Test Footer 1

Thursday 27 June 2013

Gudang

Kenali dan waspadai tokoh-tokoh Syi'ah Indonesia ini, dari penyanyi hingga anggota MUI Pusat

Beberapa saudara muslim sudah ada yang mengenali dan mewaspadai beberapa tokoh syi’ah berikut ini. Namun mayoritas muslim belum, lantaran  ada pengaburan dan tipu-tipu yang dilakukan oleh tokoh-tokoh ini. Mereka para tokoh syi’ah adalah orang-orang yang tampil di permukaan. Menurut ustadz Farid Ahmad Okbah MA, Direktur Pesantren Al-Islam “Mereka yang ada di organisasi-organisasi syi’ah seperti ABI, IJABI dan lain-lain tidak melakukan taqiyah (berdusta untuk menyembunyikan keyakinan syi’ahnya).” Demikian ungkap ustadz kepada arrahmah.com beberapa waktu lalu. Mereka syiah tulen.
Saat ini mereka semakin berani dengan mulutnya mengatakan dirinya syi’ah, demikian pula dalam bentuk dukungan fisik material dan mental spiritual terhadap pengikutnya. Seperti terekam dalam kehadiran tokoh-tokoh ini di tempat pengungsi syi’ah Sampang, Madura, sebagai bentuk dukungan terhadap mereka. Berikut ini adalah tokoh-tokoh tersebut:
1. Jalaludin Rahmat
jalaluddin2brakhmat
Seorang yang pada tahun akhir 1980-an dikenal sebagai pakar komunikasi. Sampai saat ini dia adalah pengajar di Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung. Dia disebut-sebut sebagai tokoh sentral syi’ah Indonesia. Ternyata ini bukan isapan jempol bila dilihat dari kiprahnya dan dan sepak terjangnya pada organisasi syi’ah di Indonesia. Pendiri dan pimpinan SMA Muthahhari, Bandung ini juga menjadi pendiri Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta bersama Dr. Haidar Bagir. Jalaludin Rahmat kini menjabat sebagi Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) yang kini sudah mempunyai hampir 100 Pengurus Daerah (tingkat kota) di seluruh Indonesia dengan jumlah anggota sekitar 2,5 juta orang. Selain itu ia mendirikan Pusat Kajian Tasawuf (PKT): Tazkia Sejati, OASE-Bayt Aqila, Islamic College for Advanced Studies (ICAS-Paramadina), Islamic Cultural Center (ICC) di Jakarta, PKT Misykat di Bandung. Semua lembaga-lembaga tersebut adalah organisasi syi’ah. Bisa dilihat pada buku Fakta dan Data Perkembangan Syi’ah di Indonesia September 2012, karya ustadz Farid Ahmad Okbah MA.
Adapun pernyataan Kang Jalal, begitu dia biasa dipanggil yang mendukung syi’ah yakni pada 29 Agustus 2012 lalu, dia mengancam untuk menumpahkan darah Ahlus Sunnah di Nusantara atas bentrokan Sampang Madura. “Orang-orang Syiah tidak akan membiarkan kekerasan ini. Karena untuk pengikut Syiah, mengucurkan darah bagi Imam Husein adalah sebuah kemuliaan,” ujar Jalaluddin
2. Dina Y. Sulaeman,  
Dina Y Sulaeman
Perempuan yang lahir di Semarang pada 30 Juli 1974. Penerima summer session scholarship dari JAL Foundation untuk kuliah musim panas di Sophia University Tokyo ini lulus dari Fak. Sastra Arab Universitas Padjdjaran tahun 1997. Ia sempat menjadi staf pengajar di IAIN Imam Bonjol Padang. Tahun 1999 meraih beasiswa S2 dari pemerintah Iran untuk belajar di Faculty of Teology, Tehran University. Tahun 2011, ia menyelesaikan studi magister Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran. Tahun 2002-2007 ia berkarir sebagai jurnalis di Islamic Republic of Iran Broadcasting.

Dina penulis yang produktif, banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa dia adalah seorang syiah sejati. Berikut ini sejumlah buku yang telah ditulisnya, antara lain, Oh Baby BluesMukjizat Abad 20: Doktor Cilik Hafal dan Paham Al Quran, Pelangi di PersiaAhmadinejad on PalestineObama RevealedBintang-Bintang Penerus Doktor CilikPrincess NadeeraPrahara Suriah dan Journey to Iran.Aktif menulis artikel opini politik Timur Tengah yang dimuat di media massa dan berbagai website. Otong Sualeman suami Dina, juga syiah,  dia adalah mahasiswa Qom yang menulis novel Dari Jendela Hauzah, terbitan grup Mizan. Keduanya pernah bekerja sebagai jurnalis di IRIB (Radio Iran Indonesia) selama tujuh tahun di Iran.
3. Haidar Bagir
haidar-bagir (1)Haidar Bagir bersama Jalaluddin Rakhmat, mendirikan Yayasan Muthahhari, yang mengelola SMA (Plus) Muthahhari di Bandung dan Jakarta.
Haidar Bagir merupakan pendiri perusahaan Penerbit Mizan. Oleh karena itu, perlu diwaspadai buku-buku terbitan Mizan tentang persoalan Syiah dan Ahlus Sunnah. Demikian juga ia pernah bekerja di surat kabar Republika, sehingga sampai sekarang pengaruhnya terhadap pemberitaan Syi’ah masih menyudutkan Ahlus Sunnah, membela Iran dan sekutu-sekutu Syi’ahnya, dan melakukan taqiyah dalam pemberitaannya.
Haidar Bagir lahir di Solo, 20 Februari 1957 ini adalah alumnus Teknologi Industri ITB 1982 dan mengenyam pendidikan pasca sarjana di Pusat Studi Timur Tengah Harvard University, AS 1990-1992, dan S-3 Jurusan Filsafat Universitas Indonesia (UI) dengan riset selama setahun (2000 – 2001) di Departemen Sejarah dan Filsafat Sains, Indiana University, Bloomington, AS. Sejak awal 2003, dia mendapat kepercayaan sebagai Ketua Yayasan Madina Ilmu yang mengelola Sekolah Tinggi Madina Ilmu yang berlokasi di Depok.
Di antara pengalaman pekerjaan lainnya, menjadi direktur utama GUIDE (Gudwah Islamic Digital Edutainment) Jakarta, ketua Pusat Kajian Tasawuf Positif IIMaN, Ketua Badan Pendiri YASMIN (Yayasan Imdad Mustadh’afin), staf pengajar Jurusan Filsafat Universitas Madina Ilmu (1998), staf pengajar Jurusan Filsafat Universitas Indonesia (1996), dan staf pengajar Jurusan Filsafat Universitas Paramadina Mulya, Jakarta (1997).
4. DR. Khalid Al Walid, MA                              
dr-khalid-al-walid
Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat KH. Cholil Ridwan, menjelaskan bahwa organisasinya melakukan evaluasi atas dugaan adanya seorang tokoh Syiah dalam kepengurusan MUI pusat. Hal ini mengemuka setelah tokoh tersebut datang ke Sampang atas nama MUI pusat, mendesak dicabutnya fatwa sesat Syiah dari MUI Jatim.

Pengurus MUI yang terindikasi sebagai penganut Syiah adalah DR. Khalid Al-Walid. Ia adalah alumnus dari Hawzah Ilmiah Qom, yang judul desertasinya di UIN Syarif Hidayatullah adalah “Pandangan Eskatologi Mulla Shadra”.
Saat disertasinya diuji oleh tim penguji dari UIN Syarif Hidayatullah, Prof. DR. Azyumardi Azra pada Tahun 2008 lalu. Tiba di bagian akhir acara, Azyumardi bertanya, “Apakah Anda penganut mazhab Syi’ah? Jangan salah duga”. Tanyanya.
“Saya akan bangga bila UIN berhasil meluluskan seorang doktor Syiah, karena menjadi bukti nyata bahwa lembaga ini menjunjung tinggi pluralisme dan toleransi antar mazhab Islam,” lanjut Direktur Pascasarjana UIN tersebut.
Khalid Al Walid saat itu menjawab, “Eh… Saya sama dengan Pak Haidar,” jawabnya berdiplomasi seraya menunjuk DR. Haidar Bagir yang duduk di samping Prof. DR. Mulyadhi Kartanegara yang menjadi pembimbing disertasi Khalid Al Walid. Sebagaimana diketahui, Haidar Bagir adalah tokoh Syiah di Indonesia dan selalu membela berbagai kepentingan Syiah.
Selain itu, DR Khalid Al Walid juga menjabat sebagi dewan syuro Ahlul Bait Indonesia (ABI), ormas lokomotif  kelompok syiah di Indonesia.
Dalam daftar pengurus MUI yang tercantum dalam situs resminya, tercantum nama Dr. H. Khalid al-Walid, M.Ag yang menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Pusat.

5. Muhsin Labib
Muhsin LabibLabib adalah Dosen Filsafat di UIN Syarif Hidayatullah yang merupakan lulusan Muhsin Qum Iran. Ia menulis banyak buku tentang Syiah dan menjadi pembela Syi’ah Imamiyah di berbagai kesempatan.
Di antara buku-bukunya adalah Ahmadinejad: David di Tengah Angkara Goliath, Husain Sang Ksatria Langit, Kamus Shalat, Gelegar Gaza, Primbon Islam, Goodbye Bush,dan lainnya.
Muhsin Labib pernah mengatakan, “Orang yang anti Syiah adalah orang yang esktrimis dan menjadi ancaman bagi negara Republik Indonesia.”
Dia  adalah penyanyi yang cukup terkenal yang biasa berduet dengan biduanita Sulis. Salah satu lagunya yang berjudul Ya Thoyibah, diubah liriknya dalam bahasa Arab dan berisi pujian pada Ali bin Abi Thalib secara berlebihan.
Hadad Alwi turut mengunjungi korban konflik sosial syiah di Sampang Madura 29 September 2012. Dia memberi motifasi dan dukungan kepada para pengungsi syiah.
Sementara, kalau nyanyiannya itu seperti Ya Thoybah, tidak mudah diidentifikasi oleh orang awam kebanyakan, sehingga orang tidak mudah untuk menyalahkannya. Karena dia berbahasa Arab, menyebut nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sahabat Ali radhiyallahu ‘anhu menyebut Al-Quran dan sebagainya. Padahal, nyanyian Ya Thoybah itu justru isinya berbahaya bagi Islam, karena ghuluw (berlebih-lebihan) dalam memuji Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Berikut ini kutipan bait yang ghuluw dari nyanyian Ya Thoybah (wahai Sang Penawar): Ya ‘Aliyya bna Abii Thoolib Minkum mashdarul mawaahib. Artinya: “Wahai Ali bin Abi Thalib, darimulah sumber keutamaan-keutamaan (anugerah-anugerah atau bakat-bakat).”

SEBARKAN 
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini !!!!!
Read More
Gudang

Salah Paham Tentang Hadis “Kebanyakan Penghuni Neraka Adalah Wanita”


Abdullah bin Abbas berkata, “Terjadi gerhana matahari… Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaksanakan shalat. Beliau berdiri lama sekali… selesai beliau shalat, matahari terlihat sudah muncul. Lalu beliau bersabda: ‘Sesungguhnya matahari dan rembulan adalah dua di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak gerhana lantaran kematian seseorang ataupun karena kelahirannya. Oleh sebab itu, apabila kalian melihat gerhana itu, maka ingatlah kepada Allah!’
Kaum Muslimin bertanya: ‘Wahai Rasulullah, kami melihatmu seakan-akan memetik sesuatu pada tempatmu ini. Kemudian kami melihatmu pula agak tertegun?’
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Aku melihat surga. Lalu aku mencoba memetik anggur darinya. Seandainya aku dapat mengambilnya, tentu kalian dapat memakannya selama dunia masih ada. Dan aku melihat neraka Aku sama sekali belum pernah melihat pemandangan yang lebih seram seperti yang aku lihat hari ini. Aku melihat kebanyakan penghuni neraka itu adalah para wanita.’ Kaum muslimin bertanya: ‘Apa sebabnya, ya Rasulullah?’ Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Sebab kekafiran mereka.’ Ada yang bertanya: ‘Apakah karena mereka mengkufuri Allah?’ Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Sebab mengkufuri kenikmatan berkeluarga dan kebaikan (orang kepadanya). Kalau engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka sepanjang tahun, kemudian dia melihat satu kesalahan kecil padamu, maka akan dia berkata, “Aku tidak pernah melihat kebaikan darimu sama sekali.’” (HR Bukhari dan Muslim)[1]
 Dalam hadits ini ada dua hal yang patut kita bahas dan kita renungkan:
Pertama apa maksud hadits tersebut? Apakah wanita lebih banyak menghuni neraka karena kejahatan lebih dominan menguasai fitrah mereka, sementara pada diri laki-laki tidak demikian? Jika ternyata hal itu bukan hanya terdapat dalam diri wanita, tentu mereka tidak dimintai pertanggungjawaban karena berbuat kejahatan. Hadits tersebut menetapkan bahwa mereka bertanggungjawab terhadap apa yang mereka kerjakan dengan tangan mereka sendiri, seperti ketidakpatuhan mereka kepada keluarga/suami. Benar sekali apa yang dikatakan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar berikut ini, “Dalam hadits Jabir terdapat dalil yang menunjukkan bahwa yang terlihat di dalam neraka itu adalah wanita-wanita yang memiliki sifat-sifat tercela seperti dalam hadits berikut:
‘Orang yang paling banyak aku lihat di dalamnya (neraka) dari kalangan wanita yang apabila diberi kepercayaan menyimpan rahasia, dia bocorkan; apabila diminta sesuatu kepadanya, dia bakhil; apabila mereka yang meminta, mereka ngotot dan minta banyak; serta apabila diberi, mereka tidak pandai berterima kasih.’”[2]
Hadits ini mengingatkan kita pada sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Aku lihat ke dalam surga, lalu aku lihat kebanyakan penghuninya dari kalangan fakir miskin.”[3]
Lantas apa yang membuat jumlah orang kaya di surga cenderung sedikit? Jawabannya tidak lain karena banyak di antara mereka yang melakukan kemaksiatan dengan ulah mereka sendiri, seperti mengambil harta haram, membelanjakannya untuk sesuatu yang haram, kikir, dan tidak mau menyumbangkannya pada jalan-jalan yang baik.
Kedua, manfaat apa yang dapat kita ambil sebagai umat Islam, baik laki-laki maupun wanita, dari hadits ini? Menurut hemat saya, manfaat terbesar yang dapat kita petik dari hadits ini adalah amalan atau upaya kita semua untuk menghindarkan diri dari api neraka. Tidak ada tujuan disebutkan neraka dan keadaannya kecuali untuk menghindarkan diri darinya.
Lalu bagaimana cara kaum wanita menghindarkan dirinya dari api neraka? Di antara caranya adalah dengan meninggalkan sikap durhaka terhadap keluarga/suami. Bagaimana pula caranya agar wanita dapat menjauhkan diri dari sikap durhaka terhadap keluarga tersebut? Jawabnya, mulailah melalui pendidikan dan pengarahan guna mempertebal rasa takwa dan taat kepada Allah di dalam hatinya. Kemudian dilakukan juga dengan mengingat pesan dan nasihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika mereka digoda oleh setan. Namun, jika ternyata mereka kalah, sehingga terjebak ke dalam perbuatan maksiat, maka mereka harus segera beristighfar (mohon ampunan dari Allah) dan memberikan sedekah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits berikut:
“Wahai kaum wanita, bersedekahlah kalian (dalam riwayat Muslim: ‘Dan perbanyaklah istighfar’), karena aku melihat kalian sebagai penghuni neraka yang terbanyak.” Kaum wanita bertanya, “Apa sebabnya, wahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Karena kalian banyak mengutuk dan mengingkari budi baik suami.” (HR Bukhari dan Muslim)[4]
Al Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Dari hadits ini dapat diambil beberapa pelajaran, diantaranya: anjuran menyampaikan nasihat, sebab nasihat dapat menghilangkan sifat tercela tersebut serta sedekah itu dapat menghindarkan azab dan mungkin dapat juga menghapuskan dosa yang terjadi antara para makhluk.”[5]
Kemudian bagaimana pula kaum laki-laki menjaga dirinya dari api neraka? Caranya adalah dengan menghindari perbuatan-perbuatan yang haram dan menunaikan semua kewajibannya. Di antara kewajiban kaum laki-laki adalah memelihara ibu-ibu mereka, saudara-saudara perempuan, para istri, dan anak-anak perempuan mereka dengan baik. Di antaranya dengan menyediakan peluang yang cukup untuk memberi pelajaran dan nasihat yang berkesan serta ibadah yang dilakukan secara berjamaah, seperti shalat Jum’at, shalat dua hari raya, atau tarawih sehingga hati mereka dipenuhi oleh nilai-nilai iman dan takwa. Demikian pula halnya dengan memberikan peluang yang cukup agar mereka dapat mengerjakan amal saleh seperti bersedekah, beramar ma’ruf nahi munkar, serta mengajak manusia menuju kebaikan. Hal-hal seperti itu merupakan sifat kepemimpinan yang baik dan diwajibkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala  atas kaum laki-laki. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita …” (An Nisa’: 34)
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (at-Tahrim: 6)
Juga termasuk kepemimpinan yang baik seperti apa yang dikatakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sabda beliau berikut:
“Seorang lelaki/suami adalah pemimpin bagi anggota keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban mengenai mereka.” (HR Bukhari dan Muslim)[6]

[1] Bukhari, Kitab: Bab-bab gerhana, Bab: Shalat gerhana secara berjamaah, jilid 3, hlm. 194. Muslim, Kitab: Shalat istisqa’, Bab: Apa yang diperlihatkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika mengerjakan shalat gerhana, jilid 3, hlm. 33.
[2] Fathul Bari, jilid 3, hlm 196.
[3] Bukhari, Kitab: Kalimat-kalimat yang melunakkan hati, Bab: Keutamaan fakir, jilid 14, hlm. 57. Muslim, Kitab: Kalimat-kalimat yang melunakkan hati, Bab: Kebanyakan penghuni surga dari kalangan fakir miskin, jilid 8, hlm. 88.
[4] Bukhari, Kitab: Haidh, Bab: Wanita haidh meninggalkan puasa, jilid 1, hlm. 421. Muslim, Kitab: Iman, Bab: Keterangan mengenai berkurangnya iman bersamaan dengan berkurangnya ketaatan, jilid 1, hlm. 61.
[5] Fathul Bari, jilid 1, hlm. 422.
[6] Bukhari, Kitab: Hukum-hukum, Bab: Firman Allah “Taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri di antara kamu.” jilid 16, hlm. 229. Muslim, Kitab: Kepemimpinan, Bab: Keutamaan pemimpin yang adil, jilid 6, hlm. 8.
Read More
Gudang

Ekspresikan Cinta Kita

Ketika putrinya masih kecil dan menderita sakit, seorang ayah menimang anaknya terus-menerus di malam hari. Si kecil terus saja terjaga. Satu-satunya cara menidurkannya dalah menggendongnya di bahu sambil berjalan mondar-mandir di kamar seraya mendendangkan lagu kesayangan denga lembut. Jika sang ayah berhenti menyanyi dan mencoba menurunkannya dari gendongan, si kecil serta-merta terbangun dan menangis lagi.
Semalam suntuk, sekitar delapan jam, sang ayah menggendong dan terus menyanyi. Alhamdulillah, deman si kecil menurun. Saat fajar menyingsing barulah si anak tertidur.
Tentu saja si ayah benar-benar letik. Punggungya sakit, kakinya pegal, tenggorokannya serak, kepalanya pening, sementara ia harus segera bekerja.
Beberapa tahun kemudian, si ayah menceritakan kejadian itu pada buah hatinya. Si anak bertanya, “Papa tidak kesal padaku saat itu?”
Si ayah terkejut mendengat pertanyaannya, karena perasaan itu tidak terlintas sedetik pun dalam hatinya. “Kesal padamu?”, si ayah balik bertanya.
“Sayang, papa tidak mampu mengungkapkan cinta padamu lebih dari itu! Kenangan indah itu tidak akan pernah papa lupakan,” lanjutnya.
Ditempat lain, seorang laki-laki tua tergeletak tak berdaya di sebuh kursi roda sebuah apartemen mewah. Ubannya sudah memenuhi kepala. Tubuh tinggi besarnya berbalutkan keriput yang tergurat begitu jelasnya. Nafasnya turun-naik. Seorang dokter perempuan berada disampingnya.
Si dokter menyadari takkan mampu memindahkan sang pasien ke atas sofa. Dia pun meminta bantuan seorang pemuda yang sedang membaca buku tak jauh dari tempat itu. Dari garis wajahnya, kemungkinan besar pemuda itu adalah anak lelaki si pasien.
Cukup mengagetkan. Sang pemuda itu seakan-akan mengangkat sebatang pohon. Dia melakukan pekerjaan itu nyaris tanpa ekspresi.
Dua kisah diatas adalah gambaran kecintaan orangtua kepada anaknya, dan kecintaan anak kepada orangtuanya. Ekspresi cinta yang tulus dan bersih dimiliki oleh orangtua, sedangkan ekspresi cinta terhadap orangtua sering kali terlalu sederhana.
Read More
Gudang

Ada Apa Dengan Undangan Israel,,,


Oleh Nasihin Masha

Hari-hari pekan lalu kita kembali dikejutkan oleh berita kunjungan sejumlah orang Indonesia untuk ke Israel. Mereka terdiri atas anggota DPR, wartawan, dan aktivis sosial. Undangan dari pihak Israel, biasanya diundang oleh lembaga sosial, bukanlah sekali ini. Hampir tiap tahun ada saja warga Indonesia yang diundang ke Israel. Selain wartawan, aktivis ormas keagamaan juga menjadi target yang diundang. Walaupun mereka tak mewakili organisasinya.

Wartawan Repubika beberapa kali juga diundang untuk hadir. Namun kami selalu menolaknya. Kami menolak bukan karena kami benci Israel. Bukan. Tapi kami mengukuhi prinsip. Walau bagaimanapun undangan itu pasti ada maksudnya. Alasan klisenya adalah membangun persahabatan, pemahaman, perdamaian, dan prinsip multikulturalisme. Sebuah alasan yang luhur dan mulia.

Bahkan di antara orang yang pernah diundang itu ada yang berpendapat melalui kunjungan itu maka dirinya atau bahkan Indonesia bisa menjadi juru damai. Tujuannya adalah memerdekakan Palestina. Ada pula yang berpendapat, melalui kunjungan itu dirinya bisa menjadi lebih tahu tentang Israel. Bukan sekadar mengetahui dari pemberitaan. Katanya, kita tak bisa menilai Israel jika kita tak pernah melihatnya sendiri. Ada pula yang berpendapat, Isarel itu negara kuat dan berpengaruh. Negeri itu juga unggul dalam teknologi informasi dan industri militer. Lebih baik Indonesia berkawan. Dengan demikian Indonesia akan mendapat banyak keuntungan.

Untuk hal terakhir itu, di masa Luhut B Panjaitan menjadi menteri perdagangan, di masa pemerintahan Gus Dur, Indonesia secara resmi menjalin hubungan dagang. Sejak itu, Indonesia menjadi pasar Israel. Buah-buahan Israel membanjiri pasar Indonesia yang besar. Ada lebih dari 200 juta penduduk Indonesia. Bandingkan dengan penduduk Israel yang hanya sekitar lima juta orang. Kita tak tahu Indonesia sudah mengekspor apa ke Israel. Atau teknologi militer apa dan teknologi informasi apa yang sudah ditrasfer ke Indonesia. Yang paling mungkin adalah Indonesia kembali menjadi konsumen belaka. Artinya, hubungan dagang itu lebih menguntungkan Isarel dibandingkan menguntungkan Indonesia.

Sebagian orang-orang yang pernah diundang ke Israel itu justru kemudian menjadi juru bicara efektif Israel di Indonesia. Melalui media sosial, atau bahkan melalui percakapan langsung, mereka berkicau. Apalagi mereka adalah orang-orang penting. Bukan orang kebanyakan. Mereka akan menyebut bahwa di Israel ada penduduk non Yahudi yang hidup damai. Bisa menjadi anggota parlemen.

Dengan mulut berbusa, mereka akan menceritakan keluhuran Israel. Mereka lupa pada fakta kerasnya: mereka mencaplok tanah air orang lain, mengusir dan membunuh bangsa lain. Mereka menjajah – sebuah kejahatan yang telanjang dan tak butuh dijelaskan. Pasti tak ada yang indah dari penjajahan. Orang Indonesia yang bercerita tentang itu rupanya sudah lupa pada sejarah negerinya. Saat Belanda menjajah Indonesia, Belanda juga membuka sekolah, mengangkat pribumi sebagai pegawai, membangun jalan dan jembatan, membangun industri dan perkebunan, menempatkan pribumi di parlemen, dan seterusnya. Tapi tetap saja Indonesia dijajah Belanda. Kita lebih memilih mati daripada dijajah. Tak ada kehormatan dalam penjajahan.

Terlepas dari segala kepiluan, suka tidak suka, secara internasional Indonesia dinilai menganeksasi Timor Timur. Indonesia persis melakukan seperti yang dilakukan Belanda. Bahkan Indonesia membangun patung Yesus yang besar di negeri yang kemudian menjadi Timor Leste tersebut. Indonesia bahkan memakmurkan mereka. Tapi mereka tetap ingin merdeka. Tanpa dukungan konsisten dari negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Australia, Amerika Latin, Afrika, dan sebagainya, kita sulit membayangkan Timor Timur bisa merdeka. Konsistensi. Itulah sikap yang diharapkan agar Palestina bisa merdeka.

Lalu mereka bertetangga damai dengan Israel di sebelahnya. Sebuah kompromi yang sangat menyakitkan bangsa Palestina. Tapi itupun Israel tak pernah memberikannya. Tak ada kemerdekaan yang diberikan. Kemerdekaan itu diperjuangkan dan direbut. Memang tak mudah. Dan sebagian dari kita kemudian ikut frustrasi. Menjadi manusia lembek yang kehilangan prinsip, jati diri, dan lupa pada sejarah negerinya sendiri. Setelah berkunjung, lalu apa yang bisa Anda lakukan terhadap Israel? Obama pun tak mampu. Siapa Anda?

Mereka lupa pada Pembukaan UUD 1945. Mereka lupa pada pesan Bung Karno: “Selama kemerdekaan bangsa Palestina beloem diserahkan kepada orang-orang Palestina maka selama itoelah bangsa Indonesia berdiri menantang pendjadjahan Israel.” Karena amanat konstitusi pula Indonesia memparakarsai Konferensi Asia Afrika, yang memerdekakan banyak negeri di Afrika. Karena amanat konstitusi pula Indonesia memprakarsai Gerakan Non-Blok, yang independen dalam pertarungan dua blok. Dan di era pasca Perang Dingin ini, Indonesia tetap berpegang pada amanat konstitusi: menolak penjajahan di atas muka bumi.

Read More
Gudang

5 Bocah Ajaib Menggemparkan Dunia

ALLAH memang Maha Kuasa atas segalanya. Terbukti 5 bocah ajaib berhasil menggemparkan dunia. Siapa saja mereka ?

edi al munawarah
Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i

Sebuah keajaiban di Abad 20. Sayyid Muhammad Hussein Tabataba'i, seorang bocah yang sudah hafal surat-surat dalam Al-Qur'an dan sudah bisa menafsirkannya dan sudah mendapat gelar Doktor di usia 7 tahun di Hijaz Collage Islamic University di Inggris.

Akrit Jaswal

Akrit Jaswal yang mempunyai IQ 146 (Manusia terpintar di India) sejak berusia 7 tahun ia sudah bisa melakukan operasi pembedahan secara otodidak. Pada Usia 12 tahun dia diterima di Universitas Punjab dan dia dikenal sebagai mahasiswa yg paling muda sepanjang sejarah India.

Abdurrahman Farih


Di bumi Aljazair, ada anak berusia 3 tahun ini bernama Abdurrahman Farih bisa menghafal Al Quran lewat pendengarannya terhadap tilawah Al-Quran yang didengarkan sejak ia masih di dalam kandungan ibunya.

Ayahnya menceritakan bahwa Abdurrahman baru bisa berbicara ketika berumur 2 tahun, dan kata-kata pertama yang keluar dari mulutnya adalah bacaan surat al-Kahfi. 


Ali Yakubov


Di Rusia ada kemunculan ayat-ayat 'Al Quran" di sekujur tubuh bayi berusia 9 bulan, bayi itu bernama Ali Yakubov.

Ketika lahir, Ali pertama kali didiagnosis menderita penyakit jantung dan kelumpuhan serebral infantil. Namun, saat diperiksa lagi Ali dinyatakan sehat.

Fenomena itu menarik perhatian 2000 orang Muslim Republik Dagestan kawasan utara Rusia mendatangi untuk melihatnya.

Sharifuddin Khalifa

Anak ajaib ini bernama Sharifuddin Khalifa. Anak yang terlahir dari keluarga Katholik pada Desember 1993 berasal disebuah daerah di Tanzania, Afrika Timur.

Apa yang luar biasa dari anak ini? Pada usia 1,5 tahun, Khalifa menghafal 30 juz Alquran dan shalat lima kali sehari. Ia mampu menghafal Alquran tanpa ada seorang pun yang mengajarinya. Subhanallah...

Pada usia empat hingga lima tahun, ia sudah berkeliling Afrika-Eropa untuk berceramah. Berkat dakwaahnya, ribuan orang memeluk Islam. Di Kenya, sebanyak 1.000 orang berduyun-duyun bersyahadat setelah mendengar ceramahnya.
Read More
Gudang

Tak Tahan Persaingan, Artis Asal Aceh Ini 'Minggat' Dari Jakarta


Jakarta - Bagi artis peran Hemalia Putri, persaingan bisnis di Jakarta ketat. Karena itu, ia memilih membuka butiknya di luar Ibu Kota.

Perempuan yang sering menghiasi layar kaca melalui sinetron religi tersebut akhirnya memilih Batam untuk mengembangkan sayap bisnis yang digelutinya. 

"Perkembangannya di sana bagus. Jadinya, sekarang harus bolak-balik Jakarta-Batam," kata Helmalia di sela shooting sinetron seri 3 Semprul Mengejar Surga, yang dilangsungkan di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (26/6/2013). 

Wanita kelahiran Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam, 13 April 1983, ini mengaku pernah memiliki butik di Jakarta sebelumnya. "Karena enggak sempat ngurusin, jadi aku pikir berhenti dulu," ceritanya. 

Hal buruk juga pernah dialaminya ketika membuka butik di Jakarta. "Kemarin ada pengalaman buruk juga, jadi belajar dari yang kemarin, sempat kejadian barang hilang," keluhnya. 

Untuk menjalankan butiknya di Batam, ia belajar dari pengalamannya berbisnis di Jakarta. "Ya, harus ada orang tepercaya buat ngurus keuangan, terus urus barang juga kan. Sekarang sih urus sendiri," ujarnya.
Read More
Gudang

Belajar sebagai Kebutuhan


Salah satu perbedaan manusia dengan binatang yaitu kemampuan dan kebutuhan untuk belajar (learning). Lihatlah bayi yang baru lahir. Keingintahuannya terhadap segala hal yang baru dijumpainya demikian besar. Saat dia mulai bisa melihat, maka dipandanginya terus tangan yang dimilikinya. Setelah itu eksplorasinya berlanjut dengan dimasukkannya ke dalam mulutnya. Semua itu bagian dari proses belajar sang bayi untuk mengenali anggota badannya. Tidak hanya itu, benda-benda yang ada di sekitarnya pun juga diperhatikan dan dieksplorasi sebagai bagian dari proses belajarnya. Saat dia mulai bisa merayap, merangkak, berjalan maka berbagai tempat dicoba didatanginya tanpa memperhitungkan resiko bahayanya. Keingintahuannya membuatnya berani untuk mencoba tanpa rasa takut.
Saat mulai bisa berbicara, cara belajarnya pun berkembang dengan bertanya. Segala hal baru ditanyakannya dengan pertanyaan filosofis “mengapa”. Orang tua terkadang bingung menjawabnya. Jawaban yang diperoleh disimaknya dengan baik dan jika belum puas dia terus bertanya “mengapa”. Demikianlah manusia sejak bayi dan anak-anak memang memiliki kemampuan dan kebutuhan untuk belajar. Allah menganugerahkan kemampuan itu karena memang manusia makhluk Allah yang special. Allah ciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini.
Sampai akhirnya dia pun masuk sekolah dan belajarnya menjadi formal. Pendidikan dasar SD dan SMP, berlanjut ke pendidikan menengah SMA atau SMK lalu pendidikan tinggi Diploma, S1, S2 atau S3. Belajar pun identik dengan sekolah dan bersekolah menjadi wajib, apalagi adanya program pemerintah berupa wajib belajar. Lalu syarat utama agar dapat mudah mencari kerja juga dilihat dari tingkat pendidikan karena setiap ada lowongan kerja pasti memberi syarat pendidikan minimal.
Terjadi pergeseran dari kebutuhan menjadi kewajiban. Saat bayi dan anak-anak belajar menjadi kebutuhan dan sungguh sangat mengasyikkan. Saat masuk ke pendidikan formal berubah menjadi wajib dengan kurikulum yang sangat padat dan ada yang tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Jadilah belajar menjadi beban yang dijalani dengan kurang semangat. Targetnya bukan lagi mendapatkan ilmu atau kompetensi tetapi belajar agar dapat lulus ujian nasional yang menegangkan. Bukan hanya siswa yang stress tapi juga orang tua. Banyak yang tidak sabar akhirnya mengambil jalan pintas dengan melakukan kecurangan yang penting bisa lulus ujian nasional.
Kondisi inipun terbawa saat masuk ke perguruan tinggi. Datang ke kampus untuk belajar berbagai mata kuliah, ikut ujian sampai akhirnya menyusun skripsi, tesis atau disertasi. Menjalani ujian atau sidang, akhirnya lulus dan diwisuda. Namun setelah menyandang gelar sarjana, banyak yang tidak memiliki kompetensi, hanya memiliki ijazah. Hal ini terungkap saat wawancara kerja. Seorang direksi di perusahaan lingkup Kalla Group menceritakan pengalamannya saat mewawancarai calon karyawan. Melihat transkrip nilainya IPK tinggi di atas 3,0. Namun ditanya kompetensi tertentu dia tidak bisa. Kok bisa seperti ini? Nilai mata kuliah tidak sebanding dengan kompetensi?
Mengapa demikian? Saat kuliah dulu kita mendapatkan beragam mata kuliah yang dipandang terpisah. Tak ada pengintegrasian apalagi konstruksi menjadi kompetensi utuh. Ibaratnya kampus hanya menjadi toko bangunan yang mengeluarkan berbagai bahan bangunan berupa besi, semen, pasir dan sebagainya. Namun tidak peduli akan menjadi apa semua bahan bangunan tersebut. Apalagi mahasiswa memandang mata kuliah yang dipelajarinya hanya sebagai kewajiban, bukan kebutuhan. Prinsipnya adalah yang penting lulus ujian. Kita tidak peduli apa manfaat mata kuliah tersebut. Kita tidak pernah bertanya akan jadi apa semua bahan-bahan yang dipelajari tersebut.
Seharusnya kampus menjadi kontraktor bangunan. Ada grand design yang ingin dibangun dengan berbagai bahan bangunan tersebut. Artinya ada kompetensi yang ingin dikonstruksi dengan berbagai mata kuliah tersebut. Mahasiswa pun memahami dengan baik design tersebut. Harapannya mahasiswa dapat melihat berbagai mata kuliah yang dipelajarinya untuk membangun dirinya menjadi manusia yang kompeten. Ada visi dalam belajar sebagai kebutuhan pengembangan diri, bukan semata kewajiban agar mendapat ijazah.
Bagi dunia kerja tentu belajar harus memiliki visi kompetensi. Tuntutan pekerjaan yang menuntut pencapaian visi, misi dan target perusahaan membutuhkan kompetensi umum (personal, interpersonal, organisasional) dan khusus. Sehingga perusahaan pun harus mampu melakukan learning management bagi para karyawannya. Diawali dengan learning need analysis dengan mengidentifikasi kesenjangan kompetensi (gap competence) sebagai dasar merumuskan kebutuhan belajar para karyawan. Setelah itu learning process planning yaitu merencanakan proses belajar yang harus dilakukan oleh karyawan (training, development, education) agar kesenjangan kompetensinya berkurang. Selanjutnya learning process execution and evaluation yaitu menjalankan program pembelajaran yang efektif dan konstruktif untuk membangun kompetensi dengan monitoring dan evaluasi yang baik melalui coaching, mentoring dan counseling. Sampai akhirnya dapat dipastikan bahwa karyawan betul-betul memiliki kompetensi yang diharapkan. Ini ditandai dengan karyawan memiliki pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude) yang sesuai dengan kamus kompetensi terkait. 
Read More