makanan dalam tanah [Bhs.Jawa : ngeret
lemah] adalah ubikayu, ketela rambat dan kacang
tanah.Tumpangsari. Beberapa petani juga melakukan tumpangsari di lahan
mereka. Pada umumnya dasar keputusan petani untuk memilih sistem tumpangsari
adalah karena alasan ekonomi, bukannya kesadaran untuk mempertahankan kesuburan
tanah. Misalnya pendapatan petani dari hasil tumpangsari jagung dan padi
ternyata lebih besar dari hasil jagung atau padi monokultur. Pencegahan
erosi. Pada dasarnya petani menyadari pentingnya pencegahan erosi di lahan
mereka, terutama pada lahan yang curam. Beberapa usaha yang telah dicoba adalah
dengan membuat guludan sejajar kontur atau menggunakan batang pohon yang
ditebang pada saat pembukaan lahan sebagai teras-teras akan tetapi karena
intensitas curah hujan yang tinggi serta struktur tanah yang kurang mantap menyebabkan
guludan tersebut mudah longsor. Sebagian petani ada yang membuat guludan tegak
lurus arah kontur, sehingga air limpasan bisa mengalir lebih cepat. Cara ini
memang bisa mengurangi kerusakan guludan dan mempercepat pematusan karena
tanaman tertentu tidak menyukai tanah yang terlalu basah, tetapi pengikisan
tanah (erosi) tetap terjadi.
Pemberian
Mikroorganisme Pengurai. Terdapatnya bahan organik yang belum terurai juga akan
menyumbangkan tingkat keasaman tanah, pristiwa ini sering maspary lihat pada tanah-tanah
sawah yang terlalu cepat pengerjaannya. Pemberian mikroorganisme pengurai akan
mempercepat dekomposisi bahan organik dalam tanah sehingga akan membantu
ketersediaan dan keseimbangan unsur hara. Selain itu perombakan bahan organik
juga akan menyeimbangkan KTK tanah.