Aturan seragam untuk anggota Polri yang membuat polisi wanita (Polwan) tak bisa mengenakan jilbab mendapat respons banyak pihak. Dai terkenal Abdullah Gymnastiar pun turut berkomentar dalam akun twitter-nya di @aagym.
"Di inggris Polwan diizinkan berjilbab, karena menghargai hak azasi manusia," ungkapnya, Rabu (5/6).
Pimpinan Pondok Pesantren Darut Tauhid Bandung ini pun mempertanyakan Peraturan Kapolri yang tidak memperbolehkan Polwan berjilbab. "Di indonesia mengapa POLRI belum mengizinkan ya?" tanyanya.
Polri tidak memperbolehkan Polwan berjilbab karena adanya Perkap yang sudah mengatur soal seragam Polwan. Guna mendapatkan dukungan agar boleh mengenakan jilbab saat mengenakan seragam dinas, muncul grup 'Dukung Polwan Berseragam di Izinkan Menggunakan Jilbab.
'Polwan di Aceh Harusnya Jadi Yurisprudensi'
Penerapan jilbab polisi wanita (Polwan) di Polda Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dinilai bisa jadi yurisprudensi bagi Polri untuk melegalkan pakaian berjilbab bagi Polwan.
"Di Aceh para Polwan-nya memakai jilbab dan hal itu bisa dijadikan yurisprudensi bagi Kapolri,"ujarnya saat dihubungi RoL, Rabu (5/6). Menurutnya, Kapolri Jendral Pol Timur Pradopo dapat menjadikannya sebagai pertimbangan dan meminta pendapat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk diatur dalam Perkap.
Meski Indonesia bukan negara agama, ungkapnya, mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. Termasuk Polwan yang merupakan anggota Polri. "Sudah sepatutnya Kapolri memenuhi keinginan Polwan yang ingin memakai jilbab saat ia berdinas,"jelasnya.
Pelarangan jilbab dijajaran kepolisian berawal dari curahan hati seorang polwan yang mengeluh karena tidak diizinkan mengenakan jilbab saat berseragam.
Grup facebook pun dibuat oleh para polwan yang ingin berjilbab untuk meminta dukungan. Saat ini, grup itu mendapat respon 1.334 Facebooker.
"Jeritan hati perwira Polwan tersebut juga telah disampaikan ke MUI, para ulama dan DPR RI," ujar polwan yang tidak bersedia disebutkan namanya.